8 Mujizat nabi Elia di Alkitab adalah mujizat yang dilakukan oleh nabi Elia dalam Perjanjian Lama, seperti yang dicatat dalam Kitab 1 Raja-raja dan 2 Raja-raja.
Mujizat-mujizat nabi Elia di Alkitab dilakukannya selama pelayanan kenabiannya di kerajaan Israel Utara, sejauh yang dicatat di dalam Alkitab Perjanjian Lama.
Kedelapan Mujizat nabi Elia di Alkitab tersebut sangat beragam, mulai dari menggandakan roti, membangkitkan orang mati, hingga membuat orang mati!
Sebagai informasi, Nabi Elia adalah salah satu nabi terbesar Israel di Perjanjian Lama dan salah satu tokoh Alkitab yang paling banyak melakukan mujizat.
Setelah Musa dan Elisa, nabi Elia adalah tokoh Alkitab yang paling banyak melakukan mujizat, khususnya di Perjanjian Lama.
Mujizat-mujizat yang dilakukan oleh nabi Elia di Perjanjian Lama bertujuan untuk menguatkan firman Tuhan yang dia beritakan sehingga membuat orang lain menjadi percaya kepada Allah Israel dan membuat orang yang telah percaya (umat Tuhan) semakin dikuatkan.
Di Perjanjian Lama, mujizat-mujizat atau tanda-tanda ajaib adalah salah satu ciri nabi yang benar.
Artikel kali ini akan membahas 8 mujizat yang dilakukan oleh nabi Elia di Alkitab Perjanjian Lama.
Mujizat apa sajakah yang dilakukan nabi Elia di Alkitab Perjanjian Lama? Berikut pembahasannya.
1. Membuat Hujan Tidak Turun Selama 3,5 Tahun Di Israel
“Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.” (1 Raja-raja 17:1)
Nabi Elia berkata bahwa hujan tidak akan turun selama beberapa tahun di Israel (1 Raja-raja 17:1).
Dan hal itu benar-benar terjadi. Hujan tidak turun di seluruh Israel.
Dari Perjanjian Baru kita tahu bahwa hal itu berlangsung selama 3,5 tahun (Lukas 4:25; Yakobus 5:17).
Akibatnya terjadi kelaparan parah yang melanda seluruh Israel.
Hal ini disebabkan dosa Ahab, salah satu raja Israel paling jahat, dan dosa bangsa Israel pada umumnya, di mana mereka meninggalkan Tuhan dan menyembah dewa baal.
Kejahatan Ahab ini terutama dipengaruhi oleh istrinya, Izebel, yang merupakan perempuan Sidon penyembah dewa baal (lihat poin 6 di bawah).
Tetapi Elia tetap setia kepada Tuhan, kendati hampir seluruh bangsa Israel meninggalkan Tuhan dan menyembah baal.
2. Menggandakan Roti Seorang Janda Di Sarfat
“Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.” (1 Raja-raja 17:15-16)
Akibat hujan tidak turun selama tiga setengah tahun di Israel, maka terjadi kelaparan parah di seluruh Israel.
Tetapi Tuhan memelihara hidup Elia, nabi Tuhan yang setia.
Tuhan menyuruh Elia pergi ke Sarfat, negeri Sidon, untuk memelihara hidupnya, melalui seorang janda di kota itu.
Sarfat adalah salah satu kota di wilayah Sidon, jadi tidak termasuk lagi wilayah Israel dan janda tersebut beserta anaknya bukanlah orang Israel yang percaya kepada Tuhan.
Janda Sarfat tersebut bukanlah seorang kaya, malahan ia sedang kritis, sebab ia beserta seorang anaknya laki-laki hanya mempunyai sedikit tepung dan minyak sebagai bahan untuk membuat roti.
Namun nabi Elia meminta agar ia dibuatkan dahulu roti.
Dan ajaib, ketika wanita itu taat, maka ia punya stok roti yang tak habis-habis selama musim kelaparan.(1 Raja-raja 17:2-16).
3. Membangkitkan Anak Janda Sarfat
“Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya. TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali.” (1 Raja-raja 17:21-22)
Kemudian anak perempuan Sarfat itu sakit dan akhirnya meninggal.
Lalu nabi Elia mendoakan anak tersebut dengan cara yang agak “aneh”.
Ia menelungkupkan badannya di atas badan anak itu dan mendoakannya.
Dan mujizat pun terjadi. Anak tersebut bangkit kembali! (1 Raja-raja 17:17-24).
Kebangkitan anak itu merupakan bukti kasih dan kuasa Allah bagi janda itu melalui nabiNya.
Di Alkitab dicatat beberapa orang yang pernah dibangkitkan dari kematian, sekalipun mereka ini akhirnya mati juga.
Hal ini merupakan peristiwa langka di Alkitab, yang menunjukkan kasih Tuhan kepada manusia dan kuasaNya atas maut/kematian.
Dan, sejauh yang dapat kita ketahui, kebangkitan yang pertama kali disebut di Alkitab adalah kebangkitan anak seorang janda Sarfat ini, yang dibangkitkan oleh nabi Elia.
Elia adalah salah satu tokoh Alkitab yang pernah membangkitkan orang mati.
4. Mendatangkan Api Dari Surga Yang Memakan Kurban Bakaran Di Gunung Karmel
“Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali. Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.” (1 Raja-raja 18:36-38)
Menjelang akhir hukuman bangsa Israel yang mengakibatkan hujan tidak turun 3,5 tahun, Elia mengajak bangsa Israel ke gunung Karmel beserta nabi-nabi baal, 450 orang banyaknya.
Elia menantang nabi-nabi baal siapa sesungguhnya Allah, Allah yang disembah Elia atau baal, yang mereka sembah.
Oleh karena itu Elia dan nabi-nabi baal masing-masing membuat korban bakaran dan mereka harus memanggil Allah/allah mereka masing-masing, Elia memanggil Allah dan nabi baal memanggil baal.
Dan Allah siapa yang datang dengan “memakan” persembahan korban mereka ketika mereka memanggilnya, maka itulah Allah yang benar.
Elia menyuruh mereka terlebih dulu memanggil allah mereka, namun tidak ada jawaban hingga mereka kerasukan dan melukai diri mereka sendiri seperti yang biasa mereka lakukan.
Kemudian Elia memanggil Allah. Dan Allah menjawab Elia dengan memakan persembahan korbannya. Jadi Allah Yahwe menunjukkan bahwa Dialah Allah yang benar.
Hal ini membuat orang Israel sujud sembah dan kembali kepada Allah mereka dengan meninggalkan baal.
Elia kemudian membunuh 450 orang nabi palsu yang membuat bangsa Israel tidak setia kepada Allah (1 Raja-raja 18:20-40).
5. Mendatangkan Hujan Di Israel Setelah 3,5 Tahun
“…. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut. Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: Tidak ada apa-apa. Kata Elia: Pergilah sekali lagi. Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.” Lalu kata Elia: Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan. Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat….” (1 Raja-raja 18:42-45)
“Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.” (Yakobus 5:18)
Setelah membunuh nabi-nabi baal, nabi Elia naik ke atas puncak gunung Karmel dan berdoa di situ agar hujan turun kembali di Israel.
Nabi Elia berdoa dengan bersujud ke tanah.
Ia menyuruh hambanya untuk melihat apakah hujan sudah turun.
Hambanya sampai tujuh kali datang dan pergi untuk melihat hujan turun kembali dan melaporkannya ke Elia, hingga hujan benar-benar turun di Israel (1 Raja-raja 18:41-46).
Cara Elia yang berdoa sambil bersujud untuk datangnya hujan di Israel setelah 3,5 tahun, menunjukkan kesungguhannya dalam berdoa.
6. Mendatangkan Api Dari Surga Yang Membunuh Seorang Perwira Dan 50 Pasukannya
“Sesudah itu disuruhnyalah kepada Elia seorang perwira dengan kelima puluh anak buahnya. Orang itu naik menjumpai Elia yang sedang duduk di atas puncak bukit. Berkatalah orang itu kepadanya: Hai abdi Allah, raja bertitah: Turunlah! Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu: Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu. Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.” (2 Raja-raja 1:9-10)
Alkisah, ketika raja Israel, Ahazia, sedang sakit, ia mengutus utusan kepada nabi Elia. Mereka adalah seorang perwira dengan 50 anggota pasukannya.
Mereka menjumpai nabi Elia yang sedang berada di puncak bukit. Perwira itu meminta nabi Elia turun sesuai dengan perintah raja.
Tetapi nabi Elia tidak bersedia. Ia justru mendatangkan api dari langit sehingga membakar habis perwira dan ke 50 anggota pasukannya.
7. Mendatangkan Api Dari Surga Untuk Kedua Kalinya Yang Membunuh Seorang Perwira Dan 50 Pasukannya
“Kemudian raja menyuruh pula kepadanya seorang perwira yang lain dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu orang itu berkata kepada Elia: Hai abdi Allah, beginilah titah raja: Segeralah turun! Tetapi Elia menjawab mereka: Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu! Maka turunlah api Allah dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.” (2 Raja-raja 1:11-12)
Setelah itu, raja Israel, Ahazia, mengutus kembali utusan kepada nabi Elia. Mereka adalah seorang perwira dengan 50 anggota pasukannya, sama seperti para utusan yang pertama.
Mereka menjumpai nabi Elia yang sedang berada di puncak bukit. Seperti perwira yang pertama, perwira itu pun meminta nabi Elia turun sesuai dengan perintah raja.
Dan kali ini pun nabi Elia tidak bersedia. Ia justru mendatangkan api lagi dari langit sehingga membakar habis perwira dan ke 50 anggota pasukannya, seperti yang terjadi dengan perwira dan 50 anggota pasukannya yang pertama.
Ketika raja Israel, Ahazia, mengutus kembali utusan kepada nabi Elia untuk ketiga kalinya, seorang perwira dan 50 anggota pasukannya, maka nabi Elia bersedia pergi bersama mereka, sebab perwira itu meminta Elia dengan sopan.
8. Membelah Air Sungai Yordan Dengan Jubahnya
“Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan berjalan di tanah yang kering.” (2 Raja-raja 2:8)
Di penghujung hidupnya di bumi, sebelum Elia akhirnya diangkat Tuhan ke surga, tanpa mengalami kematian, Elia melakukan satu lagi mujizat.
Elia memukulkan jubahnya ke sungai Yordan dan sungai itu pun terbelah dua sehingga sehingga Elia dan Elisa, muridnya, menyeberang dengan berjalan di tanah yang kering.
Lalu Elia terangkat ke surga tidak jauh dari sungai Yordan, disaksikan oleh hambanya, Elisa
Dan pelayanan Elia di Israel kemudian diteruskan oleh Elisa.
Itulah 8 mujizat nabi Elia di Alkitab Perjanjian Lama, sebagaimana yang dicatat dalam Kitab 1 Raja-raja dan Kitab 2 Raja-raja.