Makna dari simbol salib terbalik sebenarnya berhubungan dengan Santo Petrus, salah satu dari dua belas murid Yesus. Menurut Injil Yohanes (Perjanjian Baru di Alkitab Kristen) Petrus lahir di Betsaida {Yohanes 1:44), Galilea, dan ayahnya bernama Yohanes.
Santo Petrus atau Simon Petrus, adalah salah satu dari ke-12 murid atau rasul Yesus Kristus yang wafat sebagai martir lewat hukuman penyaliban. Kisah penyaliban santo Petrus ini tercatat di catatan macam Acts of Peter dan Martyrdom of Peter yang keduanya merupakan catatan naskah apokrif kuno dalam bahasa Yunani.
Menurut gereja sendiri secara universal terdapat beberapa jenis salib, namun yang kita bahas hanya tanda salib tidak terbalik dan salib terbalik yang saat ini menjadi simbol anti kristus. Berikut pembahasannya:
Salib Tidak Terbalik
Gereja Katolik mengimani sifat gereja berupa Apostolik (Rasul) yang artinya gereja berakar dari Karya Para Rasul. Gereja Universal atau Gereja Katolik terus mempertahankan dan melestarikan tradisi iman yang diwariskan oleh para Rasul dan Bapa Gereja, salah satunya simbol salib ini.
Salib tidak terbalik adalah suatu simbol yang mengingatkan umat kristiani akan sejarah keselamatan dimana hal ini merujuk pada salib Yesus Kristus. Ciri khas Salib Yesus Kristus menurut tradisi iman Gereja Katolik terdiri dari 3(tiga) bagian, yaitu:
1. Palang
Palang ini terdiri dari bagian yang saling berpotongan vertikal dan horizontal, berbentuk (+).
2. Tulisan INRI
Tulisan INRI terdapat pada bagian atas palang vertikal. INRI merupakan singkatan dari kalimat dalam bahasa Latin IESVS·NAZARENVS·REX·IVDÆORVM (Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum) yang dalam bahasa Indonesia berarti Yesus Orang Nazareth Raja Orang Yahudi.
Tulisan ini disematkan oleh Pontius Pilatus, Gubernur Romawi Wilayah Yudea yang memiliki makna politis. Mengabulkan tuntutan masyarakat dan pemuka Yahudi supaya menyalibkan Yesus yang sekaligus digunakan untuk mempermalukan bangsa Yahudi sebagai bangsa jajahan Romawi.
3. Corpus Christi
Istilah Corpus Christi berasal dari bahasa Latin yang berarti Tubuh Kristus. Patung Corpus Christi yang menempel pada salib ini yang menjadi ciri khas Salib Yesus Kristus menurut tradisi Iman Gereja Katolik yang sering menjadi pembeda diantara gereja-gereja lainnya.
Dahulu, setiap benda-benda suci termasuk kayu salib diambil dan dipotong-potong kecil dan ditempatkan sebagai Relikui di gereja-gereja. Hingga kini tradisi iman Katolik akan Salib Suci terus dilestarikan. Komunitas Kristen Katolik biasanya memasang Salib Tidak Terbalik (lengkap dengan 3 bagian di atas) di ruangan-ruangan.
Simbol Salib Terbalik
Seperti dijelaskan sebelumnya, Gereja Katolik mengimani para rasul, salah satunya Rasul Petrus yang merupakan rasul pemimpin yang telah diberi mandat oleh Yesus untuk memimpin umat. Selanjutnya Petrus memimpin umatnya di Roma, dimana Uskup Agung Roma dalam tradisi iman rasuli bergelar Primus Interpares.
Dari tradisi iman rasuli inilah Gereja Katolik menimani bahwa Ukup Agung Roma merupakan pemimpin Gereja Seluruh Dunia yang saat ini dikenal sebagai Paus.
Pada era awal Kabar Sukacita diwartakan di berbagai penjuru Mediterania, Para Rasul kerap mengalami penganiayaan, terutama dari Pemerintah Kekaisaran Romawi. Hingga pada akhirnya Rasul Petrus-Sang Uskup Agung Roma wafat sebagai Martir dengan cara disalib pada masa pemerintahan Kaisar Nero.
Nero merencanakan untuk menghukum mati Petrus. Ketika murid-murid mendengarnya, mereka memohon kepada Petrus untuk melarikan diri dari kota itu [yang diyakini Roma] dan ia melakukannya. Namun, ketika ia sampai di pintu gerbang kota, ia melihat Kristus yang berjalan ke arahnya. Petrus menjatuhkan diri bertelut dan berkata, “Tuhan, Engkau mau pergi ke mana?” Kristus menjawab, “Saya datang untuk disalibkan lagi.” Melaluinya, Petrus tahu ini waktu untuk menderita dan mati bagi Yesus dan memuliakan Allah (Yohanes 21:19). Jadi, ia kembali ke kota. Setelah ditangkap dan dibawa ke tempat kemartiran. Menurut St. Jerome, ia meminta agar disalibkan dengan posisi terbalik karena ia memandang dirinya tidak layak untuk disalibkan dalam posisi yang sama dengan Tuhannya.
Dengan segala kerendahan hati, Rasul Petrus merasa tidak pantas bilamana ia disalibkan serupa dengan Yesus Kristus. Maka, ia memilih disalibkan terbalik dengan kepala di bawah.
Kemartiran Rasul Petrus menjadi catatan sejarah tradisi iman Rasuli. Bahwa Sang Rasul Penerima Mandat dari Yesus Kristus yang juga pengemban takhta Uskup Agung Roma telah wafat sebagai Martir Kristen.
Selanjutnya, Gereja Katolik memberikan penghormatan atas karya kerasulan, penggembalaan, dan kemartiran Rasul Petrus. Takhta Uskup Agung Roma menggunakan lambang Kunci yang mengingatkan karya kerasulan Petrus dan lambang Salib Terbalik, yang mengingatkan karya kemartiran Petrus. Salib Terbalik adalah salib yang merepresentasikan salib Petrus. Takhta Suci melestarikan tradisi iman rasuli hingga saat ini.
Apakah Salib Terbalik Adalah Simbole dari Setan?
Pendiri Gereja Setan atau Satanic Curch adalah seorang pendeta dari Amerika bernama La Vey. Sedangkan salib terbalik yang dipakai oleh mereka tidak sama dengan salib yang ada pada kursi Paus.
Artinya, salib yang dipakai memang serupa tapi tak sama, terutama makna historis dari simbol salib terbalik seperti dijelaskan sebelumnya yang erat kaitannya dengan simbol spiritual.
Salib terbalik digunakan kelompok Gereja Setan abad ke 18.Sementara pemakaian salib terbalik Rasul Petrus telah ada sejak abad pertama. Penggunaan salib terbalik oleh “gereja setan atau satanic Church” sebenarnya untuk mengecoh umat Kristiani terutama umat Katolik.
Gereja Katolik justru semakin kokoh dan kuat sebab Yesus telah berjanji bahwa Gereja-Nya akan dijaga sampai akhir jaman dan alam maut tidak akan menguasainya. Dengan demikian mencocok-cocokkan Salib yang dipakai Paus dengan kelompok ‘gereja setan atau satanic Church” merupakan tindakan sia-sia dan konyol.