Sejak kapan Pengakuan Iman Rasuli dibuat? Tidak ada satu orang pun yang tahu kapan tanggal tepatnya Pengakuan Iman Rasuli ditulis. Namun menurut sejarah Pengakuan Iman Rasuli, pada akhir abad pertama pengakuan ini sudah tersebar di seluruh dunia kekristenan. Pengakuan Iman Rasuli atau yang biasa disebut Syahadat Para Rasul oleh kalangan hierarki Gereja Katolik Roma ini dibuat oleh sebelas murid Yesus plus Paulus.
Dan ada juga sumber yang mengatakan bahwa Pengakuan Iman Rasuli dibuat pada hari Pentakosta, sepuluh hari setelah Yesus naik ke sorga. Sebelum para Rasul berpencar ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil, mereka berkumpul satu kali untuk mengaku satu sama lain tentang iman mereka. Di pertemuan tersebut mereka menyatakan diri bahwa mereka memiliki iman yang sinkron dan sehati.
Bagaimana sih iman yang terdapat pada Para Rasul? Nah, pada sub-topik sebelumnya, telah dikatakan bahwa Para Rasul berkumpul untuk menyamakan hati dan pikiran mengenai apa yang mereka imani. Mereka berdiskusi dan masing-masing memberikan sumbangsih satu butir pada bait-bait Pengakuan Iman Rasuli.
Oleh karena itu, bisa kita lihat sekarang bahwa Pengakuan Iman Rasuli memiliki dua belas bagian. Dan satu hal yang penting untuk diketahui pembaca bahwa sebenarnya pengakuan yang dibuat para Rasul ini memiliki dasar atas perintah Yesus yang terdapat pada Matius 28:19-20 yang berbunyi, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Sejarah Pengakuan Iman Rasuli
Pengakuan Iman Rasuli atau yang bisa juga disebut sebagai Kredo Rasuli merupakan pengakuan yang sudah diterima luas oleh gereja-gereja Kristen di dunia, terutama bagi mereka yang menganut tradisi gereja-gereja Barat. Pengakuan iman ini merupakan ungkapan yang berasal dari bahasa Latin, yang dalam bahasa Inggris diartikan sebagai credo atau kredo dalam bahasa Indonesia. Kredo ini secara umum berarti “Aku percaya”. Itulah mengapa pengakuan ini disebut sebagai pengakuan iman.
Pengakuan Iman Rasuli merupakan pengakuan yang berisi pokok-pokok penting yang terdapat dalam kekristenan. Kredo ini bersifat formal dan universal yang mana telah diterima oleh semua gereja. Jadi, walaupun Kristen di dunia telah mengalami denominasi dengan banyak aliran, namun untuk Pengakuan Iman Rasuli mereka memiliki pendapat yang sama dan mereka mengimaninya.
- Masa Patrsitik Awal
Pada masa Patrsitik awal, terdapat tiga pengakuan yang telah diterima secara luas oleh kalangan gereja. Pada masa itu, pengakuan semacam ini memiliki istilah lain yaitu symbolum dalam bahasa Yunani dan symbola dalam bahasa Latin, yang mana memiliki makna sebagai tanda pengenal, simbol, atau lambang.
Oleh karena itu, pada masa patristik ini orang-orang Kristen wajib untuk menjadikan ketiga pengakuan iman ini sebagai pegangan yang menyatakan identitas mereka. Tiga pengakuan iman ini juga biasa disebut sebagai simbol oikumenis. Ketiga simbol tersebut adalah Symbolum Apostolicum atau Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel, dan Pengakuan Iman Athanasius.
Pada gereja mula-mula, Pengakuan Iman Rasuli dan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel merupakan dua pengakuan iman yang digunakan dalam pembabtisan, atau lebih tepatnya sebagai awal mula adanya katekisasi. Jadi, pada jaman itu, gereja memiliki kebiasaan untuk memberi pembinaan kepada mereka yang akan dibabtis. Para petobat baru akan dibabtis pada hari Paskah, dan masa Prapaskah digunakan untuk memberi pengajaran dan persiapan untuk pengakuan iman di depan umum. Di sana mereka akan menguatkan komitmen akan iman mereka dan menyatakan apa yang mereka percayai dalam bentuk tanya jawab. Nah, tanya-jawab akan pengakuan iman inilah yang sekarang berkembang menjadi katekisasi atau katekhin dalam bahasa Yunani.
- Akhir Abad Kedua
Pada akhir abad kedua, pengakuan iman menjadi lebih terstruktur dan isinya hampir sama dengan apa yang kita kenal hari ini. Pengakuan ini digunakan oleh mayoritas jemaat Kristen di gereja Barat dan berisi tiga bagian pokok yang berbunyi, “Aku percaya di dalam Allah Bapa, (yang) Mahakuasa.
Dan di dalam Yesus Kristus, satu-satunya Anak-Nya yang diperanakkan, Tuhan kita, yang oleh Roh Kudus, dari perawan Maria, yang disalibkan di bawah Pontius Pilatus dan dikuburkan;pada hari yang ketiga bangkit dari yang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Bapa; dari mana ia akan datang untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. Dan di dalam Roh Kudus, gereja yang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan daging”
- Abad Ketiga
Awalnya, pengakuan iman ini digunakan dalam bentuk tanya jawab, namun lama kelamaan bentuknya semakin baku dan pada abad ketiga menjadi kumpulan pernyataan-pernyataan. Oleh Gereja Barat, pernyataan-pernyataan ini disebut sebagai Pengakuan Iman Rasuli seperti yang kita ketahui sekarang ini. Penyempurnaan atau penyusunan pengakuan iman ini dilakukan sejak abad empat sampai abad sepuluh. Dan bentuk yang sama persis seperti yang kita kenal hari ini muncul sekitar tahun 750 Masehi di Perancis.
Walaupun demikian, sebenarnya sumber penyusunan pengakuan iman ini dikutip oleh rumusan pengakuan Iman Rasuli yang ditulis oleh Para Rasul dalam bahasa Yunani. Dalam surat Uskup Mercellus dari Ankyra yang hidup pada tahun 350 Masehi, teks rumusan tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin yang dinamai Symbolum Apostolorum. Isinya pun masih sama, yaitu terdiri dari dua belas butir.
Pengakuan Iman Rasuli merupakan pengakuan iman yang paling umum dan dikenal luas di Gereja Barat. Pengakuan iman ini terdiri dari tiga bagian penting. Bagian pertama terdiri dari beberapa baris yang berhubungan dengan Allah dan penciptaan, bagian kedua secara umum menceritakan tentang kehidupan Tuhan Yesus sebagai Anak Allah dan penebus, dan bagian terakhir berhubungan dengan Roh Kudus dan pengudusan. Namun ada juga tambahan lain yang yang berhubungan dengan gereja, penghakiman, dan kebangkitan.
Makna Masing-Masing Butir Pengakuan Iman Rasuli
- Aku percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi.
Pengakuan iman butir pertama ini merupakan pernyataan bahwa kita mengakui satu Tuhan yaitu Allah Bapa Yang Maha Kuasa.
- Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita
Apabila kita mengatakan pengakuan ini, maka itu artinya kita sepenuhnya percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Mungkin sulit dipahami secara logika manusia bagaimana bisa Allah memperanakkan, namun sebagai orang Kristen kita percaya bahwa maksud Anak di sini adalah Yesus diperanakkan di dalam Roh. Dan kita juga percaya bahwa Yesus sengaja dikirim untuk untuk menjadi Juru Selamat, untuk memerintah bangsa-bangsa, untuk menjadi Guru dan Raja, untuk memberitakan tentang Kerajaan Allah, untuk menggenapi Firman-Nya, dan untuk menjadi Tuhan kita.
- “…yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria..”
Bagaimana bisa seorang perawan hamil? Nah, inilah bukti bahwa Yesus benar-benar lahir dari Roh. Dia sendiri yang memilih Maria untuk mengandung dengan kuasa Roh. Seluruh umat Kristen dari aliran manapun memiliki keyakinan yang sama akan hal ini.
- “…yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut..”
Kisah-kisah mengenai Yesus bisa kita baca dalam Kitab Matius, Markus, dan Lukas. Ketiga kitab tersebut menceritakan kisah yang sama mengenai Yesus. Dari mulai Dia lahir, tumbuh dewasa, sampai pada akhirnya disalibkan sebagai kurban penghapusan dosa.
- “…pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati..”
Kedatangan Yesus dari awal memang telah direncanakan. Dia akan dikorbankan untuk menebus dosa manusia. Dalam Imamat dikatakan bahwa penebusan dosa dengan kurban hewan dalam Perjanjian Lama tidaklah sempurna dan hanya merupakan bayangan dari pengampunan dosa dalam Kristen di masa mendatang. Dan ini telah digenapi dengan kematian dan kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Orang Kristen percaya bahwa peristiwa Yesus Kristus ini memberikan pengharapan bahwa kita juga akan dibangkitkan pula dan akan menerima tubuh kemuliaan.
- “…naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa..”
Dalam kitab Perjanjian Baru dikatakan bahwa beberapa hari setelah kebangkitan-Nya, Yesus naik ke surga dan saat ini Dia telah duduk di sebelah kanan Allah dan menjadi perantara kita dengan Allah Bapa.
- “…dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.”
Tidak hanya dalam Alkitab, pada kitab agama lain yang memiliki sejarah yang sama dengan Kristen pun mengakui bahwa Yesus akan datang kembali untuk menghakimi orang-orang. Namun bedanya, iman Kristen percaya bahwa Yesuslah satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup.
- Aku percaya kepada Roh Kudus
Sebelum Yesus terangkat ke surga, Dia berjanji akan memberikan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya. Dan bukti dari adanya Roh Kudus bisa kita saksikan hari ini melalui karunia Roh Kudus yang nyata, bisa dalam bentuk mujizat atau bahasa Roh.
Sebagai orang Kristen, mungkin kita sudah sering mendengarnya ya. Dan kalau kita percaya akan identitas Allah Tritunggal, maka otomatis kita juga percaya akan Roh Kudus.
- “…gereja yang kudus dan am; persekutuan orang kudus..”
Maksud dari pernyataan ini adalah keyakinan bahwa gereja didirikan oleh Yesus dan gereja itu adalah tubuh-Nya sendiri. Siapa saja yang mengimani hal ini maka mereka bagian dari gereja yang am.
- “pengampunan dosa..”
Kalau kita percaya akan tujuan Yesus datang ke dunia, maka otomatis kita juga akan percaya akan pengampunan dosa. Bahwa Dia dikirimkan untuk menjadi kurban keselamatan.
- “…kebangkitan daging..”
Maksud kebangkitan daging adalah kebangkitan setelah kematian daging. Mungkin tubuh kita akan mati, namun tidak dengan roh. Roh kita akan bangkit dan bersama-sama dengan Yesus di surga.
- “…dan hidup yang kekal. Amin..”
Melalui Alkitab, kita bisa mengetahui bagaimana kehidupan kita di surga nanti. Salah satunya adalah bahwa kita akan hidup kekal dan akan senantiasa menyembah-Nya di surga.