Banyak orang Kristen yang malah menganggap haram memasang pohon Natal. Alasannya karena percaya kalau firman Tuhan yang tertulis dalam Yeremia 10: 1-5 bicara tentang pohon Natal.
Untungnya, dari beberapa sumber yang didapatkan penulis, salah satunya dari situs Billy Graham menyampaikan kalau sebutan pohon yang disebutkan dalam bagian ayat ini bukanlah pohon Natal sebagai berhala. Karena disebutkan di sana dengan jelas kalau orang-orang yang gak percaya menebang pohon dari hutan dan mengiasinya dengan emas dan perak dan menyembahnya sebagai berhala.
Berbeda jauh dengan tradisi Natal yang kita jalani, dimana pohon Natal yang kita hias hanyalah bentuk pelengkap dari bagaimana kita menyambut sang juruslamat yaitu Yesus sendiri. Hiasan pohon Natal dan ornamen lainnya hanyalah sebagai bentuk pelengkap sukacita akan kedatangan Yesus. Gak jauh beda dengan sebuah keluarga yang menyambut kelahiran seorang anak dengan menghias rumah lengkap dengan balon, bunga dan ornamen lainnya.
Apa Kata Alkitab Soal Pohon Natal?
Kelahiran Yesus adalah sejarah penting bagi orang percaya. Sama pentingnya dengan kematian dan kebangkitan-Nya.
Dalam 1 Petrus 2: 24 menuliskan, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” Dalam konteks ini kayu salib berasal dari pohon yaitu pohon yang membawa pengampunan bagi semua manusia.
Seperti dinubuatkan Yesaya, Yesus diumpamakan sebagai pohon.
“Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.” (Yesaya 11: 1)
Tunas dalam hal ini adalah garis keturunan. Dan Dia lahir dari garis keturunan Daud, seperti benih yang berasal dari pohon keluarga yang terhormat. Dan perumpamaan inipun terus berlanjut sampai kepada tradisi pohon Natal.
Kristen dan Cerita Masa Lalu
Penebangan pohon pinus pertama kali dipelopori oleh bangsa Jerman di abad ketujuh. Tradisi ini memang awalnya dilakukan oleh kaum Pagan. Penginjil Kristen bernama St Bonifasius lah yang pertama kali mengubah s tradisi pohon Pagan ini menjadi perayaan Kristen yang berkaitan dengan kelahiran Yesus.
Pohon Natal yang dibentuk segitiga dianggap sebagai Tritunggal.
Setelah kehadiran pohon Natal, Martin Luther datang dan melengkapi pohon Natal dengan lilin yang mewakili Cahaya Kristus.
Pohon Natal adalah simbol dari kematian dan kebangkitan Yesus. Karena pohon ditebang lebih dulu dan kemudian didirikan dan dihias dengan megah.
Setelah mengetahui kalau ternyata pohon Natal berasal dari tradisi Pagan, apakah membuat pohon Natal di musim Natal ini salah?
Di 1 Korintus 10: 23 dikatakan, “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.”” Dari ayat ini, kita sebagai orang Kristen yang dewasa bisa memilih apakah pohon Natal bermanfaat untuk membuat kita lebih dekat dengan Tuhan? Atau apakah pohon Natal justru kita jadikan sebagai berhala?
Perumpamaan bahwa menebang pohon Natal lalu menghiasnya dengan ornamen indah yang melambangkan kemegahan Yesus adalah karunia terbesar yang bisa kita nikmati saat perayaan Natal.
Musim Natal mungkin adalah waktu yang indah untuk merefleksikan apa yang sudah Tuhan lakukan sepanjang tahun dalam hidup kita. Tapi lebih dari itu, momen ini bisa jadi pengingat bagaimana Yesus telah merendahkan diriNya dengan menjadi manusia dan menggenapi tujuan-Nya untuk menyelamatkan manudia dari hukuman dosa.
Pohon Natal mewakili kerendahan hati Yesus yang pada akhirnya mendapatkan pujian dan pengagungan atas tindakan-Nya. Jadi, gak ada yang salah dengan pohon Natal jika kita bisa memandangnya dari sisi yang lebih alkitabiah.
Sumber : Jawaban.com