oleh

Arti, Ajaran, dan Beda Kristen Ortodoks

Pernah dengar tentang ajaran Kristen dengan Ortodoks? Apakah itu sama dengan ajaran yang ada dalam agama Kristen Protestan? Sebelum kita membahas lebih dalam lagi, mari kita ketahui terlebih dahulu asal-usul terbentuknya ajaran Kristen dalam Ortodoks. Kristen dalam Ortodoks ada ketika adanya selisih paham Gereja Alexandria, Gereja Roma, dan Kaisar Konstantin. Akhirnya adalah pada masa Kaisar Bizantium Marqilanus (450-458 M). Saat itu pada tahun 451, diadakan Majma Khalkaduniyah (Konsili Kalkedonia) dalam hal ketuhanan satu abad lebih sebelum Nabi Muhammad lahir di Mekkah (571). Akhir dari konsili ini menimbulkan pecahnya gereja-gereja yang sulit untuk dipersatukan kembali.

Pengertian Kristen Dalam Ortodoks

Pengertian kata Kristen dalam Ortodoks menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah aliran dalam agama Kristen yang berpegang pada Alkitab tanpa kritik. Bisa juga berarti bahwa ajaran dalam Kristen dalam Ortodoks, menganut ajaran yang terdahulu yang diambil dari asalnya dan ditafsirkan di dalam tradisi terdahulu. Penganut ajaran ini mempercayai bahwa ajarannya adalah yang paling murni dari ajaran lain. Sejak saat itulah Kristen terbagi menjadi dua.

Di satu sisi berpusat di Roma dan Bizantium, dipimpin Bapa Laon (440-461). Ajaran ini mengakui bahwa Yesus memiliki dua sifat yaitu Tuhan dan manusia. Ini merupakan cikal bakal dari terbentuknya agama Kristen dan Katholik. Di sisi lain, berpusat di Alexandria dan Antakia di bawah pimpinan Bapa Disqures (444-454 Masehi). Ajaran ini berpegang teguh kepada sifat tunggal Yesus. Pengikut ajaran ini tidak sependapat dengan ajaran Kristen yang mengakui sifat Yesus sebagai Tuhan dan manusia. Mereka dikenal dengan Kristen dalam Ortodoks. Kata ortodoks berarti: mempercayai ajaran agama yang dianggap benar dan asli. Maka dari itu, Kristen dalam Ortodoks berusaha untuk selalu hidup lurus dan selaras dengan apa yang dikehendaki dari kelahiran agamanya. Aliran Kristen dalam Ortodoks terdiri dari beberapa kelompok, yaitu Koptik, Suriah, Armenian, dan Habasah.

Ajaran Kristen Dalam Ortodoks

Persamaan ajaran dalam ajaran Kristen ajaran Ortodoks adalah mereka mempercayai Yesus sebagai Tuhan, Bapa, dan Roh Kudus sebagai pelindung manusia dari dosa (Tritunggal). Namun, ada beberapa ajaran yang berbeda dari Ajaran Kristen ajaran Ortodoks dengan Agama Kristen dan Katolik. Di dalam ajaran Kristen Ortodoks ada beberapa ajaran yang dianggap oleh sebagian besar orang menyimpang dari ajaran Alkitab.

Ajaran tersebut adalah hanya memperbolehkan Alkitab ditafsirkan sama dengan tradisi yang dahulu, mempercayai bahwa Maria (Ibu Yesus) memiliki keperawanan yang kekal, mengenal doa untuk orang mati, keselamatan yang diperoleh setelah meninggal dunia, keselamatan yang bisa hilang, dan baptisan bayi yang tidak membebankan tanggung jawab dan iman pribadi. Mari kita bahas dan cari alasannya mengapa ajaran tersebut dianggap menyimpang dari ajaran Alkitab.

  1. Hanya Memperbolehkan Alkitab di Tafsirkan Sama Dengan Tradisi yang Terdahulu

Agama Kristen Protestan bersifat fleksibel dan memperbolehkan adanya pembaharuan dalam ajaran Alkitab sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan zaman yang selalu berubah setiap waktu. Namun berbeda dengan kalangan Kristen Katolik dan Kristen bentuk Ortodoks yang lebih memperhitungkan harmoni serta arti penting Alkitab dan tradisi suci, sementara kalangan Kristen Protestan berfokus pada konsep Alkitabnya saja. Jadi, perubahan dalam penyampaian Alkitab itu sendiri, Agama Katolik dan Kristen dalam Ortodoks menyalurkan segala pemahaman yang berlaku dan dipakai sejak tradisi yang dulu. (Baca juga: Simbol Kristen)

  1. Mempercayai Bahwa Maria (Ibu Yesus) Memiliki Keperawanan yang Kekal

Agama Kristen Protestan hanya menganggap bahwa Maria sebagai Ibu dari Yesus saja dan tidak ada tindak lanjut tindakan dari umat Kristen Protestan yaitu berupa meninggikan dan berdoa kepada Maria. Sedangkan dalam ajaran Agama Katolik dan Kristen ajaran Ortodoks menganggap bahwa Maria adalah Ibu Yesus yang memiliki kuasa untuk membujuk Yesus yang merupakan puteranya karena dia adalah Ibu Yesus. Dengan memohon dan berdoa pada Maria, dipercaya akan mempercepat terkabulnya suatu permohonan. Maka dari itu kita mengenal di dalam ajaran Katolik dengan Salam Bunda Maria.

Agama Kristen Protestan tidak percaya dengan keperawanan Maria yang abadi sebab ada tertulis di Alkitab “Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” (Markus 3:32) Dari ayat tersebut mereka menarik kesimpulan bahwa setelah Yesus lahir, Maria mengandung dan melahirkan anak. Akan tetapi, agama Katolik dan Kristen Ortodoks memiliki ajaran yang bertolak belakang dari agama Kristen Protestan. Agama Katolik dan Kristen ajaran Ortodoks mempercayai bahwa Maria memiliki keperawanan yang kekal dan tidak ternodai. (baca juga: Tokoh – Tokoh Alkitab)

  1. Mengenal Doa Untuk Orang Mati

Ajaran yang ada di dalam Agama Kristen Protestan tidak mengenal adanya doa untuk orang mati atau meninggal sebab di dalam Alkitab tertulis cerita tentang Manasye yang dihukum Tuhan karena berdoa untuk orang yang sudah meninggal. “Bahkan, ia mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api di Lebak Ben-Hinom; ia melakukan ramal, telaah dan sihir, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal. Ia melakukan banyak yang jahat di mata TUHAN, sehingga ia menimbulkan sakit hati-Nya.” (2 Tawarikh 33:6)

  • Didalam Alkitab terdapat nats “Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.” (Pengkotbah 9:5)
  • Maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa apapun yang kita lakukan untuk orang yang sudah meninggal atau mati di dunia ini, tidak berpengaruh terhadap arwah orang mati tersebut.
  • Karena mereka sudah diberi Tuhan kehidupan di dunia ini dan jika orang yang sudah meninggal tersebut tidak memanfaatkan kehidupannya selama dia di dunia, maka orang tersebut harus menerima resiko dan konsekuensinya dari Tuhan.
  • Sedangkan ajaran Kristen ajaran Ortodoks dan Katolik melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda. (Baca juga: Etika Kristen)

Dalam ajaran Katolik dikenal dengan sebuah ajaran mengenai ‘Api Penyucian’. Api penyucian adalah suatu proses atau wadah dimana kita disucikan dari segala dosa yang masih dibawa saat kita meninggal dunia. Api penyucian berlaku bagi orang yang sudah mengenal dan percaya akan Tuhan tetapi masih ada dosa (dosa yang sudah diampuni) yang tertinggal di dalam dirinya sehingga dia harus menerima resiko akibat dosa yang dulu pernah dibuatnya dan itu dibawa sampai orang tersebut meninggal sehingga harus dimurnikan terlebih dahulu dalam api penyucian. Maka dari itu, orang yang masih ada di dunia dituntut membantu jiwa yang masih dalam api penyucian dengan memanjatkan berbagai doa syafaat agar segera menuju surga.

  1. Keselamatan Yang diperoleh Setelah Meninggal Dunia.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16) Umat Kristen Protestan memiliki kepercayaan bahwa orang yang telah mempercayai karya penyaliban Kristus telah otomatis menerima karya keselamatan yang dari Tuhan. Ajaran Kristen Protestan mengajarkan bahwa karya keselamatan diperoleh oleh manusia secara cuma-cuma tanpa adanya usaha yang berarti.

Hal ini sering disebut dengan belas kasihan Tuhan. Artinya bahwa kita yang awalnya berdosa, telah diberi Allah suatu keselamatan semata-mata karena Tuhan masih mengasihi setiap kita. Seperti yang disebutkan didalam ayat diatas, karena Kasih-Nya sehingga Dia rela melepas Putera-Nya yaitu Yesus Kristus untuk melakukan penebusan dosa. Keselamatan yang diperoleh setelah meninggal dunia menurut Kristen ajaran Ortodoks dan Katolik adalah keselamatan tersebut dapat diperoleh melalui penyucian diri setelah orang tersebut meninggal atau mati dan juga melalui penebusan dosa selama di dunia. Jadi, dalam Agama Kristen dalam Ortodoks dan Katolik mengenal dua cara bagaimana cara memperoleh keselamatan itu sendiri. (Baca juga: Sejarah Agama Kristen)

  1. Keselamatan Yang Bisa Hilang

Apabila seseorang telah menerima suatu karya keselamatan dan orang tersebut murtad atau berpaling dari ajaran Kekristenan, maka jika dia meninggal dia tidak memperoleh karya keselamatan itu kembali. Itulah beberapa ajaran yang menyebutkan bahwa keselamatan itu dapat hilang karena perbuatan kita sendiri. Sedangkan, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa keselamatan tidak bisa hilang karena kita orang yang diselamatkan adalah orang yang dipilih Tuhan untuk memperoleh keselamatan. Jadi, saat kita berbuat dosa sekalipun maka keselamatan itu tidak akan hilang. Karena keselamatan merupakan janji Tuhan bagi setiap umat-Nya yang memiliki sifat kekal atau abadi.

  1. Baptisan Bayi yang Tidak Membebankan Tanggung Jawab dan Iman Pribadi.

Kristen Protestan mengajarkan bahwa seseorang bisa dibaptis saat dia memiliki tanggung jawab dan tindakan yang mengarah pada pertobatan. Maka orang tersebut bisa untuk melaksanakan baptis sidhi sebagai tanda bahwa dosa yang dilakukan setelah dibaptis akan  ditanggung oleh orang tersebut. Kristen Protestan juga menyebutkan bahwa baptis saat bayi tidak ada di Alkitab.

Namun, dari kalangan Katolik dan Kristen bentuk ajaran Ortodoks memiliki pendapat yang berbeda. Karena baptisan memiliki fungsi membuat sesorang menjadi lahir baru dan penghapus dosa orang tersebut. Ada perbedaam sedikit antara Katolik dan Kristen dalam Ortodoks. Bahwa Agama Katolik membebankan tanggung jawab dan iman dari bayi yang dibaptis tersebut kepada orangtuanya. Sedangkan Kristen bentuk ajaran Ortodoks berpendapat bahwa orangtua hanya sebagai wali iman atau pengantar agar anak tersebut dapat mengenal Injil.

Banyak perbedaan ajaran dari Agama Kristen Protestan, Katolik, dan Kristen bentuk ajaran Ortodoks. Bila dilihat dari uraian diatas dapat ditarik benang merah bahwa Agama Katolik memiliki pandangan yang hampir sama dengan Agama Kristen bentuk ajaran Ortodoks. Bahkan ada beberapa orang yang mengganggap bahwa Agama Kristen Ortodoks adalah Agama Katolik. Ternyata walaupun ajaran dari Kriten Ortodoks dan Katolik memiliki kemiripan, namun ada beberapa liturgi dan tata cara ibadah yang berbeda dan inilah yang membedakan antara Kristen bentuk Ortodoks dan Katolik.

  1. Pengakuan Iman

Pengakuan yang dimiliki oleh Kristen dalam Ortodoks adalah sebagai berikut. Ini dikenal dengan nama nicea konstantinopel, sebagai berikut: Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan; dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal. Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad, Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar. Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa; segala sesuatu dijadikan oleh-Nya. Ia turun dari surga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita. (Baca juga: Cara Masuk Kristen)

Ia dikandung dari Roh Kudus, Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia. Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus; Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan. Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci. Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa. Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang mati; kerajaan-Nya takkan berakhir. Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa dan Putra, yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan; Ia bersabda dengan perantaraan para nabi. Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Aku mengakui satu pembaptisan. Akan penghapusan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di akhirat. Amin.

Untuk pengakuan iman Katolik dan Kristen Protestan bisa dilihat di bawah ini:

Sebenarnya iman Kristen dalam Ortodoks, Katolik dan Kristen Protestan memiliki makna atau pengertian yang sama. Hanya saja yang dipakai oleh Kristen dalam Ortodoks adalah versi penjangnya sedangkan yang dipakai oleh Agama Katolik dan Kristen Protestan adalah versi pendeknya.

  1. Tata Cara Ibadah

Tata cara ibadah yang dilakukan oleh Kristen ajaran Ortodoks adalah seperti ibadah yang dilakukan oleh umat muslim atau yang dikenal dengan nama sholat. Perbedaannya adalah bahwa ibadah yang diajarkan dalam Kristen ajaran Ortodoks menggunakan 7 kali beribadah dalam sehari dan para imam atau pemuka agamanya diharuskan menghadap kearah kiblat. Sedangkan dalam Agama Katolik dan Kristen Protestan tidak mengenal adanya kiblat dalam berdoa dan batasan jumlah untuk beribadah dalam satu hari. (baca juga: Alasan Orang Islam Masuk Kristen)

  1. Gedung Gereja

Gedung gereja Kristen dengan Ortodoks mirip dengan masjid. Mulai dari gaya bangunan sampai kubah ada kemiripan dengan masjid. Sedangkan Agama Katolik dan Kristen Protestan memiliki gedung gereja yang bergaya Eropa.  (Baca juga: Tujuan Hidup Orang Kristen)

  1. Simbol Salib

Agama Kristen dan Katolik memang identik dengan salib sebagai lambang pengorbanan Yesus di kayu salib. Begitu juga dengan Kristen dengan Ortodoks yang mengenal dan memakai simbol salib di ajaran agamanya. Namun, bentuk dari salib itu berbeda dengan bentuk salib pada umumnya. Bentuk salibnya disertai dengan figur Yesus yang sedang di paku di kayu salib dan ada bentuk seperti jajar genjang serta bulan sabit  dibawah salib tersebut.

Seperti yang telah dibahas diatas, bahwa banyak perbedaan baik dari ajaran maupun tata cara dari Agama Kristen Protestan, Katolik dan Kristen ajaran Ortodoks. Sebenarnya ajaran yang ada di dalam Kristen dengan Ortodoks, Katolik dan Kristen Protestan memiliki kemiripan di banyak sisi. Hanya saja ada perbedaan liturgi dan tata cara ibadah di dalam agama Kristen dengan Ortodoks, Katolik dan Kristen Protestan membuat ketiga aliran atau agama tersebut terlihat semakin berbeda. Tidak ada agama yang paling benar di dunia ini. Agama ada dan dibuat oleh manusia sendiri sebagai pedoman dalam berperilaku serta penghubung antara manusia dan Tuhan.

Tentu kita memiliki cara pandang dan prinsip masing-masing. Akan tetapi jangan jadikan hal tersebut sebagai alasan untuk membenci agama satu dengan agama yang lain. Karena setiap agama memiliki keunikannya masing-masing dan patut kita hargai. Hal yang terpenting dari ketiga agama ini adalah bahwa ajaran-ajaran tersebut masih mempercayai keberadaan Tuhan sebagai pribadi yang sempurna dan tetap berada dalam kodrat awal setiap umat manusia yaitu kita diciptakan untuk memuji dan menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed