Tuhan Yesus berkata:“Dengan begitu semua orang akan tahu bahwa engkau adalah murid-Ku, jika engkau saling mengasihi” (Yohanes 13:34-35) Mengasihi satu sama lain adalah apa yang Tuhan Yesus tuntut kepada kita, dan itu adalah kemanusiaan normal yang harus kita miliki ketika kita mengikuti Tuhan dan bergaul dengan orang lain. Jadi bagaimana kita bisa saling mencintai dan hidup harmonis dengan orang lain? Bacalah 10 ayat kitab suci berikut dan konten terkait tentang saling mengasihi untuk menemukan cara penerapan!
Yohanes 13:34-35
“Sebuah perintah baru Kuberikan kepadamu, agar engkau saling mengasihi; sebagaimana Aku telah mengasihimu, engkau juga saling mengasihi. Dengan begitu semua orang akan tahu bahwa engkau adalah murid-Ku, jika engkau saling mengasihi”
1 Petrus 3:8
“Akhirnya, hendaklah engkau sekalian sepikir, saling berbelas kasihan, mengasihi sesama saudara, penyayang, berbudi”
Firman Tuhan yang Relevan:
Jika engkau semua belum menemukan perasaan dan prinsip-prinsip menjadi orang kudus, ini membuktikan bahwa jalan masuk kehidupanmu terlalu dangkal dan bahwa engkau semua belum memahami kebenaran. Dalam perilakumu dan lingkungan di mana engkau tinggal setiap hari, ini menuntutmu untuk menikmati dan merenungkan, untuk bersekutu satu sama lain, untuk saling menyemangati, untuk saling mengingatkan, untuk saling membantu dan memperhatikan, dan untuk saling mendukung dan membekali. Jangan selalu berfokus pada kesalahan orang lain, tetapi sering-seringlah merenungkan dirimu sendiri dan bersikaplah proaktif setelahnya dalam mengakui kepada orang lain apa yang telah kaulakukan yang merupakan gangguan atau kerugian bagi mereka. Belajarlah untuk membuka dirimu dan bersekutu, serta sering-seringlah berdiskusi bersama bagaimana bersekutu secara praktis di atas dasar firman Tuhan. Ketika lingkungan hidupmu sering kali demikian, hubungan di antara saudara-saudari menjadi normal—tidak rumit, acuh tak acuh, dingin, atau kejam seperti hubungan di antara orang-orang tidak percaya. Engkau akan perlahan-lahan melepaskan dirimu dari hubungan semacam itu. Saudara-saudari menjadi semakin dekat dan semakin akrab satu sama lain; engkau mampu mendukung satu sama lain dan saling mengasihi; ada niat baik di dalam hatimu, atau engkau memiliki mentalitas yang dengannya engkau mampu bertoleransi dan berbelas kasihan terhadap satu sama lain, serta engkau mendukung dan peduli terhadap satu sama lain, bukan keadaan dan sikap di mana engkau bertengkar satu sama lain, menginjak-injak satu sama lain, iri hati satu sama lain, terlibat dalam persaingan rahasia, menyimpan cemoohan atau penghinaan tersembunyi terhadap satu sama lain, atau di mana tak seorang pun yang mematuhi satu sama lain. Hidup dalam keadaan atau kondisi semacam itu menciptakan hubungan yang sangat buruk di antara orang-orang. Itu tidak hanya menciptakan berbagai macam pengaruh negatif kepadamu dan menyebabkan kerugian bagimu, tetapi juga secara negatif memengaruhi dan merugikan orang lain dalam berbagai tingkat. Secara umum, sangatlah sulit bagi orang untuk mengatasi hal ini—engkau menjadi marah ketika orang memandangmu dengan cara yang salah, atau ketika mereka mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginanmu, dan ketika orang melakukan sesuatu yang menghentikanmu dari dilihat orang, engkau membenci mereka, dan merasa tidak nyaman dan tidak bahagia, serta hanya dapat memikirkan bagaimana memulihkan reputasimu. Para wanita dan remaja khususnya tidak mampu mengatasi hal ini. Mereka selalu terjerat dalam watak yang picik ini, kemarahan yang tiba-tiba ini, emosi yang picik ini, dan sulit bagi mereka untuk datang ke hadapan Tuhan. Terikat dalam hubungan rumit seperti jaring laba-laba ini, terbelit di dalamnya, sulit bagi orang untuk menenangkan diri mereka di hadapan Tuhan dan menenangkan diri mereka dalam firman Tuhan. Oleh karena itu, engkau harus terlebih dahulu belajar bagaimana hidup rukun dengan saudara-saudarimu. Engkau harus bersikap toleran satu sama lain, bersikap sabar satu sama lain, dapat melihat apa yang luar biasa akan satu sama lain, apa kekuatan satu sama lain—dan engkau harus belajar menerima pendapat orang lain, serta menarik diri ke dalam batinmu untuk merenungkan diri sendiri dan mendapatkan pengenalan diri sendiri. Engkau tidak boleh memanjakan dirimu, atau memberikan kendali bebas pada ambisi, keinginan, atau kekuatanmu, memaksa orang lain untuk mendengarkanmu, melakukan apa yang kaukatakan, untuk mengagumimu dan memujimu, tetapi tidak menyadari kekuatan orang lain sambil melebih-lebihkan dan memperbesar kekurangan mereka tanpa menahan diri, terus-menerus memublikasikan, meremehkan, dan merendahkan kekurangan mereka, atau menggunakan kata-kata dan cara lain untuk menyakiti dan menganggu orang lain, sehingga engkau akan membuat mereka mematuhimu, mengindahkanmu, takut kepadamu, dan bersembunyi darimu. Apakah engkau semua ingin melihat hubungan semacam itu terjadi atau ada dia antara orang-orang? Apakah engkau semua ingin merasakan seperti apa rasanya hubungan semacam itu?
Di kelompok mana pun engkau berada, jika engkau mampu mengatasi iri hati, perselisihan, cemooh, dan meremehkan yang ada di antara orang-orang, serta berbagai jenis rasa sakit hati dan cara yang digunakan orang dalam memperlakukan satu sama lain, jika engkau mampu mengenali semua ini dan tidak dikendalikan oleh hal-hal ini, serta memperlakukan orang-orang tersebut dengan benar tanpa kembali pada sikapmu yang cepat marah, natur, atau watak jahatmu yang rusak, hubunganmu dengan orang lain akan menjadi normal dan engkau akan mampu, secara keseluruhan, untuk rukun secara harmonis dengan orang lain. Jika engkau dapat rukun secara harmonis dengan orang kebanyakan, dan tidak dikendalikan atau diganggu oleh orang, masalah, atau hal-hal apa pun saat engkau bersama orang lain, itu berarti keadaanmu akan menjadi normal dan engkau akan hidup di hadapan Tuhan. Di mana pun ada orang, akan ada perselisihan. Jika engkau tidak hidup berdasarkan kebenaran ketika ada perselisihan, engkau akan ditarik ke dalamnya. Apa saja yang termasuk perselisihan? Pertentangan, iri hati, kebencian, penghinaan, persaingan, saling menghakimi, bersaing satu sama lain untuk kedudukan tinggi, membandingkan karunia, kemampuan, rupa, kecantikan, kualitas, status, reputasi, peran, siapa yang bicaranya lebih berbobot, siapa yang lebih berguna, dan siapa yang lebih kuat. Engkau menghabiskan sepanjang hari membandingkan dirimu dengan orang lain dalam hal-hal ini, terjebak dalam perselisihan ini, tidak mampu menjalani kehidupan rohani yang normal dan berada dalam kedamaian yang normal di hadapan Tuhan. Dalam hatimu, engkau akan sering terjebak dalam perselisihan, pertengkaran, dan percekcokan ini, yang tidak hanya akan menyakitimu, tetapi juga menyakiti orang lain, dan dengan demikian engkau tidak akan pernah bisa datang ke hadapan Tuhan. Jika seseorang mengatakan sesuatu yang tidak baik kepadamu, engkau akan menjadi negatif; jika seseorang lebih berkarunia daripada dirimu, memiliki kualitas yang lebih tinggi darimu, dan memiliki pikiran yang lebih cepat daripada dirimu, engkau merasa tidak nyaman dan engkau ingin bersaing dengan mereka. Sungguh cara hidup yang menyakitkan, melelahkan, dan menyedihkan, selalu terjerat dalam semua keadaan ini. Dan bukankah ini mengganggu kehidupan rohani? Jika engkau tidak dapat menemukan jalan keluarnya, hidupmu akan sering menderita kerugian.
Tuhan mengangkat orang yang membutuhkan dari debu; orang yang rendah hati haruslah ditinggikan. Aku akan menggunakan hikmat-Ku dalam segala bentuknya untuk memerintah jemaat di seluruh dunia, untuk memerintah semua negara dan semua bangsa, sehingga mereka semua ada di dalam diri-Ku, dan agar engkau semua yang ada di dalam jemaat dapat tunduk kepada-Ku. Mereka yang tidak patuh sebelumnya sekarang harus patuh di hadapan-Ku, harus tunduk satu sama lain, bersabar satu sama lain; kehidupanmu haruslah saling berhubungan, dan engkau semua harus saling mengasihi, semuanya memanfaatkan kekuatan satu sama lain untuk mengimbangi kelemahanmu sendiri, dan melayani dalam kerja sama. Dengan cara inilah jemaat akan dibangun, dan Iblis tidak akan mendapat kesempatan untuk memanfaatkan. Baru pada saat itulah rencana pengelolaan-Ku tidak akan gagal. Izinkan Aku memberimu peringatan lain di sini. Jangan biarkan kesalahpahaman muncul dalam dirimu karena ada orang tertentu yang seperti ini atau itu, atau bertindak dengan cara begini atau begitu, yang mengakibatkanmu merosot dalam kerohanianmu. Menurutku, ini tidak semestinya, dan tidak berharga. Bukankah Pribadi yang engkau percayai itu adalah Tuhan? Bukan manusia tertentu. Fungsinya tidak sama. Ada satu tubuh. Masing-masing melakukan tugasnya, masing-masing berada di tempatnya dan melakukan yang terbaik—untuk setiap percikan api ada satu kilatan cahaya—dan mencari kedewasaan dalam hidup. Dengan demikian, Aku akan puas.
Komentar