Dalam beberapa tahun terakhir, bencana seperti gempa bumi, wabah penyakit, banjir, kelaparan, dan perang menjadi semakin serius di seluruh dunia, terutama dalam dua tahun terakhir, banyak orang telah menyadari bahwa bencana akhir zaman telah mulai melanda. Jumlah kasus infeksi di Indonesia juga meningkat secara tiba-tiba dari hari ke hari. Menghadapi bencana yang terus menerus dan semakin besar, tidak ada yang bisa menjamin bahwa kita dapat selamat dari segala macam bencana, kita membutuhkan jalan yang dapat dilindungi oleh Tuhan apapun bencana yang kita hadapi. Bacalah ayat-ayat kitab suci berikut dan firman Tuhan terkait tentang wabah, gempa bumi, perang dan bencana lainnya, Anda akan menemukan alasan di balik bencana yang pecah dan jalan untuk dilindungi.
1. Ayat-ayat Kitab Suci tentang bencana di akhir zaman
Matius 24:7-8
Karena bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan: dan akan ada kelaparan, wabah, dan gempa bumi, di berbagai tempat. Semua itu adalah awal dari penderitaan'”.
Wahyu 6:8
Saya melihat, lalu nampak seekor kuda yang pucat. Penunggangnya bernama Maut. Dari belakang, ia diikuti dekat-dekat oleh Alam Maut. Kekuasaan atas seperempat bumi ini diserahkan kepada mereka, supaya mereka dapat membunuh melalui peperangan, melalui masa kelaparan, melalui wabah penyakit dan melalui binatang-binatang buas.
Lukas 21:11
Di mana-mana akan terjadi gempa bumi yang hebat, bahaya kelaparan dan wabah penyakit. Akan terjadi hal-hal yang mengerikan dan dahsyat di langit.
2. Satu caranya untuk dilindungi dalam bencana
Tahukah Anda? Kedatangan bencana merupakan peringatan dan keselamatan Tuhan bagi umat manusia, Tuhan menggunakan bencana untuk memperingatkan orang-orang bahwa nubuat tentang kedatangan kembali Tuhan telah digenapi. Tuhan Yesus telah datang kembali untuk mengungkapkan kebenaran, melakukan pekerjaan penghakiman dan pemurnian untuk sepenuhnya menyelamatkan manusia dari belenggu dosa, sehingga orang dapat dimurnikan, diselamatkan dari bencana dan dibawa ke dalam kerajaan surga. Dalam menghadapi bencana, prioritas utama adalah dengan segera menyelidiki dan mencari untuk menyambut Tuhan Yesus, menerima pekerjaan pemurnian dan penyelamatan di akhir zaman sehingga memiliki kesempatan untuk dilindungi Tuhan dalam bencana. Oleh karena itu, bencana terjadi juga merupakan cara Tuhan menyelamatkan manusia. Jadi bagaimana kita bisa menyambut Tuhan? Teruslah membaca dan Anda akan menemukan jalan!
Wahyu 3:20
“Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku”.
Wahyu 2:7
“Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja”.
Matius 25:6
“Dan pada tengah malam terdengar teriakan, ‘Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya'”.
Yohanes 10:27
“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku”.
Firman Tuhan yang Relevan:
Dalam bentangan dunia yang luas ini, perubahan yang tak terhitung banyaknya telah terjadi, lautan mengendap menjadi dataran, dataran membanjir menjadi lautan, berulang-ulang. Selain Dia yang memerintah atas segalanya di alam semesta, tak seorang pun dapat memimpin dan menuntun umat manusia ini. Tidak ada orang perkasa yang dapat mengupayakan atau melakukan persiapan bagi umat manusia ini, apalagi ada orang yang dapat memimpin umat manusia ini menuju tempat tujuan terang dan membebaskan mereka dari ketidakadilan dunia. Tuhan meratapi masa depan manusia, bersedih atas kejatuhan umat manusia, dan merasakan kepedihan karena umat manusia selangkah demi selangkah berjalan menuju kerusakan dan jalur tanpa jalan kembali. Umat manusia yang telah menghancurkan hati Tuhan dan meninggalkan-Nya untuk mencari si jahat: adakah yang pernah memikirkan arah mana yang akan dituju oleh umat manusia semacam ini? Justru karena alasan inilah mengapa tak seorang pun yang merasakan murka Tuhan, mengapa tak seorang pun berusaha mencari cara untuk menyenangkan Tuhan atau mencoba untuk lebih mendekat kepada Tuhan, dan terlebih lagi, mengapa tak seorang pun berusaha untuk memahami kesedihan dan kepedihan Tuhan. Bahkan setelah mendengar suara Tuhan, manusia terus saja berjalan di jalannya sendiri, bersikeras menyimpang dari Tuhan, menghindar dari kasih karunia dan pemeliharaan Tuhan, dan menjauhi kebenaran-Nya, lebih memilih menjual dirinya kepada Iblis, musuh Tuhan. Dan adakah yang pernah memikirkan—jika manusia terus membandel—bagaimana Tuhan akan bertindak terhadap umat manusia yang telah menolak-Nya tanpa menoleh ke belakang? Tak seorang pun mengetahui bahwa alasan Tuhan memberi peringatan dan nasihat berulang-ulang adalah karena Dia telah mempersiapkan di tangan-Nya malapetaka yang belum pernah ada sebelumnya, yang tidak akan tertahankan bagi daging dan jiwa manusia. Malapetaka ini bukan sekadar hukuman untuk daging, tetapi juga untuk jiwa.
Di mana pun Tuhan menampakkan diri, di sanalah kebenaran diungkapkan, dan di sanalah suara Tuhan akan ada. Hanya orang-orang yang dapat menerima kebenaran yang akan dapat mendengar suara Tuhan, dan hanya orang-orang semacam itulah yang layak untuk menyaksikan penampakan Tuhan.
Komentar