Kita membutuhkan hadirat Tuhan ketika kita menghadapi kesulitan dan iman yang lemah. Bencana sering terjadi, dan kita lebih membutuhkan hadirat Tuhan ketika kita merasa takut. Baca kitab suci tema dan konten terkait di bawah ini untuk menemukan cara mendapatkan hadirat Tuhan.
Ayat-ayat Alkitab tentang hadirat Tuhan:
Yesaya 41:10
“Janganlah takut; karena Aku menyertaimu: janganlah cemas; karena Akulah Tuhanmu: Aku akan menguatkanmu; ya, Aku akan menolongmu; ya, Aku akan menopangmu dengan tangan kanan kebenaran-Ku”.
Bagaimana mendapatkan hadirat Tuhan:
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai bencana terjadi satu demi satu, dan nubuat tentang kedatangan kembali Tuhan Yesus telah digenapi. Tetapi saya tidak tahu apakah Anda menemukan bahwa kasih dan iman banyak orang secara bertahap menjadi dingin, tidak ada pencerahan baru dalam membaca kitab suci dan doa, mereka juga tidak dapat merasakan hadirat Tuhan Yesus. Jadi bagaimana kita dapat memulihkan iman dan memperoleh hadirat Tuhan? Ayat kitab suci dan firman Tuhan berikut akan membantu Anda.
Matius 25:6
“Dan pada tengah malam terdengar teriakan, ‘Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya'”.
Wahyu 3:20
“Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku”.
Yohanes 10:27
“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku”.
Firman Tuhan yang Relevan:
Selama beberapa milenium, manusia telah begitu rindu untuk dapat menyaksikan kedatangan Sang Juruselamat. Manusia sangat rindu melihat Yesus Sang Juruselamat menaiki awan putih saat Dia sendiri turun ke antara mereka yang selama ribuan tahun telah merindukan dan mendambakan-Nya. Manusia juga merindukan agar Sang Juruselamat datang dan bersatu kembali dengan mereka; yaitu, mereka rindu agar Yesus Sang Juruselamat, yang telah terpisah dari manusia selama ribuan tahun, datang kembali dan melakukan lagi pekerjaan penebusan yang dahulu dilakukan-Nya di antara orang Yahudi, berbelas kasihan dan mengasihi manusia, mengampuni dosa manusia, dan menanggung dosa manusia, bahkan menanggung segala pelanggaran manusia serta membebaskan manusia dari dosa. Hal yang dirindukan manusia adalah agar Yesus Sang Juruselamat tetap sama seperti sebelumnya—Juruselamat yang dicintai, baik hati, dan layak dipuja, yang tak pernah murka terhadap manusia, dan tak pernah mencela manusia, melainkan mengampuni dan memikul semua dosa manusia, dan bahkan bersedia mati di atas kayu salib, seperti sebelumnya, bagi manusia. Semenjak Yesus pergi, murid-murid yang mengikuti-Nya, dan juga semua orang kudus yang diselamatkan di dalam nama-Nya, sangat merindukan-Nya dan menantikan-Nya dengan penuh harap. Semua orang yang diselamatkan oleh kasih karunia Yesus Kristus selama Zaman Kasih Karunia telah menanti-nantikan datangnya hari penuh sukacita pada akhir zaman, saat Yesus Sang Juruselamat turun di atas awan putih untuk menampakkan diri di hadapan semua manusia. Tentu saja, ini juga keinginan semua orang yang menerima nama Yesus Sang Juruselamat saat ini. Semua orang di alam semesta yang mengenal keselamatan dari Yesus Sang Juruselamat sangat mendambakan agar Yesus Kristus tiba-tiba datang untuk menggenapi hal yang dikatakan-Nya semasa berada di bumi: “Aku akan datang dengan cara yang sama seperti Aku pergi.” Manusia percaya bahwa setelah penyaliban dan kebangkitan, Yesus kembali ke surga di atas awan putih, untuk mengambil tempat-Nya di sebelah kanan Yang Mahatinggi. Dengan cara serupa, Yesus akan turun sekali lagi di atas awan putih (awan ini mengacu pada awan yang dinaiki Yesus sewaktu Dia kembali ke surga), ke antara orang-orang yang sangat mendambakan-Nya selama ribuan tahun, dan Dia akan mengambil rupa dan mengenakan pakaian orang Yahudi. Setelah menampakkan diri kepada manusia, Dia akan memberikan makanan kepada mereka, dan membuat air hidup menyembur bagi mereka, dan akan hidup di antara manusia, penuh kasih karunia dan penuh kasih, hidup dan nyata. Orang memercayai semua gagasan ini. Namun, Yesus Sang Juruselamat tidak melakukan hal ini; Dia melakukan hal yang bertentangan dengan pemahaman manusia. Dia tidak datang ke antara orang-orang yang mendambakan kedatangan-Nya kembali, dan Dia tidak menampakkan diri kepada semua orang sembari menaiki awan putih. Dia sudah datang, tetapi manusia tidak tahu, dan tetap tidak mengetahuinya. Manusia sekadar menantikan-Nya tanpa tujuan, tanpa menyadari bahwa Dia telah turun di atas “awan putih” (awan itu adalah Roh-Nya, perkataan-Nya, seluruh watak-Nya dan siapa Dia seluruhnya), dan kini Dia berada di antara sekelompok pemenang yang akan dibentuk-Nya selama akhir zaman. Manusia tidak mengetahui hal ini: terlepas dari segenap perhatian dan kasih Yesus Sang Juruselamat yang kudus terhadap manusia, bagaimana mungkin Dia bekerja dalam “bait” yang didiami oleh roh-roh yang cemar dan najis itu? Meskipun manusia telah menanti-nantikan kedatangan-Nya, bagaimana mungkin Dia menampakkan diri kepada orang-orang yang memakan daging orang fasik, meminum darah orang fasik, dan mengenakan pakaian orang fasik, yang percaya kepada-Nya tetapi tidak mengenal-Nya, dan yang selalu memeras-Nya? Manusia hanya mengetahui bahwa Yesus Sang Juruselamat itu penuh kasih dan berlimpah dengan belas kasihan, dan bahwa Dia adalah korban penghapus dosa yang penuh penebusan. Kendati demikian, manusia sama sekali tidak tahu bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri, yang penuh dengan kebenaran, kemegahan, murka, dan penghakiman, memiliki otoritas, serta penuh dengan kehormatan. Karena itu, meskipun manusia sungguh-sungguh mendambakan dan menginginkan kedatangan kembali Sang Penebus, dan meskipun doa-doa mereka menggerakkan surga, Yesus Sang Juruselamat tidak menampakkan diri kepada mereka yang percaya kepada-Nya tetapi tidak mengenal-Nya.
Menyelidiki hal semacam ini tidaklah sulit, tetapi itu menuntut setiap kita untuk mengetahui satu kebenaran ini: Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya. Daging yang tidak memiliki esensi Tuhan pasti bukan Tuhan yang berinkarnasi; ini tidak diragukan lagi. Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriahnya. Jika manusia hanya mengamati penampilan lahiriah-Nya, dan sebagai akibatnya mengabaikan esensi-Nya, ini menunjukkan bahwa manusia itu bodoh dan tidak tahu apa-apa. Penampilan lahiriah tidak dapat menentukan esensi; selain itu, pekerjaan Tuhan tidak pernah dapat sesuai dengan gagasan manusia. Bukankah penampilan lahiriah Yesus bertentangan dengan gagasan manusia? Bukankah raut wajah dan pakaian-Nya tidak dapat memberi petunjuk sedikit pun tentang jati diri-Nya yang sebenarnya? Bukankah alasan orang-orang Farisi mula-mula menentang Yesus justru karena mereka hanya melihat penampilan lahiriah-Nya, dan tidak memperhatikan perkataan yang Dia ucapkan?
Semua orang yang mampu menaati perkataan Roh Kudus pada masa sekarang, diberkati. Tidak peduli bagaimana keadaan mereka dahulu, atau bagaimana Roh Kudus dahulu bekerja di dalam diri mereka—mereka yang telah memperoleh pekerjaan Tuhan yang terbaru adalah yang paling diberkati, dan mereka yang tidak dapat mengikuti pekerjaan terbaru pada masa sekarang akan disingkirkan. Tuhan menginginkan mereka yang dapat menerima terang yang baru dan Dia menginginkan mereka yang menerima dan mengetahui pekerjaan-Nya yang terbaru. Mengapa dikatakan bahwa engkau harus menjadi perawan suci? Seorang perawan suci mampu mencari pekerjaan Roh Kudus dan memahami perkara baru, dan lebih dari itu, dia mampu mengesampingkan gagasan yang lama dan menaati pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang. Kelompok orang ini, yang menerima pekerjaan terbaru pada zaman sekarang, telah ditentukan oleh Tuhan sejak sebelum segala zaman dan mereka merupakan orang-orang yang paling diberkati. Engkau semua mendengar suara Tuhan secara langsung dan melihat penampakan Tuhan, dan dengan demikian, di seluruh langit dan bumi, serta di sepanjang zaman, tidak ada yang lebih diberkati selain daripadamu, selain daripada sekelompok orang ini.
Inginkah Anda menyambut Tuhan Yesus sekarang? “Bergabunglah dalam persekutuan online kami melalui informasi kontak di bawah ini dan membawa Anda menemukan jalan untuk menyambut Tuhan Yesus.”
Komentar