oleh

Bagaimana Cara Menjadi Keluarga Kristen yang Ideal

Sebuah website menanyakan kriteria keluarga Kristen yang ideal kepada para subscriber mereka. Jawaban-jawaban yang dikumpulkan sangat menarik, ada yang berkata bahwa keluarga Kristen ideal adalah keluarga yang pengertian takut akan Tuhan, mengajarkan kedekatan hubungan dengan Tuhan, keluarga yang melayani, maupun keluarga yang sudah diselamatkan. Ada juga yang menjawab keluarga yang penuh damai sejahtera, hal mengampuni dalam Alkitab menghargai dan memaafkan, serta bertahan sampai akhir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ideal mempunyai arti sangat sesuai dengan yang dicita-citakan, diangan-angankan, atau dikehendaki.

Jika berbicara tentang cita-cita, kebanyakan orang pasti punya cita-cita yang berbeda satu dengan lainnya. Tidak heran, definisi keluarga Kristen ideal yang dilontarkan oleh para subscriber website Kristen tersebut berbeda-beda. Jawaban-jawaban tersebut sebenarnya menggambarkan impian dan memberikan sedikit gambaran tentang pengalaman mereka bersama keluarga. Jika saat ini kamu membaca artikel ini maka dapat ditebak bahwa kamu ingin tahu seperti apa keluarga yang ideal menurut Alkitab. Namun mungkin kamu akan sedikit kecewa karena jawabannya adalah TIDAK ADA. Ya, tidak ada keluarga yang ideal, bahkan di dalam Alkitab. Di Alkitab, kamu akan menemukan contoh keluarga-keluarga Kristen yang ideal yang jauh dari kata sempurna, beberapa diantaranya adalah:

  • Keluarga Abraham dan Sara

Bayangkan kamu adalah seorang istri yang diminta untuk berbohong tentang status pernikahan karena suamimu takut dibunuh. Bagaimana perasaanmu? Hal itu juga yang dirasakan Sara saat diminta berbohong oleh Abraham saat mereka ada di Tanah Mesir (Kejadian 12:10-20; 20:1-18).

  • Keluarga Yakub, Lea, dan Rahel

Poligami? Hal itu sudah terjadi dan tercatat dalam Alkitab. Pilih kasih? Hal itu juga yang terjadi pada keluarga Yakub. Kita dapat membaca bagaimana Yakub lebih mencintai Rahel dan anak-anaknya dibandingkan Lea dan anak-anaknya (Kejadian 29,37).

  • Keluarga Timotius

Timotius memiliki nenek dan ibu yang mengajarkannya tentang iman, namun ia juga memiliki ayah orang Yunani yang tidak mengenal Allah (2 Timotius 1:5).

Peran Anggota Keluarga dalam Alkitab

Beberapa contoh diatas hanya sebagian kecil dari keluarga-keluarga di Alkitab yang jauh dari kata ideal. Lalu, jika tidak ada keluarga yang ideal, bagaimana sebaiknya kita berharap atas keluarga yang saat ini kita miliki?

1. Kepala dari Keluarga Kristen

Harapan atas suatu keluarga harus dilandasi oleh pengetahuan tentang siapa pemimpin dalam keluarga tersebut. Jawabannya sudah barang tentu adalah Allah, karena Allah adalah Kepala dari semua keluarga Kristen di seluruh dunia. Bahkan, hal tersebut sudah ada dalam janji pernikahan yang dulu kamu ucapkan. Jika kita sudah tahu, sadar, dan yakin bahwa Allah-lah kepala keluarga kita, maka sebenarnya menjalani kehidupan keluarga tidaklah seberat yang kita pikirkan.

1 Korintus 11:3

Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

Kekecewaan adalah jurang pemisah antara harapan dan realita. Hal tersebut yang sering terjadi dalam kehidupan keluarga. Coba renungkan betapa sering kita kecewa pada suami, istri, atau anak-anak karena mereka tidak memenuhi ekspektasi kita? Disinilah sebenarnya Firman Tuhan mengajarkan tentang meletakkan dasar dari segala harapan kepada Allah karena Dialah Sang pemimpin keluarga. Ada perbedaan besar antara harapan yang kamu pegang sendiri dengan harapan yang kamu serahkan pada kemudi Allah.

Coba bayangkan sejenak kamu sedang ada dalam perjalanan jauh, ambillah contoh dari Jakarta ke Bali. Jika kamu terus-terusan menyetir sendirian tanpa istirahat maka tidak heran kamu akan kelelahan. Beda saat kamu punya seorang rekan yang dapat menggantikanmu menyetir saat kamu lelah maupun memberikan arahan saat kamu ada di lokasi yang asing. Seperti itu jugalah seharusnya perjalanan kehidupan pernikahan kita, jangan kita kemudikan sendiri. Di perjalanan panjang ini, bekerjasamalah dengan Allah dalam kemudi pernikahan kita.

2. Dasar dari Keluarga Kristen

Setelah mengetahui Kepala atau Pemimpin dari keluarga, kita juga harus tahu dasar dari keluarga Kristen. Pasti kamu semua sudah tahu bahwa dasarnya harus sesuai dengan Alkitab, tapi seperti apa aplikasinya dalam kehidupan keluarga sehari-hari? Alkitab mencatat bahwa kita harus mengajarkan berulang-ulang dan membicarakan Firman Tuhan di mana saja (Ulangan 6:6-9). Bahkan, jika ada orang-orang lain datang ke rumah dan melihat hidup kita, mereka dapat melihat penerapan Firman Tuhan yang nyata. Dalam kehidupan keluarga pun seperti itu, Firman Tuhan harus menjadi dasar dari setiap keputusan yang kita buat, contohnya bagaimana cara yang tepat untuk menasihati anak, apakah akan berhutang atau tidak, ataupun dalam hubungan suami istri.

Sebelum mencari saran dari orang lain ataupun sumber lain, carilah Firman Tuhan dulu. Firman Tuhan juga harus menjadi sebuah atmosfer di dalam keluarga Kristen. Pastikan bahwa semua anggota keluarga kita mengerti dengan jelas penerapan dan aplikasi dari Firman Tuhan tersebut dalam kehidupan mereka. Selalu pantau juga ukuran pertumbuhan rohani mereka, apakah mereka sudah menjadi pelaku Firman Tuhan atau belum. Mari lihat kembali contoh-contoh keluarga di Alkitab yang sudah ditulis diatas, walaupun dapat dikatakan bahwa Abraham adalah pria penakut, tapi saat Abraham taat pada rencana Tuhan dan sabar menanti, maka Ia dan Sara menjadi Bapa dan Ibu banyak bangsa serta mendapatkan keturunan yang dijanjikan. Walaupun keluarga Yakub, Lea, dan Rahel terpecah belah, namun keturunan merekalah yang melanjutkan janji Allah kepada Abraham, yaitu keturunan seperti bintang-bintang di langit. Lain halnya dengan Timotius, walaupun memiliki ayah yang tidak mengenal Allah, namun lewat iman dari Nenek dan Ibunya serta dasar Firman Allah yang sudah menjadi kehidupannya sejak kecil, Ia pun dipakai sebagai salah satu pendiri gereja di usia yang masih muda pada masa pelayanan Paulus.

Jadi, apapun keadaan keluarga kita saat ini, sadarilah bahwa tidak ada keluarga yang ideal. Namun demikian, jadikanlah Allah sebagai Kepala Keluarga dan Firman Tuhan sebagai dasar yang kokoh bagi keluarga kita, maka Tuhan akan memakai keluarga kita untuk menggenapi rencana-Nya yang besar di dunia ini, karena keluarga adalah wadah untuk Tuhan menggenapi janji Tuhan bagi orang percaya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed