Site icon Persembahan

Barapen, Tradisi Bakar Makanan Orang Papua yang Wajib Ada Saat Natal

Indonesia adalah negara yang kaya akan suku dan tradisinya. Jadi gak heran kalau setiap suku pasti punya kebiasaan tersendiri dalam melakukan perayaan.

Misalnya, suku Betawi di Jakarta punya tradisi unik saat rayakan hari keagamaan. Begitu juga dengan suku Batak di Sumatera Utara.

Perbedaan inilah yang membuat setiap perayaan menjadi indah. Dan hal ini juga berlaku saat dalam perayaan Natal.

Salah satu perayaan Natal unik yang harus kita tahu adalah barapen oleh masyarakat Papua. Jadi ini adalah tradisi bakar makanan yang selalu mengisi perayaan-perayaan besar, termasuk Natal.

Saat bulan Natal tiba, masyarakat akan bersemangat menggelar tradisi bakar makanan ini. Hal ini dilakukan sebagai ucapan syukur, kebersamaan dan rasa persaudaraan salaam perayaan Natal.

Biasanya barapen sendiri digelar sebelum perayaan ibadah Natal. Masyarakat akan berkumpul di satu tempat dan bersama-sama memasak daging babi, ubi, kangkung, pepaya dan makanan lain. Semua bahan makanan ini akan dimasukkan ke dalam lubang yang berisi batu yang sudah dibakar.

Santapan Menu Barapen

Babi adalah makanan utama dalam perayaan barapen. Babi-babi yang biasanya dibunuh dengan panah, akan dipotong lebih dulu dan dibakar di dalam lubang berisi batu.

Daging babi ini akan dibiarkan sekitar 1-2 jam, tergantung pada panas batu dan ketebalan daging yang dimasukkan ke dalam batu.

Tahapan barapen

Bukan hanya sekadar bakar, masyarakat Papua ternyata punya tahapan saat merayakan barapen.

Pertama, mereka akan memilih seseorang untuk menggali tanah atau lubang besar. Lalu lubang itu akan dialasi dengan daun pisang. Setelah itu barulah semua menu makanan seperti daging, sayuran dan umbi dimasukkan ke dalam. Bagian atasnya kembali ditutup dengan daun pisang.

Setelah itu, mereka akan bekerja sama untuk mengumpulkan batu yang sudah dibakar lebih dulu dan menaruhnya di atas daun pisang. Setelah batu merata, mereka lalu menunggu sampai makanan matang.

Teknik membakar batu barapen

Semua batu yang akan digunakan untuk memasak, lebih dulu dibakar dalam sebuah lubang yang dibuat di tanah. Semakin panas batu maka semakin cepat pula makanannya matang.

Biasanya batu-batu panas ini akan disiapkan oleh para lelaki. Dan bahan makanan akan disiapkan oleh kaum perempuan.

Walaupun dimasak dengan cara yang berbeda dari makanan pada umumnya, makanan yang dimasak dengan cara barapen tetap terasa lezat. Menariknya, lemak daging yang dibakar bersama makanan lain itu pun hilang karena lemaknya terserap ke dalam sayuran.

Makan dengan suasana kebersamaan

Menyantap menu barapen juga punya aturan khusus. Mereka yang merayakan Natal akan duduk bersama di sebuah lapangan terbuka dan dibagi ke dalam beberapa kelompok.

Setiap kelompok, terdiri dari 10-20 orang dan duduk melingkar, untuk memudahkan pembagian makanan yang telah dimasak dengan cara barapen. Kelompok ini juga dibagi berdasarkan gender dimana laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan sesuai dengan tingkat usia.

Sebelum dibagikan, setiap kelompok akan diberikan daun pisang sebagai alas makanan. Setelah itu, pihak yang bertanggung jawab akan membagikan daging babi dan menu makanan yang sudah matang secara merata kepada semua kelompok.

Menyambut Natal dengan tradisi Barapen dipercaya menjadi bentuk sukacita dan ucapan syukur umat Kristen Papua. Dan sampai saat ini tradisi tersebut masih terus dilestarikan.

Sumber : Jawaban.com

Exit mobile version