oleh

Beda Sakramen Katolik dan Protestan

Katolik dan Protestan merupakan dua aliran yang tergolong dalam agama Kristen. Keduanya sama-sama mengakui Yesus Kristus sebagai Juru Selamat manusia. Pemisahan keduanya bermula sejak Martin Luther memutuskan untuk mereformasi gereja Katolik karena dia tidak setuju dengan aturan pada gereja Katolik saat itu, sehingga dia beserta pengikut-pengikutnya disebut Protestan. (Baca : Sejarah Protestan dan Katolik)

Banyak orang awam yang rancu dengan alasan mengapa Katolik dan Protestan dipisahkan. Mereka berpikir bahwa kedua aliran ini memiliki terlalu banyak kemiripan yang mungkin dapat disatukan. Padahal, sebenarnya banyak sekali perbedaan mendasar dari keduanya. Misalnya, pandangan terhadap alkitab, pandangan terhadap gereja, pemimpin tertinggi, sakramen, dan masih banyak lagi. Namun yang akan dibahas di sini adalah perbedaan Katolik dan Protestan dalam hal sakramen. Katolik memiliki tujuh sakramen sedangkan Kristen hanya mengakui dua sakramen. Perbedaan sakramen Katolik dan Protestan, yang bisa anda ketahui sebagai berikut:

  • Sakramen dalam Katolik

Dari tujuh sakramen, dibagi menjadi tiga jenis :

  1. Inisiasi
  • Sakramen Babtis

Sakramen ini merupakan sakramen yang paling penting dalam kehidupan umat Katolik, karena menandakan dimulainya kehidupan baru di dalam Yesus. Dengan manusia memutuskan untuk dibabtis, maka mereka mau untuk lahir baru, meninggalkan keinginan daging atau hawa nafsu, dan hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Maka dari itu, penganut Katolik baru bisa melaksanakan sakramen yang lainnya apabila dia sudah dibabtis.

  • Sakramen Ekaristi

Sakramen ekaristi ini biasa juga disebut sebagai perjamuan kudus pada penganut Protestan. Perayaan ekaristi bertujuan supaya kita selalu mengingat pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Seperti yang diminta Yesus pada Lukas 22:19, “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.” Karena itulah, ekaristi sangat identik dengan adanya roti dan anggur karena Yesus sendiri yang meminta untuk menjadikan roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah-Nya.

Gereja Katolik juga mempercayai bahwa ekaristi dihadirkan supaya mereka mendapat buah penebusan yaitu keselamatan karena Yesus hanya disalib satu kali. (Baca :  perbedaan Kristen dan Katolik)

  • Sakramen Krisma

Krisma biasanya dilakukan saat seseorang beranjak remaja, yang menandakan kedewasaan rohani. Atau biasanya dilakukan sebagai tanda bahwa orang tersebut telah resmi menjadi jemaat gereja tertentu.

Krisma sendiri sering disebut sebagai sakramen penguatan. Namun, maknanya bukan manusia menguatkan manusia lain, melainkan manusia menguatkan dirinya sendiri oleh karena dia percaya Yesus selalu besertanya. Seperti yang dikatakan 2 Korintus 13:5, bahwa manusia diminta untuk menguji dan menyelidiki dirinya sendiri apakah mereka tahan uji atau tidak. Seseorang yang percaya bahwa Yesus ada dalam dirinya maka dia akan selalu kuat dalam menghadapi segala hal yang menimpanya.

  1. Penyembuhan
  • Rekonsiliasi

Rekonsiliasi atau yang disebut pengakuan dosa merupakan sakramen yang dilakukan oleh orang yang telah dibabtis namun kembali berbuat dosa. Katolik mempercayai bahwa dosa bersifat merusak, baik hubungan antar sesama maupun hubungan dengan Allah. Oleh karena itu, manusia perlu memulihkan hubungan tersebut dengan mengakui dosa-dosanya.

Ada beberapa tahapan saat melakukan ritual pengakuan dosa. Pertama, mengakui dosa yang telah diperbuat. Kedua, menyesalinya. Ketiga, sungguh-sungguh untuk tidak akan melakukannya lagi. Keempat, memohon ampun kepada Allah. Dan terakhir, meninggalkan dosanya dan mau hidup dengan cara yang baru.

  • Pengurapan Orang Sakit

Pengurapan orang sakit tergolong dalam sakramen penyembuhan selain rekonsiliasi. Saat seorang imam melakukan pengurapan pada si sakit, maka itu berarti ia menyerahkan sepenuhnya orang itu pada Allah. Pengurapan tersebut dilakukan dengan memberikan minyak khusus yang telah diberkati pada dahi dan tangan si sakit. Apabila seseorang yang sakit itu telah sekarat, pengurapan bertujuan untuk menguatkan si sakit dalam perjuangannya yang menghantarkan kepada kehidupan baru. Adapun tahapan dalam pelaksanaan sakramen pengurapan dibagi menjadi dua bagian yaitu liturgi sabda dan sakramen pengurapan yang sesungguhnya.

  1. Sakramen Panggilan
  • Sakramen Imamat

Saat seseorang dilantik menjadi pelayan gereja, baik itu uskup, imam, maupun diakon, maka mereka diharuskan melakukan pentasbihan atau imamat. Apabila seseorang telah melaksanakan pentasbihan ini, maka orang tersebut harus mau menerima tanggung jawab dalam pelayanan, mengamalkan cinta kasih terhadap sesama, serta menggambarkan citra Kristus dalam kehidupan sehari-hari melalui perbuatannya.

  • Sakramen Pernikahan

Sakramen pernikahan bertujuan untuk menganugerahkan rahmat pada pasangan supaya kehidupan perkawinan senantiasa diberkati, baik dalam menjalankan rumah tangga maupun dalam mengasuh anak.

  • Sakramen Protestan: 

1. Sakramen Babtis

Sama seperti sakramen babtis dalam Katolik, babtis dalam Protestan juga memiliki arti bahwa manusia yang telah dibabtis harus mau meninggalkan kehidupan sebelumnya dan menjadi seorang yang senantiasa menuruti kehendak Allah. Kendati demikian, dalam Protestan babtis tidak berarti menghapus dosa, karena penebusan oleh Yesus lah satu-satunya yang menyelamatkan manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa babtis merupakan langkah awal apabila manusia yang dewasa secara rohani memutuskan untuk percaya kepada Yesus.

2. Sakramen Perjamuan Kudus

Kurang lebih memiliki makna yang sama seperti ekaristi pada Katolik. Hanya saja, dalam pelaksanaannya, sakramen ini dilakukan pada hari-hari besar saja, sedangkan dalam gereja katolik ekaristi dilakukan pada setiap minggu.

Dari penjelasan tersebut, bisa kita lihat dengan jelas perbedaan sakramen antara Katolik dan Protestan. Katolik memiliki ritual keagamaan yang lebih kental. Tidak hanya dalam hal sakramen, namun juga dalam hal keagamaan lainnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed