Kita tentu sering mendengar kata meditasi. Meditasi merupakan sebuah proses berpikir secara mendalam dan fokus untuk suatu periode waktu tertentu dalam ketenangan. Tiga kata kunci utama dari meditasi adalah fokus, suatu periode waktu, dan ketenangan. Orang yang melakukan meditasi biasanya pergi ke tempat yang tenang seperti bukit atau goa selama beberapa waktu seperti satu hari atau bahkan satu bulan untuk mendapatkan suatu ‘pencerahan’. Meditasi sendiri biasanya dilakukan untuk kegiatan spiritual atau hanya sekedar untuk relaksasi.
Namun, apakah Kristen mengenal meditasi? Kebanyakan orang Kristen menganggap meditasi bukanlah hal yang perlu dilakukan. Hal ini disebabkan meditasi memang dikenalkan oleh suatu agama lain. Namun, ternyata budaya Kristen sendiri mengenal yang disebut dengan meditasi Kristen. Meditasi Kristen memiliki perbedaan yang sangat mencolok dengan meditasi yang umum dikenal oleh kebanyakan orang. Meditasi pada umumnya dikenal untuk mengosongkan diri, mengosongkan pikiran. Sebaliknya, meditasi Kristen justru bertujuan untuk mengisi pikiran dengan pikiran-pikiran Kristus. Meditasi Kristen justru harus sepenuhnya sadar dan bersinergi dengan pekerjaan Roh Kudus.
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. ̶ Kolose 3:1
Meditasi Menurut Kristen
Sebagai orang Kristen, kita perlu untuk mencari “perkara yang di atas”, yaitu pikiran-pikiran Kristus. Bagaimana kita berpikir hendaknya sama seperti bagaimana Yesus berpikir. Bagaimana kita bertindak hendaknya sama seperti bagaimana kita bertindak. Oleh karena itu, perlu untuk melakukan meditasi agar dapat mengerti pikiran Kristus. Pada Alkitab NIV (New International Version), berkali-kali disebutkan kata meditation yang berarti meditasi. Namun, pada Alkitab oleh LAI (Lembaga Alkitab Indonesia), kata meditation ini diterjemahkan sebagai merenungkan firman Tuhan.
Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu. ̶ Mazmur 77:12-13
Mazmur oleh Asaf ini menjadi dasar bagi meditasi Kristen. Berikut tiga dasar cara meditasi menurut Kristen:
- Mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan dan keajaiban-keajaiban-Nya
Pada meditasi Kristen, kita perlu untuk mengingat perbuatan Tuhan. Bagaimana Tuhan sudah memberkati kita dengan luar biasa. Bagaimana Tuhan sudah mengampuni segala dosa dan kesalahan kita. Dengan mengingat perbuatan Tuhan, kita kembali mengingat bahwa kita hanyalah manusia biasa. Tuhan yang kita puji dan sembah jauh lebih besar dari apapun juga. Ia mampu untuk melakukan segala sesuatu. Hal ini penting agar kita tetap merendahkan diri selama meditasi. Ingatlah akan ayat Alkitab tentang merendahkan diri.
- Menyebut-nyebut segala pekerjaan-Nya
Tidak hanya mengingatnya, kita perlu “menyebutnya”. Menyebutkan segala pekerjaan Tuhan menjadi aksi nyata kita bahwa kita sungguh-sungguh ingin merendahkan diri. Secara nyata, kita mengambil aksi untuk memuji dan memuliakan Tuhan karena apa yang sudah Ia perbuat dalam hidup kita. Hal yang penting untuk diingat adalah ketulusan dan rasa syukur yang ingin kita sampaikan. Sebutkan segala pekerjaan-Nya dengan rasa syukur.
- Merenungkan perbuatan-perbuatan-Nya
Setelah kita mengingat, mengakuinya, kita perlu juga untuk merenungkan perbuatan-Nya. Merenungkan perbuatan-Nya berarti kita merefleksikan diri atas apa yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Kita merefleksikan mengapa Tuhan melakukan hal tersebut pada kita. Kita mencoba menggali apa yang harus kita lakukan selanjutnya setelah segala hal yang telah Tuhan perbuat bagi kita. Dengan renungan tersebut, kita mendapatkan suatu kesimpulan tindakan nyata apa yang akan kita kerjakan setelah selesai meditasi yang seturut dengan kehendak Tuhan.
Langkah Meditasi Menurut Kristen
Dengan tiga dasar tersebut, dibentuklah cara meditasi menurut Kristen. Berikut beberapa langkah yang dapat diikuti untuk melakukan meditasi.
- Mempersiapkan fisik, niat, dan waktu
Hal yang penting untuk diingat adalah saat meditasi, kita sebaiknya tidak terdistraksi oleh apapun. Entah itu notifikasi dari ponsel, kerabat yang tiba-tiba menghampiri, atau bahkan rasa lapar. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan fisik, niat, dan waktu sebagai langkah awal cara meditasi menurut Kristen. Persiapkan fisik dengan terlebih dahulu tidur cukup dan makan yang cukup. Makanlah makanan yang sehat dan bersih untuk menghindari rasa ingin ke toilet. Juga minumlah yang cukup. Selain itu, siapkan waktu yang tepat.
Pastikan selama periode waktu meditasi, kita tidak memiliki janji dengan orang lain atau hal penting yang perlu untuk dilakukan. Kosongkan waktu sesuai kebutuhan meditasi. Tentukan sendiri durasi meditasi sesuai kebutuhan. Biasanya pemula akan memulai dengan 10-20 menit. Seiring waktu, durasi meditasi ini akan terus bertambah. Selanjutnya, yang paling penting, siapkan niat untuk melakukan meditasi. Tenangkan hati dan pikiran kita dengan berbagai cara menenangkan hati dan pikiran menurut Alkitab.
- Mencari tempat dan waktu yang tepat, serta bagaimana kita akan melakukan meditasi
Meditasi Kristen tidak mengkhususkan tempat dan waktu tertentu. Kita bebas untuk melakukannya di mana saja dan kapan saja. Namun, ingat kembali kunci utama meditasi: fokus, suatu periode waktu, dan ketenangan. Tentu diperlukan tempat yang tenang dan tidak diganggu.
Paling mudah, kita bisa melakukannya di kamar pribadi kita. Selain itu, tentukan juga waktu yang tepat untuk menghindari datangnya distraksi selama meditasi. Tentukan juga bagaimana kita akan melakukan meditasi. Cara meditasi menurut Kristen tidak menentukan suatu postur tubuh tertentu selama meditasi. Cari posisi senyaman mungkin karena posisi yang tidak nyaman hanya akan menjadi distraksi untuk kita.
- Menentukan ‘mantra’ atau fokus bacaan untuk meditasi
Ada pemikiran-pemikiran yang berbeda dalam menentukan cara meditasi menurut Kristen. Seperti John Main, salah seorang guru spiritual, ia menyarankan selama meditasi kita hanya menyebutkan satu ‘mantra’ yaitu ‘Maranatha’. ‘Maranatha’ sendiri memiliki arti ‘Yesus, datanglah’. Bagi John Main, mantra ini mengundang kehadiran Kristus dan kita tidak perlu melibatkan perasaan kita yang mungkin malah akan menjadi distraksi.
Sebagian orang merasa kita memang memerlukan mantra untuk meditasi, tetapi tidak harus ‘Maranatha’. Kita bisa menentukan sendiri mantra tersebut. Mantra yang dimaksud merupakan suatu kata, kalimat, atau bahkan teks yang kita pikirkan dan sebutkan secara berulang-ulang selama meditasi. Mantra dapat berupa ayat alkitab tentang penyembahan.
Namun, ada juga yang berpikir bahwa kita tidak memerlukan mantra tersebut. Kristus yang paling mengenal hati kita. Ia selalu hadir dan kita dapat merasakan kehadiran-Nya kapanpun tanpa mantra tertentu. Sebelum meditasi, kita justru perlu menentukan suatu bacaan yang ingin kita pahami dan perdalam. Kita berharap melalui meditasi, kita dapat menafsirkan bacaan tersebut sesuai kehendak Tuhan seperti contoh eksegese ayat Alkitab.
- Memfokuskan pikiran pada Tuhan
Ingatlah bahwa meditasi Kristen bertujuan untuk semakin mengenal Kristus. Oleh karena itu, inti dari cara meditasi menurut Kristen dimulai dengan memfokuskan pikiran pada Tuhan. Kita bisa memulainya dengan menyebutkan mantra yang sudah kita tentukan secara berulang-ulang sampai kita benar-benar fokus.
Jika kita tidak menyiapkan mantra, kita dapat mulai dengan menyanyikan lagu-lagu pujian bagi Tuhan dan melakukan penyembahan yang benar menurut Alkitab. Sembari menyebutkan mantra atau menyanyikan pujian, berdoalah meminta fokus dari Tuhan.
- Meminta pertolongan untuk mampu mendengar suara Tuhan
Kita hanyalah manusia biasa. Kita tidak akan pernah mampu mendengar suara Tuhan tanpa kuasa dari-Nya. Oleh karena itu, sungguh-sungguhlah berdoa meminta pertolongan untuk mampu mendengar suara Tuhan. Minta Ia memberikan Roh Pengertian. Minta Ia membukakan telinga kita. Minta Ia untuk membuat kita peka akan suara Tuhan. Rendahkanlah diri kita dan tinggikan Tuhan dalam meditasi ini.
- Meminta pengampunan pada Tuhan
Kita adalah manusia yang penuh dosa sedangkan Allah suci, kudus. Ia tidak suka, benci terhadap dosa. Kita tidak boleh lupa untuk memohon ampun atas segala dosa yang sudah kita lakukan. Sebisa mungkin, sebutkan dosa-dosa kita secara spesifik. Dengan memohon pengampunan, kita sekali lagi menyatakan kerendahan diri kita.
Kita sekali lagi menyatakan keagungan dan kemahakuasaan Allah. Ingatlah bahwa Allah berkehendak pada setiap orang yang datang kepada-Nya. Jangan lupa untuk mengucap syukur karena kita percaya atas janji keselamatan dalam Alkitab. Kita juga dapat melakukannya dengan membaca dan menyebutkan ayat Alkitab tentang bertobat.
- Menyebutkan mantra/Mendalami bacaan Alkitab
Jika kita memilih untuk menyebutkan mantra, terus sebutkan mantra tersebut secara berulang-ulang selama waktu meditasi. Kita bisa menyanyikan lagu-lagu pujian di antara mantra yang kita sebutkan tersebut. Sebutkan terus mantra tersebut hingga kita merasa mampu berkomunikasi dengan Tuhan. Berkomunikasilah dengan-Nya sampai kita mampu mengerti kehendak-Nya.
Jika kita tidak menyiapkan mantra, dalami bacaan Alkitab yang sudah kita persiapkan. Kita dapat mendalaminya dengan membacanya, kemudian mengulanginya kembali, lalu menulisnya, dan menulisnya kembali. Meditasi tidak dilakukan untuk membuat kita hapal dengan bacaan tersebut. Jangan fokus untuk menghapalkannya. Fokuslah untuk terus dibentuk melalui bacaan tersebut. Seiring pendalaman Alkitab, kita bisa berdoa atau menyanyikan lagu pujian. Dengan berulang kali membaca dan menuliskannya, pikiran kita dapat terus semakin dibuka untuk memahami apa yang Allah inginkan. Rasa imajinasi dapat membantu kita untuk semakin paham. Misal, bayangkan rasa lapar yang dirasakan oleh 5000 orang ketika mengikut Yesus dan rasa kenyang ketika makan dari 5 roti dan 2 ikan.
- Menentukan tindakan yang akan diambil
Sebelum mengakhiri cara meditasi menurut Kristen ini, tentukan tindakan yang akan kita ambil. Tindakan ini harus merupakan sebuah aksi nyata yang akan kita lakukan. Tentu kita tidak ingin hasil dari meditasi ini menjadi sia-sia. Sekali lagi, meditasi tidak hanya bertujuan untuk membuka pikiran kita, tetapi lebih lagi menjadi serupa dengan Kristus.
Oleh karena itu, jangan hentikan meditasi pada suatu waktu tertentu. Terus lanjutkan dengan tindakan nyata yang sudah kita tentukan dan lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Mintalah pertolongan Roh Kudus untuk terus mengingatkan dan meneguhkan kita dalam melakukannya.
- Mengucap syukur
Ketika kita mampu mengerti firman Tuhan, ketika kita mampu berkomunikasi dengan Tuhan, kita sudah sepatutnya mengucap syukur. Ingatlah bahwa kita manusia berdosa dan Tuhan adalah Allah yang kudus. Kita sepatutnya tidak layak untuk menghadap Dia. Namun, Ia mau mengampuni segala dosa kita dan berbicara dengan kita.
Entah itu meditasi dengan mantra ataupun bacaan Alkitab, yang terpenting adalah bagaimana sikap hati kita. Jangan lupa untuk terus merendahkan diri dan mengucap syukur. Semoga artikel ini memberkati.
Komentar