Site icon Persembahan

Daftar Tempat Wisata Rohani Kristen di Bali

Wisata Kristen di Bali. Seperti diketahui, Bali adalah salah satu pulau terbaik tidak hanya di Indonesia, melainkan di dunia. Bali dikenal sebagai Pulau Dewasa, menyajikan berbagai destinasi wisata menarik yang layak untuk dikunjungi.

Meski mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu, namun hal tersebut tidak membuat tempat-tempat wisata yang ada di sana hanya fokus pada wisata rohani Hindu saja. Ketika kita menjelajah lebih jauh, akan ditemukan lebih banyak destinasi wisata, termasuk wisata rohani Kristen.

Daftar Destinasi Wisata Rohani Kristen di Bali

Tanpa banyak basa basi kembali, langsung saja silahkan simak pembahasan lengkap mengenai daftar kumpulan destinasi wisata rohani Kristen yang ada di Bali. Simak pembahasan lengkapnya berikut dilansir dari berbagai sumber.

1. Gereja Hati Kudus Yesus, Palasari

Palasari adalah sebuah kampung di Desa Ekasari, Kec. Melaya, Kab. Jembrana, yang sebagian besar warganya beragama Katolik. Warga Katolik di Palasari mulanya berasal berasal dari Tuka di tempat Badung yang lantas membentuk pemukiman baru di Bali Barat dipimpin oleh seorang pastor yakni Pastor Simon Buis, SVD.

Di kampung ini anda sanggup mendapatkan Gereja Hati Kudus Yesus, bangunan Gereja Katolik bersama dengan arsitektur khas Bali. Di bagian depan gereja ini terdapat gerbang “candi bentar” dan patung Yesus Kristus bersama dengan Hati Kudus-nya. Sementara di dalam kompleks gereja juga terdapat Gua Maria yang sanggup menjadi tempat untuk kalian berdoa bersama dengan tenang.

Walaupun iman penduduk Palasari tidak serupa bersama dengan orang-orang Hindu Bali di sekitarnya, namun mereka senantiasa mengamalkan formalitas dan budaya Bali. Hal ini tercermin berasal dari bangunan gereja serta cara mereka beribadah, juga berasal dari nama-nama mereka yang senantiasa mengfungsikan nama khas Bali (Wayan, Made, Nyoman, Ketut) dan proses irigasi “subak” yang mereka terapkan dalam pertanian.

2. Gereja GKPB Pniel, Blimbingsari

Tidak benar-benar jauh berasal dari Palasari, terdapat Desa Blimbingsari yang terdapat di Kec. Melaya, Kab. Jembrana. Jika mayoritas warga Palasari menganut Katolik, maka warga Blimbingsari mayoritasnya menganut Kristen Protestan.

Ada sebagian gereja atau denominasi Protestan yang terdapat di desa ini, namun yang paling dominan adalah Gereja Kristen Protestan Bali (GKPB), dan mereka miliki gedung gereja bernama GKPB Pniel.

Jika kami memandang sekilas bangunan GKPB Pniel ini dan tidak paham bersama dengan adanya salib di atap gapuranya, maka kami tentu mengira bahwa ini adalah pura Hindu. Memang bangunan gereja ini benar-benar kental bersama dengan arsitektur Bali, bersama dengan ukiran khas dan gapura candi bentar yang ada di depannya. Sama layaknya umat Katolik di Palasari, umat gereja GKPB Pniel ini juga beribadah bersama dengan menyerap formalitas dan bahasa Bali. Keseharian mereka juga tidak beda bersama dengan warga Bali di sekelilingnya yang beragama Hindu, menganut formalitas Bali, mengfungsikan nama khas Bali dan proses irigasi “subak”.

3. Kompleks Puja Mandala, Nusa Dua

Kompleks Puja Mandala adalah sebuah kompleks di Nusa Dua di mana 5 tempat ibadah berasal dari 5 agama yang tidak serupa terdapat dalam kawasan yang sama dan saling berdampingan.

Dalam gambar ini berasal dari kiri kami sanggup memandang ada Masjid (Masjid Agung Ibnu Batutah), Gereja Katolik (Maria Bunda Segala Bangsa), Wihara (Buddha Guna), Gereja Protestan (GKPB Bukit Doa) dan Pura (Jagatnatha).

Di sini kami sanggup memandang langsung harmoni kerukunan umat beragama yang ada di Bali, meskipun tempat ibadah ini berasal dari agama-agama yang tidak serupa dan letaknya bersebelahan namun tidak saling mengganggu dan semuanya senantiasa saling menghormati. Lokasinya yang berada di atas bukit juga memicu kalian jadi nyaman untuk beribadah lebih-lebih di dalam gedung gereja.

4. Rumah Retreat & Gua Maria Bunda Karmel, Baturiti

Kompleks tempat tinggal retreat yang dimiliki oleh Ordo Karmelit ini terdapat di Baturiti, Tabanan, tidak jauh berasal dari Bedugul dan Danau Bratan. Selain tempat tinggal retreat yang sanggup dipakai oleh komunitas kalian untuk retreat atau penyegaran rohani, di sini juga terdapat Gua Maria yang sanggup kalian mengfungsikan untuk berdoa dalam keheningan, dan juga Taman Jalan Salib (Via Dolorosa) yang menggambarkan kisah penderitaan Yesus Kristus sampai ke wafat-Nya. Sangat cocok bagi kalian yang sudi beribadah jalan salib.

Letaknya yang tidak jauh berasal dari Bedugul dan Danau Bratan benar-benar cocok untuk kalian yang kebetulan singgah di tempat ini untuk berdoa dan meditasi sejenak sebelum saat melanjutkan agenda wisata kalian.

5. Gua Maria Air Sanih, Bali Utara

Gua Maria Air Sanih terdapat di kampung Air Sanih, Kec. Kubutambahan, Kab. Buleleng, tidak jauh berasal dari jalan utama antara Singaraja dan Tulamben. Letak gua ini memang agak jauh berasal dari lokasi-lokasi wisata utama yang ada di Bali, supaya kalian kudu benar-benar menyempatkan pas untuk sanggup berdoa dalam keheningan di gua Maria ini.

Gua bersama dengan patung Bunda Maria ini desainnya tidak jauh layaknya di Lourdes, Perancis, yang juga menginspirasi Gua Maria di Sendangsono (Jogja) dan Puhsarang (Kediri), namun senantiasa bersama dengan sentuhan khas budaya Bali yang membuatnya senantiasa istimewa. Selain gua Maria di sini juga terdapat patung jalan salib untuk kalian yang sudi merenungkan kisah sengsara Yesus sampai kepada wafat-Nya.

Seperti halnya gua Maria di Sendangsono dan Puhsarang, meskipun tempat ini adalah tempat ziarah rohani Katolik namun terbuka untuk umum. Kalian yang bukan Katolik pun boleh singgah ke sini untuk berdoa dan bermeditasi menurut agama kalian masing-masing.

Jika kalian pas ini sedang berada di Bali namun jadi bosan bersama dengan hiruk-pikuk tempat wisata, kalian sanggup menuju 5 tempat ini untuk menenteramkan hati dan jiwa sekaligus mengirimkan keinginan kalian kepada Tuhan yang Esa.

Exit mobile version