oleh

Fakta Asal-usul Lucifer dalam Alkitab, Malaikat atau Iblis?

Jika kita membaca Alkitab secara keseluruhan, Alkitab tidak hanya menceritakan adanya entitas Allah Tritunggal, manusia, hewan, dan tumbuhan. Alkitab juga menjelaskan bahwa di dunia ini ada entitas lainnya berupa malaikat dan iblis. Kita umumnya membedakan kedua entitas ini berdasarkan fungsinya. Malaikat kita anggap sebagai entitas yang baik, mendukung kita untuk berjalan sesuai kehendak Tuhan. Sebaliknya, iblis kita anggap sebagai entitas jahat, selalu berusaha untuk menjauhkan kita dari Tuhan.

Malaikat dan Iblis

Sebelum mengenal asal-usul Lucifer dalam Alkitab, kita harus mengerti terlebih dahulu mengenai entitas malaikat dan iblis yang diceritakan dalam Alkitab. Tidak salah jika kita membedakan malaikat dan iblis berdasarkan baik dan  jahatnya. Namun, ternyata, ketika kita mampu mendapatkan manfaat membaca Alkitab setiap hari, kita akan mengerti bahwa iblis pun awalnya merupakan malaikat.

Wahyu 12:7-9 Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

Perikop ini menceritakan bagaimana timbul peperangan di sorga. Diceritakan bahwa peperangan terjadi antara Mikhael dan naga. Berdasarkan tambahan kata “malaikat-malaikatnya” baik pada Mikhael dan iblis, banyak orang menyimpulkan bahwa iblis dahulu adalah malaikat.

Lukas 1:19 Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.

Berdasarkan perkataan Gabriel, seorang malaikat, malaikat diciptakan oleh Allah untuk melakukan penyembahan yang benar menurut Alkitab. Malaikat melayani Tuhan dengan membantu menyampaikan janji keselamatan dalam Alkitab kepada manusia. Malaikat membantu manusia untuk memahami ayat Alkitab tentang pengampunan.

Ibrani 2:7 Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,

Allah pun menciptakan malaikat berbeda dari manusia. Malaikat diciptakan sedikit lebih tinggi dari manusia. Malaikat diciptakan dengan kemuliaan dan hormat. Ini berarti bahwa malaikat sebenarnya diciptakan tidak bercela. Namun, Allah kita bukanlah Allah yang memaksakan entitas manapun untuk memuliakan-Nya. Seperti manusia, Allah pun memberikan kehendak bebas kepada malaikat. Malaikat yang memilih untuk meninggalkan Allah inilah yang kemudian kita kenal sebagai iblis. Prinsip ini kemudian menerangkan bagaimana asal-usul Lucifer dalam Alkitab.

Asal-usul Lucifer

Kita sudah mengetahui bagaimana malaikat dan iblis menjadi dua entitas yang berbeda. Lalu, bagaimana dengan Lucifer? Saat ini, kita mengenal Lucifer sebagai seorang iblis. Peter Binsfield mengungkapkan ada tujuh pokok dosa dan Lucifer menjadi simbol dari dosa kesombongan yang sesuai dengan ayat Alkitab tentang kesombongan manusia. Bagaimana kisah asal-usul Lucifer dalam Alkitab? Untuk mengerti asal-usul Lucifer dalam Alkitab, kita perlu membaca dasarnya terlebih dahulu dalam Yehezkiel 28:12-19.

Yehezkiel 28:12, 15, 17 “Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. … Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu. … Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya.

Berdasarkan dasar ayat Alkitab tersebut, kita dapat menyimpulkan beberapa asal-usul Lucifer dalam Alkitab. Berikut asal-usul Lucifer dalam Alkitab.

  1. Lucifer pada Yehezkiel 28 disebutkan sebagai raja Tirus. Ia diciptakan dengan sempurna, penuh hikmat, dan maha indah seperti malaikat.
  2. Lucifer dalam Alkitab juga dikenal sebagai Bintang Fajar. Hal ini sesuai dengan arti nama Lucifer dalam bahasa Ibrani. Dalam bahasa Latin pun, Lucifer berasal dari dua kata yaitu lux/lucis yang berarti cahaya dan ferre yang berarti membawa sehingga Lucifer dikenal sebagai pembawa cahaya.
  3. Lucifer dikenal sebagai malaikat dengan status tertinggi dalam kerajaan sorga.
  4. Lucifer pada akhirnya memilih untuk meninggalkan Tuhan dan menjadi iblis.
  5. Lucifer meninggalkan Tuhan dengan kesombongannya. Dr. Willmington dalam bukunya berjudul Doctrine of The Satan mengatakan bahwa Lucifer begitu sombong, merasa mampu menyamai Allah.
  6. Meskipun Lucifer yang memilih untuk meninggalkan Allah, tetapi Allah sendiri yang membuang Lucifer dari kerajaan sorga. Lucifer tidak lagi memenuhi syarat masuk surga menurut Alkitab.

Kita dapat melihat bentuk kesombongan Lucifer dalam Yesaya 14:13-14. Dalam kitab Yesaya, Lucifer dikenal sebagai Bintang Timur, putera Fajar.

Yesaya 14:13-14 Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!

Dengan asal-usul Lucifer dalam Alkitab tersebut, Lucifer saat ini pun dikenal sebagai iblis yang berusaha menjatuhkan ke dalam dosa, terutama dosa kesombongan. Penting untuk kita ingat bahwa Lucifer awalnya adalah seorang malaikat yang melayani Allah. Artinya, ia sangat mengerti bagaimana seharusnya manusia menyembah dan melayani Allah. Ia pun sangat mengerti apa kehendak Allah dalam kehidupan manusia. Apalagi, Lucifer juga dikenal memiliki banyak hikmat.

Dengan segala yang ia miliki tersebut, Lucifer mampu membolak-balik segalanya. Ia merupakan entitas yang sangat mampu untuk melakukan hal yang berlawanan dengan kehendak Allah. Oleh karena itu, kita perlu terus berhati-hati agar kita tidak jatuh ke dalam godaan Lucifer. Berhati-hati juga lah dengan kesombongan atas hikmat yang sejauh ini sudah kita miliki. Jangan sampai kita menjadi lucifer-lucifer kecil yang berlaku seperti yang dikatakan ayat Alkitab tentang pindah agama. Kiranya segala kemuliaan bagi nama Allah saja. Tuhan memberkati.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed