Site icon Persembahan

Hukum Karma atau Tabur-Tuai dalam Kristen

Karma adalah istilah yang dikenal dalam konsep teologi agama Hindu dan Budha. Kedua agama ini meyakini adanya reinkarnasi setelah kematian. Dan karma sendiri merupakan hukum sebab-akibat yang akan menentukan bagaimana kualitas kehidupan seseorang di kehidupan barunya, apakah akan menjadi seseorang yang penuh sukacita dan hidup bahagia, atau sebaliknya, hidup dalam kesusahan. Kondisi ini tergantung pada perilaku manusia di kehidupan sebelumnya, hidup suci dan murah hati atau hidup dengan mementingkan dirinya sendiri.

Namun, tentu saja teori tentang reinkarnasi ini bertentangan dengan Alkitab, sehingga otomatis orang Kristen menolak hukum karma dalam konteks reinkarnasi yang ada dalam agama Hindu dan Budha tersebut. Sebagai orang percaya, kita meyakini bahwa manusia hidup di dunia hanya satu kali. Setelah kematian jasmani, kita akan dihakimi dan ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Kebangkitan atau kematian roh yang tergantung pada pada iman kita.

Memang, karma untuk kehidupan selanjutnya tidak berlaku bagi orang Kristen. Yang ada adalah karma dalam artian hukum tabur-tuai. Dan sekarang, saat mengatakan hukum karma dalam Kristen maka yang dimaksud adalah karma dalam konteks hukum tabur-tuai. Nah, setelah ini kita akan mengetahui bagaimana konsep hukum karma dalam Kristen.

Dalam agama Kristen, hukum tabur-tuai adalah konsep dalam kehidupan dimana kita akan menuai apa yang kita tabur. Apabila kita menabur kebaikan, maka kita akan mendapat kebaikan. Begitu juga sebaliknya. Dan karma yang didapat hanya berlaku di kehidupan ini saja karena kita hanya hidup satu kali di dunia. Percayakah Anda dengan hukum tabur-tuai? Mari lihat ayat-ayat Alkitab berikut :

“Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga”

Rasul Paulus mengatakan konsep hukum tabur-tuai ini untuk mengajak jemaat di Korintus supaya ambil bagian dengan tulus dalam pekerjaan Tuhan. Seperti yang dilakukan jemaat Makedonia yang tetap bermurah hati dan menerapkan prinsip kasih tentang Alkitab walaupun sedang mengalami kekurangan dan kemiskinan.

“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”

Seperti yang dikatakan Paulus pada surat Galatia ini bahwa Allah akan menghukum setiap orang menurut perbuatannya. Apabila dia lebih mementingkan hawa nafsu dan kepuasan duniawi, maka ia akan mendapat kebinasaan. Dan sebaliknya, apabila manusia hidup dalam Roh Kudus, maka ia akan hidup kekal.

“Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam”

Selama hidup di bumi, kita akan selalu diberikan pilihan-pilihan. Dan pilihan itu akan condong ke kebaikan atau keburukan. Setiap benih yang kita taburkan, suatu saat nanti kita pasti akan menuainya. Dan setiap perbuatan yang kita lakukan hari ini, kita akan menerima balasannya kemudian hari.

“Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Ayat ini lebih jelas lagi menunjukkan kepada kita apa yang akan kita dapat setelah melakukan sesuatu. Misalnya dalam hal mengampuni dalam Alkitab. Kalau kita mau mengampuni, maka kita juga akan diampuni. Dan kalau kita suka menghakimi, maka kita juga akan dihakimi.

Dan ukuran yang kita pakai untuk menghakimi orang lain juga akan digunakan untuk menghakimi diri kita sendiri. Simple sekali, bukan?

“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.”

Pernah mendengar peribahasa, “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian?” Mungkin inilah yang dimaksud dari ayat ini. Siapa yang mau berlelah-lelah dan berusaha keras, maka dia akan mendapatkan akhir yang bahagia. Karena hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Jadi, apabila kita menginginkan masa depan yang baik, berusahalah mulai dari sekarang. Keberhasilan tidak datang dengan sendirinya. Karena Allah Maha Adil, siapa yang mencari maka ia akan mendapat. Dan sesuatu yang indah akan datang pada waktunya.

Dari ayat-ayat di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa Alkitab tidak mengenal hukum karma yang berkaitan dengan reinkarnasi. Hukum karma dalam Kristen adalah hukum sebab-akibat yang sama halnya dengan hukum tabur tuai. Jadi, karma ini hanya berlaku selama manusia hidup dan akan berhenti saat manusia meninggal. Karena sebaik apapun manusia selama hidup di dunia tidak akan mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Seperti yang dikatakan dalam 1 Petrus 1:18-19, bahwa keselamatan kita didapat dari darah Kristus yang sama seperti anak domba yang tak bernoda dan bercacat. Tanpa pengorbanan-Nya, kita akan terus memikul akibat dosa menurut Alkitab, baik dosa warisan maupun dosa yang kita perbuat yang tentu saja akan menjadi dinding pemisah antara kita dengan Allah.

Sekian artikel mengenai hukum karma dalam Kristen. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Karena sebenarnya, hukum tabur tuai ini dapat mendidik kita untuk lebih bijaksana dalam bertindak. Kita perlu berpikir dengan matang sebelum melakukan sesuatu, apalagi jika tindakan itu mengambil resiko yang besar. Bagaimana dampak dari perbuatan kita. Sehingga kita dapat belajar mempertanggungjawabkan setiap perbuatan kita.

Exit mobile version