oleh

Ini Arti Penting Dibalik Doa Bapa Kami

Di dalam Lukas 11, para murid mengajukan permintaan Yesus yang menarik. Dari banyak hal yang bisa mereka minta, mereka meminta supaya Dia mengajarkan mereka cara berdoa. Dengan senang hati, Yesus tentu saja mau mengajarkannya.

Sebagai orang Kristen, kita sering mendengar Doa Bapa Kami. Lewat doa ini Yesus memberi kita contoh tentang bagaimana harusnya kita berdoa. Waktu pertama kali Yesus mengajarkan tentang doa, Dia mengucapkan dua kata pertama yaitu Bapa Kami.

Dua kata ini dianggap sangat penting dalam doa karena memiliki makna yang mendalam.

Pertama, Bapa Kami menggambarkan bahwa Allah adalah Bapa kita.

Di dalam Perjanjian Lama, kebanyakan nama Allah diberi istilah Yahweh atau Yehuwa.

Ada yang menyebutnya Yehuwa Jireh atau Tuhan penyedia. Yehuwa Shammah atau Tuhan maha hadir atau Yehuwa Nissi yang artinya Tuhan Panjiku.

Di masa itu, orang Israel memposisikan Allah sebagai pribadi yang sangat dihormati. Tapi dalam Perjanjian Baru, Yesus justru mengajarkan orang-orang itu cara menyebut Allah yang sangat berbeda. Bukan hanya menyebutnya Allah Yehuwa tapi jauh lebih intim dari itu yaitu sebagai Bapa.

Tentu saja Yesus tidak bermaksud untuk mengurangi posisi Allah sebagai Yehuwa. Tapi Dia hanya ingin mengubah paradigm orang-orang tersebut dengan cara bagaimana mereka harusnya terkoneksi dengan Allah. Bapa Kami adalah ungkapan hubungan yang sangat akrab dan dekat antara Allah dengan umat-Nya.

Kedua, Bapa Kami menjelaskan tentang tiga hal penting tentang Allah.

Tiga hal penting yang harus orang Kristen ketahui tentang Allah adalah:

1 Akses

“karena oleh Dia (Yesus) kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.” (Efesus 2: 18)

Dalam Perjanjian Lama, setiap imam yang dipercayakan Allah harus melakukan upacara Yom Kippur untuk masuk ke Tempat Mahakudus. Hal ini bertujuan sebagai permohonan untuk penghapusan dosa. Hanya satu orang saja yang bisa menghadap Tempat Mahakudus setiap tahunnya. Itulah fungsi Allah Yehuwa di masa itu.

Tapi Yesus akhirnya membuka akses baru kepada Allah. Dia meminta kita menyebut Allah sebagai Bapa kita. Hal ini menunjukkan bahwa kita berhak memanggilnya Bapa dan duduk secara bebas di bawah kaki-Nya serta menghabiskan waktu bersama dengan Dia.

Karena Allah adalah bapa kita, maka kita sebagai anak mendapatkan akses untuk bisa lebih dekat dengan Dia.

  1. Keintiman

“Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu..” (Yakobus 4: 8)

Kita bukan hanya memiliki akses ke hadirat Allah. Tapi Allah juga mau kita datang kepada-Nya. Sebagai seorang bapa, Dia mau kita membagikan isi hati kita bersama Dia. Membagi kebahagiaan, ketakutan dan kekuatiran kita.

Dia mau terhubung dengan cara bagian yang paling intim dalam hidup kita. Dia mau memeluk kita saat kita merasa sendirian. Dia mau menghibur kita saat kita merasa sedih atau sedang tertekan. Dia mau kita bahagia saat segala sesuatunya berjalan dengan baik. Dia mau kita mewarisi kebijaksaan dari-Nya saat kita gak tahu caranya bertindak.

Dia adalah bapa pengasih yang ingin terlibat dalam setiap aspek hidup kita. Dia adalah bapa bukan lagi sosok yang terlalu sulit untuk dijangkau. Ucapan Bapa kami membangun hubungan keintiman antara kita dengan Allah. Sehingga kita disebut dengan anak-anak Allah.

“Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.” (Galatia 4: 6-7)

  1. Identitas

“Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.” (1 Yohanes 3: 1)

“Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.” (Roma 8: 16)

Karena kita telah menjadi anak-anak Allah, kita pun mendapat hak istimewa dari Dia. Sama seperti seorang anak yang gak perlu kuatir tentang makanan, minuman, pakaian dan kebutuhan lainnya. Sebagai bapa, Dia menyediakan semua yang anak-anak-Nya perlukan.

Tanggung Jawab Anak Untuk Menghormati Bapanya

Meski begitu sebagai anak, kita tetap punya tanggung jawab untuk menghormati Allah.

Sebagai contoh, waktu kita melangkah keluar rumah, waktu kita berinteraksi dengan orang lain, komunitas lain atau dalam pekerjaan, kita mewakili bapa kita di dunia. Jadi, sudah jadi tanggung jawab kita untuk menunjukkan kasih dan hati bapa kita juga kepada orang lain.

Sumber : Jawaban.com

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed