Menurut Alkitab, janji pernikahan Kristen adalah ikatan yang terjalin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang memiliki komitmen untuk hidup bersama. Dalam Kejadian 2:24 dikatakan bahwa apabila pasangan telah disatukan dalam hubungan pernikahan, itu artinya mereka telah menjadi satu daging dan tidak dapat dipisahkan oleh apapun kecuali maut.
Dari definisi ini, kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada tempat bagi orang ketiga dalam dalam hubungan pernikahan. Lalu bagaimana kata Alkitab mengenai perselingkuhan yang saat ini marak terjadi? Nah, sekarang kita akan mengetahui hukum perselingkuhan menurut Kristen.
Beberapa negara memandang perselingkuhan sebagai tindakan yang biasa saja atau umum terjadi. Sedangkan negara yang lain sangat menjunjung tinggi perkawinan sebagai ikatan yang sah. Pandangan-pandangan ini tidak lepas dari budaya masyarakat terhadap perkawinan itu sendiri, ada negara yang melegalkan hubungan seks di luar nikah dan ada pula yang menjadikan agama sebagai pedoman sehingga melarang seks bebas.
Sebelum kita mengetahui hukum perselingkuhan menurut Kristen, saya akan sedikit membahas mengenai fakta-fakta perselingkuhan yang terjadi dalam masyarakat. Menurut beberapa survey, perselingkuhan tidak hanya dikarenakan oleh hasrat seksual saja, melainkan juga karena ketidakpuasan secara emosional, dengan kata lain kebutuhan emosional seseorang tidak bisa didapatkan dari pasangannya. Bisa jadi karena pasangan kurang pengertian atau kurang bisa menghargai usaha orang tersebut.
Misalnya, laki-laki adalah makhluk dengan ego yang tinggi dan mereka berharap bisa menjadi pelindung bagi pasangannya. Jadi, jangan pernah merendahkan suami karena egonya bisa terluka. Dan selain faktor seks dan emosi, sebenarnya masih banyak lagi faktor yang menyebabkan perselingkuhan dalam rumah tangga. Karena hubungan suami-isteri dalam rumah tangga sangat kompleks dan masalah-masalah baru bisa datang tak terduga. Namun, apakah hal-hal tersebut membenarkan tindakan perselingkuhan? Mari lihat bagaimana Alkitab berbicara mengenai peselingkuahan, berikut uraiannya:
- Dalam 1 Korintus 7:4 dikatakan bahwa istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya. Dan begitu pula sebaliknya, suami juga tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi istrinya. Setelah laki-laki dan perempuan menikah, itu artinya mereka telah memutuskan hak khusus atas tubuhnya sendiri dan memberikan hak tersebut kepada pasangannya. Jadi, ayat ini mengajarkan para pasangan yang sudah menikah bahwa mereka tidak lagi memiliki tubuhnya sendiri, melainkan tubuhnya juga milik pasangannya. Jadi yang boleh memakai tubuhnya hanyalah pasangannya sendiri.
Walaupun demikian, hendaklah suami dan istri juga peka terhadap kebutuhan pasangannya. Jangan melalaikan hasrat pasangan, karena hal tersebut akan memberikan peluang akan terjadinya perselingkuhan. Suami-istri harus peduli dan pengertian satu-sama lain. Tanamkan keterbukaan, kejujuran, dan jaga komunikasi.
- Dalam Alkitab, sebenarnya tidak ada kata perselingkuhan. Kata yang memiliki kesamaan makna dengan selingkuh adalah zina. Dalam konteks Alkitab, zina dipakai untuk menunjukan pelanggaran seksual yang dilakukan seseorang yang sudah menikah. Atau lebih tepatnya, zina adalah ketidaksetiaan yang dilakukan seseorang dalam hubungan pernikahan sehingga ia mencari pemuasan seksual di luar pasangannya.
- Dalam Ibrani 13:4, Allah memerintahkan manusia untuk menghormati perkawinan dan jangan mencemarkan tempat tidur dengan perbuatan zina. Karena pernikahan adalah persekutuan hidup dan lembaga terhormat yang dirancang oleh Allah untuk manusia. Dan Allah akan menghakimi siapa saja yang mengotori hubungan perkawinan dengan berbuat zina.
- Matius 5:28 berbunyi, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya.” Ternyata perzinaan tidak hanya dilakukan dalam hubungan secara fisik. Dengan memandangi orang lain dan menginginkannya juga tergolong dalam perzinaan. Hal ini biasanya terjadi pada laki-laki yang mana hasrat seksualnya sangat mudah dibangkitkan.
- Matius 5:32 berbicara kembali mengenai perzinaan, “Siapa yang menceraikan istrinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan istrinya kecuali karena zina, ia menjadikan istrinya berzina; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zina.”
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa pasangan yang sudah menikah tidak boleh dipisahkan dengan apapun juga. Setiap laki-laki yang menceraikan istrinya, ia membuat istrinya berzina. Dan apabila pria yang sudah menikah kawin dengan perempuan lain, maka ia juga berzina.
Jadi intinya, perceraian bukanlah solusi dari masalah-masalah yang ada dalam rumah tangga. Karena terdapat hukum perceraian dalam Kristen dimana Allah melarang perceraian. Dan sebenarnya perceraian tidak akan memisahkan ikatan perkawinan. Kecuali apabila salah satu pasangan melakukan zina terlebih dahulu baru pasangan boleh bercerai.
- 1 Korintus 6:16
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: Keduanya akan menjadi satu daging.”
Orang yang berselingkuh atau berhubungan seks dengan yang bukan pasangannya maka ia telah bersatu dan menjadi satu daging dengan orang tersebut. Karena itu, mereka yang berzina tidak hanya membawa masuk roh perzinaan dalam keluarga, melainkan juga membawa kutuk perzinaan menurut Alkitab.
Lalu bagaimana tanggapan kita terhadap perselingkuhan atau perzinaan? Dikatakan dalam Alkitab bahwa zina adalah dosa yang dibenci Allah. Dan dosa bersifat merusak, baik hubungan dalam keluarga maupun hubungan dengan Allah. Sebagai umat Kristen, kita harus menjunjung tinggi prinsip dasar pernikahan. Percayalah, bahwa Anda tidak akan mendapatkan kepuasan dengan berselingkuh.
Sebaliknya, Anda akan merasa was-was dan merasa buruk dengan diri Anda sendiri. Selain itu, Anda juga tidak akan mendapat kedamaian dan Anda kemungkinan akan kehilangan orang yang telah menerima diri Anda apa adanya. Yakinlah bahwa setiap masalah ada jalan keluar dan tempatkan Kristus sebagai pemimpin dalam rumah tangga.
Sekian artikel tentang hukum perselingkuhan dalam Kristen. Semoga artikel ini dapat memberikan pencerahan kepada pembaca. Dan apabila Anda ingin mengetahui lebih jauh mengenai hubungan pernikahan, Anda bisa membaca artikel hubungan suami istri dalam Kristen.