Site icon Persembahan

Ini Kenapa Tuhan Tak Menjawab Doa-doamu

Yohanes 6: 15

Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 2; Yohanes 12; 1 Tawarikh 16-17

Di tengah hari-hari yang sibuk, aku sering kali berdoa sekedarnya. Karena Tuhan adalah penyedia kita dan Dia berkata bahwa kita gak mendapatkan karena kita tidak meminta. Padahal aku meminta bahkan untuk hal-hal kecil juga. Aku meminta bantuan soal tugas-tugasku, waktu ban kendaraanku kempes, dan supaya Dia memberiku kesabaran menghadapi rekan kerjaku. Tuhan dengan murah hati menjawab doa-doa bahkan untuk hal-hal kecil seperti mendapatkan tempat parkir di mal.

Tapi di lain waktu Tuhan sepertinya tidak mendengarkan permohonanku. Bahkan, kadang aku merasa doa-doa penting yang aku sampaikan tidak dijawab. Di satu waktu, aku menangisi dosa-dosaku sendiri. Aku bertanya dimana Tuhan dalam saat-saat seperti itu?

Baru-baru ini, saat aku membaca injil Yohanes, aku mendapat pemahaman baru tentang beberapa doa yang tampaknya terhalang. Dalam Yohanes 6, Yesus memberi makan orang banyak dengan lima roti dan dua ikan.

“Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.” Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.” (Yohanes 6: 14-15)

Waktu orang banyak itu menyadari kalau Yesus adalah Mesias yang diutus dari Allah, orang-orang itupun mengikuti Dia. Tapi kenapa Dia pergi? Kenapa Yesus memilih pergi ke gunung?

Mungkinkah karena kerumunan itu punya agenda tersendiri? Mereka tidak siap untuk mengikut Yesus. Mereka hanya ingin memenuhi kebutuhan mereka sendiri untuk menjadikan Yesus sebagai raja. Walaupun Dia adalah Raja segala raja, tahta duniawi bukanlah rencana Allah.

Yesus tidak menegur orang-orang itu atau membongkar kesalahan mereka. Waktu Dia tahu rencana mereka, Dia menarik diri. Dia menyingkir.

Aku gak cukup ingat apa saja doaku yang tampaknya mental itu, tapi aku tahu ada musim dimana aku tenggelam dalam rasa kasihan pada diriku sendiri. Aku ingin Dia menghilangkan rasa sakitku dan mengubah orang-orang di sekitarku. Yesus sudah memenuhi kebutuhanku sebelumnya, dan seperti kerumunan orang banyak itu aku ingin Dia memenuhi kebutuhanku saat itu. Aku membuat agenda sendiri daripada mencari kehendak Tuhan. Mungkinkah itu sebabnya doaku tidak dijawab? Apakah Yesus menarik diri saat kita mencoba memanfaatkan Dia untuk tujuan kita?

Apakah doa-doaku tampak kosong? Aku tahu Roh-Nya masih bersamaku, bahwa Dia tinggal di dalam hatiku, dan bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkanku. Tapi, aku juga tahu kalau Dia tampak menarik diri.

Kita melihat sisa cerita di beberapa ayat kemudian. Para murid menangkap ikan dan tidak mendapat apa-apa di Laut Galilea. Mereka terdampar di tengah lautan badai. Yesus mendekat, berjalan di atas air dan mereka tampak ketakutan sampai Yesus meyakinkan mereka untuk tidak takut.

“Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.” (Yohanes 6: 21)

Begitu mereka menghampiri Yesus, masuk ke perahu yang merupakan wilayah tanggung jawab dan pergumulan mereka, mereka segera tiba di tujuan. Mereka tidak lagi harus berjuang untuk mencapai tujuan mereka.

Waktu aku berusaha keras untuk mewujudkan sesuatu, bahkan dengan doa seringkali seperti mendayung di tengah lautan badai. Alih-alih mendayung dengan sekuat tenaga, apakah aku harus menghentikan upaya panikku dan mencari Yesus? Mungkinkah satu-satunya hal yang perlu aku lakukan untuk mencapai tujuanku adalah menerima Dia ke dalam perahuku?

Aku percaya bahwa ketika aku dengan rendah hati menerima-Nya, aku bisa berharap untuk mencapai tujuanku, melalui kuasa-Nya, tanpa berjuang tapi mengambil tempat di sisi Yesus. Untuk saat-saat dimana aku tidak segera mencapai tujuan, Yesus akan tinggal bersamaku dan aku bisa beristirahat di dalam Dia dan menyerahkan perjalanan kepada Dia.

Hak cipta Kay Camenish, digunakan dengan izin.

Sumber : Cbn.com

Exit mobile version