oleh

Ini Tujuan Kenapa Yesus Lahir di Kandang Domba

Kenapa Yesus Lahir di Kandang Domba Padahal Ia Tuhan? Mungkin saja jika pertanyaan ditanyakan dalam forum yang sifatnya formal bisa saja kamu akan ditatap dengan pandangan sinis dan sejenisnya, namun tetap saja manusia tak akan pernah lepas dari rasa penasaran.

Rasa ingin tahu itulah yang membuat manusia terus berkembang, baik itu dalam iman maupun pikiran. Apalagi jika rasa ingin tahu tersebut berhubungan dengan Tuhan yang dia sangat percayai.

Sejarah mencatat bahwa Maria merebahkan Yesus dalam palungan, itu adalah tempat makanan bagi hewan ternak. Lantas mengapa Maria tinggal bersama binatang bukannya dalam rumah yang hangat juga nyaman?

Saat itu Kaisar Agustus sang penguasa Roma membuat aturan bahwa tiap orang harus pulang ke kota kelahirannya supa namanya dapat terdaftar dalam buku. Yusuf lahir di Betlehem tapi ketika dia dan Maria tiba di sana tidak ada lagi tempat penginapan bagi mereka. Oleh sebab itu mereka terpaksa datang ke kandang binatang, saat itu justru Maria melahirkan Yesus.

Para gembala datang kepada Yesus padahal mereka di padang rumput pada malam hari menjaga domba-domba, datanglah cahaya terang menerangi mereka. Itu adalah cahaya dari malaikat. Gembala sangat ketakutan, malaikat pun berkata:

Jangan takut! Ada kabar baik untuk kalian. Hari ini, di Batlehem, Kristus Tuhan itu telah lahir. Ia akan menyelamatkan orang-orang! Kalian akan menemuinya dibungkus dengan lampin dan terbaring dalam palungin.

Tiba-tiba saja datang sekumpulan malaikat yang mulai memuji-muji Allah. Maka para gembala pergi untuk melihat Yesus dan sekarang mereka telah menemukannya.

Alasan Kenapa Yesus Lahir di Kandang Domba

DI Kota Batlehem sedang diadakan sensus penduduk, karenanya Yusuf kembali ke sana. Acara ini juga yang jadi penyebab penginapan penuh sehingga memaksa Maria untuk ‘menginap’ di kandang domba. Maria sedang sakit karena tanda-tanda melahirkan, sayangnya pemilik penginapan menolak permintaannya sehingga ia melahirkan Yesus di kandang domba. Hal tersebut bisa dikategorikan sebagai tragedi kemanusiaan.

Secara tidak langsung juga bisa diambil makna bahwa kelahiran Yesus di kandang domba merupakan simbol yang menandakan umat-Nya menolak kehadiran-Nya. Ini bisa terjadi karena masyarakat Betlehem adalah suku Yehuda, suku ini merupakan nenek moyang Kristus.

“ Ia datang kepada sang pemilik kepunyaan-Nya. Akan tetapi, milik kepunyaan-Nya tidak bersedia menerima kehadiran-Nya”.

Yoh 1:11

Suku Yehuda lah yang menenempati kota Betlehem, sehingga pada waktu sensus orang-orang yang berasal dari suku Yehuda kembali ke daerahnya semula. Dengan kata lain suku Yehuda yang merupakan keturunan-Nya, keluarga-Nya, umat-Nya yang pertama-tama menolak Dia.

Yoh 1: 11 “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya tetapi milik kepunyaan-Nya tidak menerima-Nya”. Dalam Kis 4:11 Rasul Petrus berkata kepada imam-imam besar “Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang2 bangunan- yaitu kamu sendiri,…  Dan penolakan terhadap Tuhan Yesus ini sudah dimulai sejak Ia lahir  dengan simbol “palungan” yang ingin mengatakan tiada tempat yang layak bagi-Mu dirumahku.

Maria mengetahui bahwa anaknya adalah seorang Tuhan atau Allah. Yesus merupakan juru selamat umat manusia yang mereka nantikan. Hal tersebut membuat Maria kebingungan karena kelahiran Yesus bukan di tempat yang nyaman, malah di kandang domba.

Muncul pertanyaan di benak Maria, ia merenungkan kelahiran Yesus sendiri tidak mencerminkan seorang raja, apakah benar Yesus adalah juru selamat karena tanda kelahirannya sangat berbeda?

Mungkin kita kerap memandang ‘nilai’ seseorang dari cara mereka lahi, siapa yang melahirkan dan dimana dia tumbuh. Hal-hal ini merupakan sebuah sudut pandang secara lahiriah. Kekayaan, kenyamanan, kesuksesan membuat seseorang dipandang makin tinggi padahal Salomo mengatakan bahwa semua kekayaan tersebut adalah kesia-siaan.

Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang , dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.

Pengkhotbah 5:9

Dua ribu tahun setelahnya, ketika semua hotel-hotel dan rumah sakit yang menolak Yesus sudah hilang termakan waktu, kandang domba dan palungan tempat Yesus dilahirkan masih terus kokoh berdiri dan dikunjungi jutaan orang.

Sadarkah kamu bahwa kejadian seperti ini bukan hanya terjadi 2000 tahun yang lalu di Bethlehem, sampai hari ini Tuhan sering kali mengetuk hati kita untuk Dia ‘lahir’ dalam kehidupan kita.

Namun sering kali kita menolak kedatanganNya, karena merasa hidup kita sudah terlalu penuh, kita terlalu sibuk sehingga tidak punya waktu untuk Tuhan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed