Pacaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sebuah hubungan yang dijalin oleh seorang perempuan dengan seorang laki-laki, dan didalamnya terdapat rasa kasih dan sayang diantara satu sama lainnya. Dalam Alkitab sendiri, tidak pernah disebutkan mengenai pacaran, atau dijelaskan mengenai apa itu pacaran.
Namun menurut konsep kehidupan orang Kristen, yang memandang bahwa hidup adalah anugrah Allah Tritunggal agar kita dapat mengambil bagian dalam rencana-Nya; maka pacaran dapat dikatakan sebagai salah satu proses kematangan hidup seseorang. Proses yang perlu dilalui agar seseorang siap untuk memikul dan mengerjakan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah untuknya.
Pacaran dalam kekeristenan dapat dianggap sebagai masa perkenalan, dimana dua pribadi menjalin ikatan menuju kesatuan tubuh dalam kasih dan iman yang kudus pada Allah, yaitu menuju pernikahan kudus. Seperti disebutkan sebelumnya, dalam Alkitab tidak ditetapkan secara jelas mengenai pacaran. Namun berdasarkan standar hidup menurut firman Tuhan, kita perlu menentukan batasan-batasan dalam masa pacaran. Yaitu dengan menjaga kekudusan (1 Petrus 1:15); menjauhi pencabulan (1Tesalonika 4:3); dan melakukan yang benar, sebab tidak semua hal dalam hidup itu berguna (1Korintus 6:12).
Pacaran Menurut Kristen
Seringkali kita terbentur mengenai apakah boleh atau tidaknya pacaran, namun sebenarnya bukanlah itu inti permasalahannya. Masalahnya adalah mengenai cara kita dalam menjalin hubungan pendekatan dengan lawan jenis. Apakah sesusi dengan cara pacaran menurut iman kristen? Apakah sehat dan memuliakan nama Tuhan?
Setiap kita perlu mengintrospeksi diri, memahami bahwa pacaran hanyalah sebuah sarana. Sarana untuk menuju pernikahan kudus, dan melaksanakan janji pernikahan kristen. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kami paparkan beberapa tujuan pacaran menurut Alkitab.
1. Menemukan Pasangan yang Sepadan
Dalam Kejadian 2: 18 dikatakan bahwa Allah berfirman bahwa tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Oleh sebab itu Allah menciptakan penolong, yang sepadan dengannya. Dengan begitu, pacaran merupakan proses penjajakan, untuk mengetahui apakan pasangan kita benar sepadan dengan kita.
Lebih jauh lagi mengenai sepadan, dalam 2 Korintus 6: 14-15 dikatakan bahwa orang Kristen haruslah bersekutu dengan orang Kristen juga, sebab kebaikan tidak mungkin berpadu dengan kejahatan. Dalam 1 Korintus 5: 11 dipaparkan lebih jauh lagi, untuk tidak bergaul dengan orang yang hanya mengaku sebagai orang Kristen, namun prilakunya tidak mencerminkan kekristenan. Untuk lebih jauh anda bisa membaca artikel pacaran beda agama menurut kristen.
2. Menemukan Pasangan yang Saling Menguatkan Kelemahan Masing-Masing
Dalam Pengkotbah 4: 9-10 diatakan bahwa berdua lebih baik daripada seorang diri, sebab jika seorang jatuh maka ada temannya akan mengangkatnya (baca juga: ayat alkitab tentang pacaran). Selama pacaran kita dapat mengetahui apakah kita dan pasangan kita dapat saling menerima kelemahan masing-masing, dan saling membantu mengatasi kelemahan tersebut, saling menguatkan. Jika benar pasangan kita berasal dari Allah, kita akan mendapati bahwa kita semakin dikutkan dalam Tuhan karena pasangan kita. Jika tidak, berarti saatnya untuk intropeksi diri, untuk berubah.
3. Menghasilkan Buah Roh
Tujuan hidup orang Kristen adalah menghasilkan buah, yaitu buah-buah roh kudus yang tercantum dalam Galatia 5:22-23b. Jadi dalam hal apapun yang kita lakukan, temasuk ketika pacaran, kita harus menghasilkan buah Roh. Kita dapat mengintrospeksi diri, apakan saat berpacaran kita semakin menghasilkan buah Roh?
Adakah kasih, sukacita, kesetiaan, penguasaan diri, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, serta kelemahlembutan dalam masa pacaran yang kita lewati? Jika ia, maka pasangan anda mungkin memang berasal dari Allah. Namun jika tidak, maka kembali kita harus merelakan hati untuk berubah atau melepaskan.
4. Memuji dan Memuliakan Tuhan
Sebagai orang Kristen, tentulah kita wajib menjaga perbuatan dan perilaku hidup kita agar tidak mencemarkan nama Tuhan. Selain itu, sebagai hamba-Nya sudah seharusnya kita memuji dan memuliakan nama-Nya dalam setiap langkah hidup kita. Seperti yang ditulis dalam 2 Timotius 2:22, sebaiknya kita menjauhi nafsu orng muda.
Lebih baik mengejar keadilan, kesetiaan, kasih, serta damai. Mengerjarnya bersama-sama dengan mereka yang berseru pada Tuhan, dengan hati yang murni. Oleh sebab itu dalam pacaran pun kita sebaiknya berpasangan dengan orang yang sama-sama percaya pada Tuhan Yesus, serta mengejar buah-buah Roh dan bukannya hawa nafsu semata.
5. Membuat Komitmen dan Rencana Menuju Pernikahan Kudus
Seperti disebutkan pada bagian pendahuluan, masa pacaran merupakan sarana menuju pernikahan kudus. Jadi saar berpacaran, kita dan pasangan kita haruslah memiliki komitmen untuk melanjutkan hubungan pacaran ke jenjang pernikahan (baca: ayat Alkitab tentang pernikahan Kristen). Jika tidak bisa setia untuk berkormitmen, dan merencanakan pernikahan, maka hubungan pacaran tersebut tidak memiliki arti.
Seperti yang tertulis dalam Lukas 16:10, kita harus terlebih dahulu dapat setia dalam perkara kecil, yaitu dalam masa pacaran. Barulah kita akan dapat setia dalam perkara besar, yaitu pernikahan yang kudus yang sesuai dengan tujuan pernikahan Kristen. Jika dalam perkara kecil tidak benar, maka juga tidak akan benar dalam perkara yang besar. Oleh sebab itu, berhati-hatilah.
Demikian artikel mengenai tujuan pacaran menurut Alkitab. Ada 5 tujuan pacaran yang kami rangkum untuk anda, yaitu: menemukan pasangan yang sepadan, menemukan pasangan yang saling menguatkan kelemahan masing-masing, menghasilkan buah roh, memuji dan memuliakan Tuhan, dan membuat komitmen dan rencana menuju pernikahan kudus. Semoga kita dapat mengerti dan memahami tujuan berpacaran yang benar dalam Tuhan, sehingga melakukan apa yang berkenan di hadapan-Nya.
Komentar