oleh

Kenapa Buah Terlarang Diciptakan Tuhan

Menggapa Tuhan menciptakan buah terlarang dan menempatkannya di tengah Taman Eden? Bukankah hal itu seakan Tuhan ingin ‘menjebak,’ Adam dan Hawa untuk memakannya? Bukankah lebih baik Tuhan tidak menciptakannya supaya mereka tidak jatuh dalam dosa? Bagaimana penjelasan buah terlarang di Alkitab?

Pertanyaan semacam itu adalah produk dari akal manusia yang juga diciptakan oleh Tuhan untuk berfikir. Jadi kita tidak bisa menyalahkan orang mempertanyakan hal tersebut karena memang mempergunakan akal pikiran sebagaimana mestinya.

Lantas, bagaimana jawaban dari pertanyaan di atas? Apakah Tuhan Allah layak untuk disalahkan atas dosa yang dibiarkan-Nya terjadi?

Setelah menciptakan langit dan bumi, Tuhan juga membuat Taman Eden dan menempatkan manusia di dalamnya. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut:

Kejadian 2:8-9

Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Kejadian 2:15-17

Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: ”Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa Tuhan ingin manusia merawat taman tersebut. Tuhan juga membebaskan manusia memakan buah yang ada di sana, artinya tidak ada aturan harus makan buah ini, kemudian buah itu dan sebagianya, bebas. Tapi Tuhan melarang untuk memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat.

Jika dilarang untuk dimakan, lantas untuk apa diciptakan?

Mungkin akan lebih baik jika pohon itu tidak diciptakan sejak awal atau tetap diciptakan tapi tidak perlu melarang untuk memakannya (buah terlarang), dengan begitu manusia akan taat dan suci. Namun Tuhan tidak ingin manusia menjadi taat karena hasil yang ‘dikondisikan’ seperti itu. Tuhan ingin ciptaan-Nya taat atas pilihan manusia itu sendiri (kehendak bebas), singkatnya ketaatan tersebut didapat tanpa diuji.

Contoh yang lain adalah ketika anda mempunyai isteri tapi di sisi lain ada banyak wanita yang menyukai anda. Anda dihadapkan pilihan untuk tetap setia mencintai isteri anda atau berpaling ke wanita yang lain. Di situlah ujiannya, jika anda bisa setia tanpa berpaling maka cinta tersebut lebih berkualitas daripada mereka yang tetap setia karena memang hanya tidak ada wanita lain yang menyukai dirinya selain isterinya.

Tuhan menginginkan cinta dan ketaatan dari umatnya yang merupakan hasil ujian bukan berdasarkan situasi yang dikondisikan.

Menariknya, saat manusia melanggar perintah untuk tidak memakan buah terlarang, Tuhan masih menyayangi Adam dan Hawa. Hal itu tertulis di ayat berikut:

Kejadian 3:21

Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Kejadian 3:23

Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.

Dijelaskan bahwa Tuhan Allah memberikan pakaian dan mengenakannya pada mereka, itu adalah bukti Tuhan menyayangi mereka meski berbuat kesalahan. Tuhan juga masih konsisten dengan tujuan manusia diciptakan saat sebelum dan sesudah makan buah terlarang, yaitu mengusahakan tanah yang mereka tempati.

Tuhan mempunyai rencana kepada manusia, Tuhan juga memberi pilihan manusia untuk mengambil bagian dari rencana-Nya atau tidak. Itu adalah pilihan hidup atau kehendak bebas yang Tuhan berikan kepada kita.

Itulah sedikit penjelasan mengapa Tuhan Allah menciptakan dan membiarkan manusia memakan buah terlarang. Semoga bermanfaat!

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed