Alasan mengapa wanita Kristen tidak berjilbab. Jilbab atau kerudung sangat identik dengan wanita Islam. Mereka mengenakannya untuk menutup anggota badan yang tidak boleh dilihat oleh lawan jenis yang bukan pasangannya, atau disebut juga dengan muhrim.
Perkembangan model dan fashion jilbab di kalangan wanita Islam pun cukup cepat. Mulai dari warna, model, desain, bahan, dan lain sebagainya membuat jilbab menjadi semakin bervariasi. Namun, sebetulnya jilbab juga telah lama dikenakan oleh orang Kristen. Apakah Anda tahu?
Di negara Timur Tengah, jilbab telah lama menjadi pakaian untuk menutupi kepala dari terik panas matahari. Sebagaimana kita ketahui bahwa di negara-negara sana, suhu matahari lebih tinggi dibanding di Indonesia, terlebih karena sedikitnya pepohonan yang tumbuh dan luasnya padang pasir yang membuat udara semakin panas.
Namun yang menjadi pertanyaan, mengapa wanita Kristen zaman sekarang tidak ikut berjilbab mengikuti apa yang dilakukan oleh para wanita Islam dalam hal mengikuti budaya atau kebiasaan asal agamanya serta untuk menutup tubuh agar lawan jenis tidak tergoda? Di sini kami akan menjelaskannya untuk Anda.
Apakah Wanita Kristen Boleh Berjilbab?
Bertudung atau mengenakan penutup kepala adalah hal lumrah yang dilakukan pada zaman dahulu dan hal ini juga banyak dijelaskan di Alkitab. Menutup kepala harus dilakukan oleh wanita karena untuk menjaga agar rambutnya yang panjang tidak terlihat apalagi ketika berdoa kepada Allah.
Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung , menghina kepalanya. Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
1 Korintus 11: 4-6
Kenapa hanya kaum wanita saja yang harus menggunakan tudung kepala dan bagi kaum pria hal ini merupakan penghinaan? Semua kembali pada posisi antara pria, wanita, dan Allah. Seperti yang diketahui sejak dahulu bahwa Allah menciptakan rpai terlebih dahulu dan perempuan kemudian untuk menemani Adam di taman eden agar tidak merasa sendiri.
Kepala dari tiap laki-laki ialah Kristus dan kepala dari tiap perempuan ialah laki-laki serta kepala dari Kristus adalah Allah sendiri. Maka dari itu wanita perlu menggunakan tudung sebagai penghormatan atas kedudukan laki-laki dan Kristus yang dikepalai oleh wanita.
Alasan Mengapa Wanita Kristen Tidak Berjilbab
Mengapa wanita Kristen tidak berkerudung? Padahal tertulis di Kitab Suci dan Bunda Maria juga digambarkan memakai kerudung. Perlu diketahui bersama bahwa sebenarnya tradisi penggunaan kerudung ada di dalam gereja Katolik. Setiap perempuan wajib mengenakan kerudung dalam perayaan ekaristi, berdoa, atau upacara liturgi lainnya.
Namun sejak Konsili Vatikan II, penggunaan kerudung tak lagi menjadi kewajiban, meski demikian penggunaan kerudung tidak dilarang dan hanya sebatas untuk kegiatan keagamaan saja, bukan harian. Dasarnya adalah ayat Alkitab berikut.
Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
1 Korintus 11: 5-6
Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung? Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang, tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
1 Korintus 11: 13-15
Di dalam teks tersebut tertulis pelindung atau tudung, namun bisa juga dipahami dengan kerudung yang dalam dunia Islam dikenal dengan nama jilbab atau hijab. Ini sering dijadikan dasar pewajiban bagi perempuan Kristiani untuk mengenakan kerudung, namun mengapa perempuan Kristen zaman sekarang tidak mengenakannya?
Meskipun kerudung tidak menentukan keselamatan, namun banyak yabng mempermasalahkannya, terlebih dahulu kita harus bertanya kenapa perempuan berkerudung. Perlu diketahui bahwa penulisan Kitab Sudi tidak lepas dari konteks budaya dan tradisi setempat. Surat Paulus kepada jemaat di Korintus dilatarbelakangi pertikaian umat di sana tentang pakaian umat, khusunya perempuan saat upacara liturti. Paulus mengkritik pertengkaran itu dengan nasehat yang mendasarkan pada budaya setempat.
Pada zaman dahulu, ada pandangan bahwa perempuan berambut panjang dan tidak berkerudung adalah perempuan ‘malam’. Sedangkan perempuan berambut pendek dikenal menyukai sesama. Jika perempuan tak berkerudung, maka identitasnya mudah dikenali kalau mereka adalah wanita buruk, namun jika menggunakan kerudung, mereka adalah wanita baik.
Padahal dalam Alkitab, ayat 15b dijelaskan bahwa Paulus tak mempermasalahkan tradisi atau budaya yang berlaku saat itu. Sebagaimana kita ketahui tugas perutusan Paulus adalah membawa Injil kepada orang-orang, bukan Yahudi. Dalam menjalankan tugasnya, Paulus merasa tidak pas mengenakan atau mewajibkan kebiasaan Yahudi kepada orang yang bukan Yahudi.
Oleh karena itu bila sekarang sudah tidak ada lagi pandangan bahwa perempuan berambut panjang atau pendek tidak mengenakan kerudung adalah perempuan buruk, mengapa kita harus memaksakan tradisi tersebut? Saat ini pun banyak wanita buruk yang mengenakan kerudung. Intinya baik buruknya seseorang tidak ditentukan dengan penampilannya, melainkan perbuatannya.
Akan tetapi, dewasa ini masih dapat ditemui beberapa perempuan Kristiani yang mengenakan kerudung saat merayakan upacara ekaristi. Kerudung dikenal dengan istilah mantilla, berbeda dengan jilbab wanita Islam pada umumnya, mantilla hanya dipakai sebagai perlengkapan liturgi pribadi. Mantilla dilihat sebagai ungkapan kerendahan hati di hadapan Allah atau ketaatan dan penyerahan kepada Tuhan.