oleh

Pengertian Takut Akan Tuhan dalam Alkitab

Tuhan adalah seorang Raja yang layak mendapatkan penghormatan dari kita selaku manusia. Memang, harus diakui bahwa sedekat apapun kita denganNya melalui doa, tetap saja kita adalah manusia yang penuh dosa. Sementara Dia, Dia sangat suci tanpa dosa sedikitpun. Oleh karena itu, jika dilogikakan, kita tidaklah layak untuk mendekat padaNya. Dia suci sementara kita sangat kotor. Hal ini dapat dicontohkan menjadi sebuah telur yang busuk yang dipaksakan untuk juga ikut dimasak bersama-sama dengan telur yang dalam kondisi yang baik. Berdasarkan pemikiran dengan logika, tentunya hal tersebut dapat merusak kualitas terlur yang baik tersebut. Meskipun dalam jumlahnya, telur yang baik jauh lebih banyak daripada telur yang jahat. Hal ini tentu juga dapat dikaitkan dengan manusia sebagai gambaran atau wajah Allah (baca: Manfaat Berdoa bagi Orang Kristen).

Sebenarnya, contoh tersebut juga dapat dikaitkan dengan perbuatan baik kita. Walaupun kita memiliki sejuta perbuatan baik namun dengan sengaja atau tidak, kita melakukan satu dosa, kita tetap saja memiliki status sebagai orang yang berdosa, bahkan penuh dosa. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita untuk tetap menjaga tingkah laku kita di hadapan Allah. Tingkah laku yang penuh dengan dosa itu, selain dapat membuat Allah menangis juga dapat membuat Allah murka pada kita. Akan tetapi, semurka apapun Allah pada kita, entah mengapa Dia tetap berpihak kepada kita bahkan bersedia untuk menuntun kita ke arah yang benar. Dengan melakukan perbuatan baik, juga dapat diartikan sebagai wujud nyata takut akan Tuhan yang dapat kita perbuat. Untuk lebih memahaminya, dalam artikel ini akan dibahas mengenai pengertian takut akan Tuhan dalam Alkitab.

1. Bukan Ketakutan, Apalagi Sepelep

Mungkin, beberapa dari Anda menganggap bahwa pengertian takut akan Tuhan dalam alkitab berarti memiliki makna ‘ketakutan’ seperti layaknya melihat hantu dimana Anda akan berlari dan berteriak ketika berada di hadapannya. Hal ini tentu saja salah karena Allah adalah Tuhan bukanlah hantu. Apalagi, jika pada paragraph pembuka sebelumnya, sedikit disinggung mengenai murka Allah, yang mungkin membuat Anda merasa yakin bahwa takut yang diartikan adalah ketakutan yang membuat seseorang histeris saat bertemu. Sesungguhnya memang Allah adalah Maha Lembut. Setiap harinya, Dia memanggil kita dengan lembut untuk datang dan memuji namanya. Dia tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa kita, sebab itulah kita juga tidak perlu ketakutan karenaNya. Terkadang, apabila sesuatu yang buruk terjadi, itu adalah suatu kesalahan kita. Allah hanya ingin kita belajar dari sebuah kesalahan yang pernah kita lakukan sebelumnya, sehingga di hari kedepannya, kita tidak lagi jatuh untuk salah yang itu-itu lagi. (Baca juga: Bahasa Roh)

Memang, harus diakui bahwa Tuhan tentunya ingin dekat dan semakin dekat dengan kita. Akan tetapi, bukan berarti kita dapat melupakan begitu saja status ke-Allah-anNya. Tidak peduli sedekat apapun kita kepadaNya, tentulah kita harus tetap hormat dan patuh terhadap semua peraturan yang dibuatNya. Dia adalah Raja atas dunia dan Surga sehingga tidak ada alasan untuk kita untuk sepele denganNya. Anda tentunya tahu bahwa kita tidak boleh anggap enteng kepada seorang presiden karena memang dia memiliki kekuasaan tertinggi terhadap suatu negara. Keputusan yang diambilnya memang harus diterapkan oleh masyarakat dimana terjalin juga kerjasama dengan pekerja-pekerja berbadan hukum lainnya. Begitu juga dengan Allah, yang memimpin seluruh isi dunia ini. Tentunya kita harus jauh lebih patuh terhadap Allah daripada seorang presiden.

Kesepelean manusia terhadap kuasa Allah sering sekali tergambar melalui tingkah laku seharu-hari. Memang, manusia tidak dapat melihat Allah. Hal ini terjadi sejak manusia jatuh ke dalam dosa yang membuat manusia tidak layak melihat Allah sebelum dia ke Sorga. Karena itulah, manusia kerap sekali melakukan pelanggaran atas keputusan Allah. Ketika Allah menginginkan manusia untuk mengasihi, sebagian dari mereka malah mengasihi atas sesuatu, dimana mereka juga menginginkan adanya imbalan untuk hal tersebut. Bahkan, lebih parahnya lagi, ada manusia yang tidak mengasihi sama sekali sesamanya dan terus mengambil keuntungan. Memang harus diakui bahwa banyak manusia beragama dan banyak juga diantara manusia beragama tersebut tidak berIman. Hal tersebut dialaskan karena jika seorang berIman kepada Bapa, tentunya dia juga akan melakukan kebaikan kepada ciptaan Bapa, termasuk manusia lainnya (baca: Pengertian Dosa Menurut Alkitab).

2. Takut Akan Tuhan melalui Perjanjian Baru

Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dalam Alkitab, tentunya sudah menceritakan siapa, bagaimana, dan apa saja yang telah dilakukan Allah untuk manusia. Pada 1 Petrus 2 : 7 dikatakan “Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, Takutlah akan Allah”. Dalam ayat tersebut pastinya kita menjadi tahu bahwa Allah menginginkan kita untuk hormat kepada semua orang, apalagi terhadap orang yang lebih tua. Walaupun, seseorang yang lebih tua tersebut memiliki status jauh lebih rendah, tentulah kita harus tetap menghormatinya. Apalagi mengingat doa orang tua sangat penting dan sangat berpengaruh sehingga besar kemungkinan bahwa Allah akan mengabulkannya. Bayangkan saja jika Anda adalah orang yang kurang ajar dan tidak punya etika sehingga orang tua tersebut mengutuk Anda, tentunya Tuhan akan memperhitungkan air mata orang tersebut, terlebih lagi karena dia miskin di dunia (baca: Hukum Taurat).

Kedua, Allah menginginkan kita untuk mengasihi saudara-saudara kita. Sebenarnya saudara bukan hanya dia yang memiliki ikatan darah dengan kita. Namun, semua orang yang Anda jumpai bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun. Hal ini tidak terdapat pada orang yang korupsi. Mereka tidak mengenal semua rakyat yang mereka rugikan karena mencuri anggaran negara, namun, tentulah dapat disimpulkan bahwa orang tersebut tidak memiliki kasih. Selain itu, dia juga telah mengkhianati sumpahnya yang dilakukannya di hadapan Allah. Jika kita hormat dan mengasihi, maka kita telah mengasihi Allah.

Sementara itu, juga dijelaskan mengenai takut akan Tuhan pada Kisah Para Rasul 10:34-35 yang berisi “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap setiap dari bangsa manapun yang takut akan dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya”. Dari ayat tersebut kita mengetahui bahwa kasih setia Allah tidak membedakan ras akan orang yang memuji dan menyembah namaNya. Setiap orang yang berlaku kebenaran akan tetap menjadi orang yang benar akan tindakan benar tersebut. Kebenaran berkenan kepada Allah dapat ditunjukkan dengan mengamalkan perbuatan baik yakni yang dimulai dengan sesama. Oleh karena itu, ketika Anda melihat seorang anak yang tidak memiliki uang atau siapapun itu, bantulah mereka. Bantuanmu dapat menyebut namamu di dalam doa mereka, meskipun pada dasarnya yang Anda tolong tersebut bukanlah seorang pengikut Kristus (baca: Cara Bertobat Orang Kristen).

3. Takut yang Membuat Kita Melakukan KehendakNya

Selain kedua poin di atas, ada poin ketiga yang juga harus Anda perhatikan. Takut akan Tuhan dapat juga diartikan alasan kita untuk melakukan kehendakNya. Oleh karena itu, sangat terkesan omong kosong ketika Anda mengaku kepada Allah bahwa Anda takut akanNya namun tidak melakukan kehendaknya. 10 titah menjadi keinginan Allah untuk kita lakukan. 10 titah inilah yang menerangi jalan kita, sebab kita sadari bahwa dalam total perjalanan kita, pasti akan pernah kita alami berjalan di tempat yang sangat gelap. Selain itu, juga pastinya kita akan pernah mengalami perjalanan dimana orang banyak enggan untuk menolong kita. Oleh karena itu, Allah-lah yang dapat kita jadikan sebagai tempat pertolongan utama saat kita merasa terjatuh dan kesulitan. Mata Tuhan tidak melihat kita sebagaimana manusia lain melihat kita (baca: Arti Bersyukur dalam Alkitab)

Takut akan Tuhan dengan melakukan kehendakNya juga telah dimuat di Yohanes 14:23-24 yang bunyinya: “Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan Dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.” Dari ayat tersebut tentunya kita semakin diyakninkan bahwa Allah sangat menginginkan kita untuk melakukan firmanNya. Sebenarnya, melakukan firman tersebut tentulah diikuti dengan menjauhi larangannya. Hal tersebut juga berkaitan dengan pertobatan. Seseorang tidak dapat dikatakan bertobat ketika dia hanya menghentikan dirinya untuk melakukan dosa terkait, tetapi juga harus melakukan perbuatan baik setelahnya (baca: Allah Tritunggal).

Demikian informasi mengenai pengertian takut akan Tuhan dalam Alkitab. Dengan artikel ini diharapkan mampu membuat kita semakin sadar akan kekuasaan dan kekudusan Allah, sehingga tidak layak untuk kita permainkan. Dosa yang sudah terjadi biarlah terjadi dan marilah melakukan perbuatan baik untuk menyenangkan Tuhan. Semoga bermanfaat.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed