oleh

Renungan Kristen Protestan: Iman Mulai Memudar Seiring Kehidupan

Melalui jangka waktu yang cukup panjang, misalkan antara 20-40 tahun, tubuh fisik setiap orang pasti mengalami perubahan-perubahan. Pada banyak orang, sebagian perubahan-perubahan fisik tersebut berakibat tidak baik. Bagaimana dengan kehidupan rohani kita seiring dengan perjalanan waktu tersebut? Apakah kehidupan rohani kita lebih baik dahulu ataukah lebih baik sekarang? Kenyataannya, ada orang-orang yang dahulu mempunyai kehidupan rohani yang lebih baik. Dahulu imannya lebih teguh, rajin ke gereja dan melayani, serta mau berkorban untuk Tuhan. Tetapi setelah lewat 20, 30, atau 40 tahun, terjadilah perubahan. Tidak lagi ke gereja, tidak lagi melayani. Dahulu sebelum menikah, sebelum mempunyai anak, rajin dan setia ke gereja. Setelah menikah dan setelah Allah berkati dengan keturunan bahkan juga kekayaan maka dengan berbagai alasan ada orang yang tidak melayani bahkan tidak ke gereja lagi.

Ternyata waktu yang panjang itu tidak hanya merubah fisik seseorang tetapi juga kerohanian seseorang. Hal ini semakin jelas di tengah kehidupan yang serba sulit sekarang ini. Apakah kita atau orang-orang yang kita kenal masih memiliki iman Kristen yang teguh di tengah guncangan kehidupan yang semakin hari semakin banyak dan semakin besar?

Ketika Yohanes Pembaptis berada dalam penjara, kita melihat ada perbedaan yang terjadi dalam diri Yohanes Pembaptis. Beberapa tahun sebelumnya, ketika dia menjadi seorang yang mempersiapkan jalan bagi Mesias, dia begitu bersemangat. Tetapi setelah dia berada dalam penjara ± 12 bulan lamanya dan berada dalam keadaan atau situasi yang sulit, dia mengirimkan murid-muridnya untuk bertanya kepada Tuhan Yesus demikian: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” Mengapa Yohanes mengajukan pertanyaan ini? Ada 3 hal yang dapat kita cermati dalam bagian ini:

1. Kenyataan hidupnya berbeda dengan pengharapannya.

Yohanes Pembaptis dipanggil sebagai orang yang mempersiapkan jalan bagi Mesias dan itu sudah dia lakukan. Dia lakukan dengan semangat yang tinggi, kemantapan yang besar dan kesetiaan. Tetapi kini, ketika dia berada di dalam penjara, Dia mengharapkan Mesias betul-betul terlihat, efektif bagi dia juga. Dia mengharapkan Mesias dapat berbuat sesuatu baginya. Di luar sana, Mesias banyak melakukan mujizat dan dia mempunyai pengharapan dia akan dilepaskan dari penjara. Tetapi kenyataan hidup berbeda dengan pengharapannya. Raja Herodes memenjarakan Yohanes Pembaptis di dalam penjara Machaerus yang pengap, jauh dari keramaian, gersang, panas, gelap, kotor, dan jauh dari cahaya karena berada di bawah tanah.

Hari ini, ada orang yang setia beribadah dan melayani Tuhan tahun demi tahun namun menghadapi kenyataan hidup yang pahit, banyak kesulitan, mengalami sakit penyakit, atau usaha yang bangkrut. Orang ini mungkin bertanya dalam hatinya, “Engkaukah Tuhan yang sudah datang itu atau haruskah kami menantikan lebih lama lagi?”

Mengapa kenyataan hidup ini begitu berat padahal kita sudah berdoa dan setia. Beriman kepada Tuhan tidak menjamin segalanya selalu lancar dan tidak ada guncangan. Ada banyak musibah melanda kehidupan orang percaya. Ada kesulitan datang bertubi-tubi menghantam rumah tangga kita. Pertanyaannya, masihkah kita beriman kepada Tuhan di tengah guncangan-guncangan itu? Kita adalah orang yang memiliki iman bukan orang yang tidak punya Tuhan. Banyak orang dunia saat ini merespon kesulitan hidup dengan cara membunuh dirinya. Di Jepang 31.000 orang bunuh diri setiap tahun. Artinya, 88 orang bunuh diri setiap hari. Padahal Jepang adalah negara yang makmur dan kaya. Mengapa? Karena terlalu banyak orang mengandalkan diri hanya kepada pengharapan material yang sifatnya tidak kekal.

CERITA ALKITAB – YOHANES PEMBAPTIS DI PENJARA

2. Yohanes Pembaptis mulai meragukan kebenaran pribadi Kristus.

Yohanes Pembaptis mendengar, Tuhan Yesus banyak melakukan mujizat yang besar. Tetapi itu adalah pekerjaan-Nya, bagaimana dengan pribadi-Nya? Kerja Kristus bukan hanya menyelamatkan tetapi juga melakukan perbuatan yang ajaib. Itu pun didengar oleh Yohanes Pembaptis tetapi Yohanes mulai meragukan pribadi-Nya. Padahal, Yohanes Pembaptis pernah berkata, “Lihatlah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia” dan “Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya” (Mat. 3:11). Yohanes Pembaptis tahu siapa sebenarnya Yesus itu tetapi ketika menghadapi pemenjaraan yang tidak menentu itu maka dia mulai ragu-ragu dan mulai tidak percaya karena Tuhan Yesus tidak melakukan apa-apa untuk meringankan kesulitan yang besar yang dihadapi oleh Yohanes Pembaptis.

3. Yohanes Pembaptis menghadapi hari depan yang tidak menentu.

Yohanes Pembaptis sudah tahu Herodes yang kejam itu akan menghukum berat dirinya. Imannya mulai melemah dan dia mulai bertanya-tanya adakah hari esok baginya. Sebagai seorang Kristen, kita juga bisa lemah. Sering kali, ketika kesulitan melanda hidup kita, kita mulai bertanya-tanya dan kita menjadi lemah. Tetapi jangan lupakan satu teladan Yohanes Pembaptis bagi kita. Yohanes Pembaptis mengirim murid-muridnya untuk datang kepada Tuhan Yesus. Yohanes Pembaptis tidak terbenam dalam kesulitan dan keraguannya, tetapi dia mencari jawaban dari Tuhan Yesus sendiri, bukan yang lain. Di dalam kepahitan hidup yang berat itu dia hanya datang kepada Tuhan Yesus mencari kekuatan. Yohanes Pembaptis mengajarkan kepada kita semua untuk menetapkan fokus hidup kita dan iman kita hanya kepada Tuhan Yesus saja. Segala yang kita miliki di dalam dunia ini akan binasa. Semuanya akan berlalu. Bahkan kehidupan kita pun perlahan-lahan akan melemah dan berakhir. Tetapi, yang akan tinggal adalah iman Kristen kita yang hanya terpusat pada Tuhan Yesus yang bisa menjawab segala keraguan dan kesulitan kita.


Siapa yang kita cari di tengah kesulitan saat ini? Ada orang ke gereja tapi dia tidak ingat ada Tuhan. Ada orang yang membaca renungan setiap hari, berbakti bahkan melayani tetapi dia tidak ingat ada pemeliharaan dan anugerah Tuhan dalam hidup ini. Hidup hari demi hari menjadi datar dan terasa berat dan Tuhan tidak terlihat dalam hidupnya sehingga menjadi seperti orang yang tidak memiliki Tuhan. Sadarkah kita bahwa kita boleh ada sampai hari ini karena pemeliharaan dan anugerah Tuhan?

Marilah kita belajar dari Yohanes Pembaptis. Yang utama baginya hanya satu yaitu Tuhan Yesus dan dia mencari Tuhan Yesus. Dari sanalah dia mendapatkan kekuatan. Di tengah guncangan kehidupan ini, iman Kristen kita baru teruji dan terlihat pada waktu kita mencari Tuhan atau tidak. Jika kita sungguh mencari Tuhan maka kita akan mendapat kekuatan bahkan pujian dari Allah. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed