Renungan rohani tentang pengorbanan Yesus Kristus. Tuhan telah mengorbankan banyak hal bagi umat manusia di muka bumi. Pengorbanan terbesarnya tentu ketika Dia berada di atas kayu salib untuk menebus kesalahan dan dosa manusia.
Lalu, apa yang kita balas untuk-Nya? Bahkan kadang kita merasa enggan untuk berangkat ke gereja mengikuti peribadatan. Kadang pun kita tak menghiraukan-Nya ketika kita mendapatkan pergumulan dan hal-hal yang merugikan kita.
Sebenarnya, setiap apa yang terjadi di dunia ini merupakan berkat dari Tuhan Yesus. Sukacita menciptakan kegembiraan dalam hati, sementara pencobaan membuat kita menjadi manusia yang lebih sabar dan kuat dalam menghadapi situasi.
Saat kita melakukan dosa, janganlah pernah untuk meneruskannya, melainkan kita harus meminta maaf kepada pihak yang kita rugikan serta memohon ampun kepada Bapa melalui perantara Tuhan Yesus dengan cara memanjatkan doa pengakuan dosa kristen.
Agar makin meyakinkan hati dan memberi wawasan yang lebih luar soal pengorbanan Kristus, pada kesempatan ini kami ingin berbagi kumpulan renungan harian rohani Kristen tentang pengorbanan. Langsung saja simak beberapa renungannya di bawah ini.
Pengorbanan Dibalik Kemenangan
“Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.” Kisah 20:24.
Setiap manusia tentu memiliki hari di mana mereka menjadi pemenang. Entah itu dalam sebuah kompetisi, pertandingan, ataupun kemenangan atas diri sendiri dengan cara bersikap sabar melawan hawa emosi yang muncul. Semudah itukah kemenangan diraih? Tidak! Kemenangan tak jatuh dari langit!
Tentu ada hal yang harus dibayar. Di balik kemenangan pasti ada pengorbanan, kerja keras, kedisiplinan, keringat yang bercucuran, air mata, bahkan darah yang tak terhitung banyaknya. Demikian juga dengan keselamatan, kesembuhan, pemulihan, berkat, serta yang lainnya yang telah kita terima secara cuma-cuma, hasil dari pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib.
“dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma 3:24).
Yeus Kristus rela menderita dan menyerahkan nyawa-Nya agar kita bisa terbebas dari segala kutukan dosa. Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada yang tertulis: Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib.
“…kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (1 Petrus 1:18-19).
Banyak orang Kristen yang meremehkan pengorbanan Kristus di kayu salib. Terbukti kita masih bisa berkompromoi dengan dosa dna hidup untuk diri ktia sendiri. Berbeda dengan Paulus yang merespons anugerah keselamatan yang diterimanya dengan bertekad hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Memberi dengan Penuh Pengorbanan
“Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan.” 2 Korintus 8:5a.
Hidup pada zaman sulit seperti sekarang tak mudah menemukan orang yang memiliki kepedulian terhadap sesamanya, apalagi memiliki kemurahan hati. Sebagaimana yang Alkitab nyatakan, pada masa-masa akhir ini, kebanyakan orang tak lagi memiliki kasih (kasih menjadi dingin) dan lebih cenderung mementingkan diri sendiri. Itu merupakan gambaran tentang keadaan manusia pada masa akhir.
Apapun situasi yang terjadi pada masa sekarang, orang percaya diajar untuk meiliki kasih seperti Kristus, tak mudah mempraktekkan kasih, sebab kasih itu penuh dengan pemberian. Dalam hal memberi ini bukan semata-mata berbicara mengenai pemberian yang berwujud uang atua materi, melainkan juga dalam bentuk perhatian, waktu, tenaga, serta pikiran.
Lebih mudah memberi ketika orang yang sedang terberkati atau memiliki harta berlebih, memberi saatdiri sendiri dalam keadaan kurang, apakah itumungkin? Jangankan memberi, untuk memenuhi kebutuhan hidup saja sudah pas-pasan.
Kebanyakan orang lebih suka menerima dibanding memberi. Namun prinsip Alkitab justru mengajarkan kita untuk banyak memberi, karena memberi justru akan menjadi kunci berkat.
“Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan,” (Amsal 11:25).
Jemaat Makedonia adalah teladan bagi orang percaya dalam memberi. Meskipun keadaan jemaat ini pas-pasan, mereka memiliki hati yang terbeban untuk mendukung pekerjaan Tuhan. Yang menjadi dasar mengapa mereka banyak memberi adalah kasih kepada Tuhan. Kemurahan hati mereka berasal dari kekurangan dan kemiskinannya.
Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.” (2 Korintus 8:2).
Secara materi mungkin mereka sangat berkekurangan, namun mereka kaya dalam kemurahan dan mereka memberi dengan sukacita meski berada di tenagh penderitaan. Inilah yang disebut dengan pemberian dengan pengorbanan. Layaknya pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib.
Komentar