Renungan malam hari rohani kristen. Malam hari merupakan waktu yang tepat untuk merenung dan introspeksi diri, sebab ketika malam kebanyakan orang sudah beristirahat dan suasana menjadi sepi nan sunyi.
Maka dari itu tidak heran banyak yang berdoa pada malam hari kepada Tuhan Yesus, misalnya saja doa tengah malam kristen ketika terbangun dari tidur. Sebagian orang juga kerap membagikan kata mutiara kristen malam hari ke media sosial karena saking istimewanya waktu ini.
Apa yang bisa kita renungi pada malam hari? Tentunya banyak hal yang dapat direnungkan, mulai dari introspeksi dari aktivitas yang dijalani hari ini, kesalahan yang diperbuat sehingga menyebabkan orang lain murka terhadap kita, dan masih banyak lagi.
Melalui artikel ini kami ingin membagikan sejumlah renungan rohani Kristen pada malam hari. Kumpulan renungan yang akan kami bagikan ini diambil dari ayat-ayat Alkitab maupun sumber rujukan lainnya yang tentunya terpercaya.
Mudah-mudahan dengan renungan yang akan dibagikan kali ini dapat menjadi motivasi bagi diri kita untuk senantiasa tetap dekat dan percaya kepada Tuhan, selalu berharap dalam kasih setia-Nya, dan berusaha makin dekat kepada-Nya. Amin.
Menjadi Anak Bukan Hamba
“Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.” Galatia 4:7
Ada perbedaan antara status hamba dengan anak, yakni terletak pada hak yang dimiliki. Seorang hamba tidak berhak memanggil tuannya dengan sebutan Bapa dan dirinya tidak akan menerima warisan dari tuannya. Beda dengan anak, mereka memiliki hak untuk memanggil Bapa dan dia akan memperoleh hak waris dari Bapanya.
Dulu, kita adalah hamba yang penuh dosa, hidup dalam kesalahan. Namun karena hadirnya Yesus ke dalam dunia ini, kita diangkat menjadi anak-Nya. Perubahan status dari hamba menjadi anak ini harus kita syukuri, sebab kita telah menjadi ahli waris-Nya.
Kemudian saat kita menjadi seorang anak, apa yang sebaiknya kita lakukan? Tentu kita harus mendewasakan diri, saat kita telah menjadi anak yang dewasa terutama secara iman, kita tidak akan tunduk kepada roh-roh dunia, melainkan tunduk terhadap perintah-Nya sebab kita mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Saat kita menjadi seorang anak,kita punya hak untuk memanggil Allah dengan sebutan Bapa. Saat kita berseru dan memanggil nama-Nya serta memohon sesuatu, kita bisa memanggil-Nya dengan sebutan Bapa.
Bukankah kasih Bapa terhadap anak-Nya jauh lebih besar dibanding kasih seorang tuan kepada hamba-Nya? Maka dari itu pada saat ini kita merupakan anak-Nya, mari hidup dengan seturut kehendak-Nya, Tuhan Yesus memberkati.
Kekuatan dalam Doa
“Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka.” Yohanes 17:20.
Semua orang tentu pernah berdoa, sebab doa adalah nafas kehidupan bagi orang yang percaya. Doa yang manusia panjatkan itu berbeda-beda, tergantung dari apa kebutuhannya, entah itu berdoa untuk diri sendiri, keluarga, sesama, maupun wilayah kepada Tuhan untuk pelihara bahkan doa bagi gerejanya.
Lalu, sebenarnya apa itu doa? Doa merupakan bentuk persekutuan kita terhadap Tuhan, cara kita bercakap-cakap dengna-Nya dan merupakan berkat serta hak istimewa yang Tuhan berikan.
Saat kita berkomunikasi dengan Tuhan, komunikasi yang kita lakukan bukan satu arah melainkan dua arah. Sebab, ketika kita berdoa, Tuhan akan menjawabnya dengan tiga cara: mengabulkan, menunda, mengganti dengan yang lebih baik.
Lalu, kapan kita harus berdoa? Tentunya kita berdoa setiap saat karena doa dapat dipanjatkan kapan saja dan di mana saja. Bila kita tidak sempat mengambil saat teduh, kita bisa berdoa di dalam hati meski tidak dalam sikap doa.
Bila pada saat berdoa kita kurang tekun, mari mulai belajar untuk mengambil saat teduh sejenak untuk mengucap syukur terhadap berkat dan penyertaan yang Tuhan berikan. Tuhan Yesus akan selalu memberkati kita.