Renugan rohani kristen tentang kesombongan. Sombong dapat juga dikatakan angkuh, takabur, arogan, congkak, dan tinggi hati. Yaitu sebuah perasaan ata emosi dalam hati yang dapat mengacu pada dua makna umum, yakni dalam konotasi negatif dan dalam konotasi positif.
Dalam konotasi negatif, biasanya kata sombong mengacu pada perasaan meningkatnya sttus atau prestasi seseorang atau seringkali disebut keangkuhan. Sedangkan dalam makna positif, sombong mengacu pada perasaan puas diri terhadap tindakan atau pilihan pribadinya.
Sombong yang berkonotasi negatif inilah yang dilarang dalam agama apapun, termasuk Kristen. Tuhan Yesus mengajarkan kepada anak-anaknya untuk selalu bersikap rendah hati seperti yang telah kami bahas pada renungan kristen tentang rendah hati.
Lalu mengapa Tuhan Yesus menentang sikap sombong? Hal tersebut tak lain dan tak bukan adalah karena sikap sombong memiliki berbagai dampak kerugian bagi pelakunya. Tidak hanya kepada diri sendiri melainkan orang lain yang ada di sekitar juga akan terkena imbasnya.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini kami ingin membagikan beberapa kumpulan renungan harian rohani Kristen tentang kesombongan. Renungan air hidup ini dapat dipahami pada saat teduh ataupun waktu terbaik lainnya.
Sombong Langkah Menuju Kehancuran
“Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak.” 2 Tawarikh 26:16a.
Saat segala sesuatu berjalan dengan baik, ketika Tuhan membawa kehidupan semakin naik dan berada pada puncak kesuksesan, memegang jabatan penting di perusahaan atau kantor, menjadi OKB (orang kaya baru), dan diberkati dengan penuh kelimpahan, biasanya orang cenderung akan meninggikan diri dan bersikap sombong.
Ingatlah bahwa sombong adalah perbuatan dosa. Banyak contoh di Alkitab tentang orang-orang yang mengalami kejatuhan dikarenakan berlaku sombong.Salah satunya adalah Raja Uzia yang menjabat sebagai raja atas Yehuda ketika masih berusia 16 tahun. Pada awal pemerintahannya ia melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.
“Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.” (ayat 4-5).
Karena memiliki hati yang takut akan Tuhan, Tuhan pun membuatnya berhasil melakukan apa yang diinginkan. Di bawah kepemimpinannya, bangsa Yehuda mengalami kemajuan di berbagai sektor kehidupan, seperti pertanian, peternakan, dan sebagainya.
Tak hanya itu, bangsa ini juga memiliki angkatan bersenjata yang mumpuni sehingga nama Uzia makin terkenal bahkan hingga ke Mesir. Usia benar-benar berada dalam puncak kesuksesan. Namun sayang, Uzia lupa akan campur tangan Tuhan.
“Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya (melanggar – Red.), dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.” (ayat 16b).
Padahal, pembaiaran ukupan di atas mezbah adalah tugas para iman keturunan Harun. Saat ditegur dan diperingatkan, dia pun menjadi sangat marah. Ini menunjukkan bahwa Uzia tak lagi menghormati Tuhan.
“…sakit kusta sampai kepada hari matinya, dan sebagai orang yang sakit kusta ia tinggal dalam sebuah rumah pengasingan, karena ia dikucilkan dari rumah TUHAN.” (ayat 21).
Sombong Dosa yang Mudah Dilakukan
“Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut!” Amsal 30:32.
Bersikap sombong adalah tindakan yang mudah dilakukan orang karena bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja dengan hanya bermodalkan ucapan. Itulah mengapa orang menganggap kesombongan merupakan perkara sepele dan tidak termasuk sebagai doa. Padahal tidak demikian.
“Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa.” (Amsal 21:4).
Kesombongan merupakan salah satu perkara yang sangat dibenti Tuhan. Kesombongan adalah dosa yang kurang disadari oleh banyak orang termasuk orang Kristen. Padahal, dosa ini mengantarkan si pelaku pada kehancuran.
Ada banyak kasus terjadi di mana hamba Tuhan terkenal akhirnya mengalami kegagalan dalam pelayanan oleh karena jatuh dalam dosa kesombongan. Nama baik menjadi tercemar dan reputasinya menjadi hancur berkeping-keping.
Ciri-ciri orang sombong adalah merasa diri hebat, paling benar, dan patut dihormati. Orang yang berlaku demikian memiliki kecenderungan merendahkan orang lain. Sadar atau tidak, kesombongan akan terus menimbulkan dosa-dosa lain. Itulah mengapa orang yang sombong akan mudah marah dan tersinggung bila keberadaannya kurang dianggap.
Maka dari itu, orang sombong sangat suka dipuji dan dihormati. Karena merasa diri hebat dan benar orang yang sombong juga memiliki kecenderungan tidak mau menerima teguran dan kritikan orang lain.
Apakah kita pantas berlaku sombong? Bukankah di dalam kita ada banyak kelemahan dan kekurangan,dan kita juga tak luput dari kesalahan? Jika di satu sisi kita memiliki kelebihan, di sisi lain kita pasti memiliki kekurangan yang harus diperbaiki.
Bila sampai hari ini kita ada sebagaimana kita ada sekarang semua itu hanya karaena anugerah-Nya semata. Tuhanlah yang bekerja dalam hidup kita, bukan karena kuat dan gagah kita.
“Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu.” Yesaya 2:11.
Komentar