Di dunia ini, terdapat beberapa gereja dengan denominasinya masing-masing. Salah satu gereja yang cukup mencolok adalah Gereja Advent. Saat ini, gereja Advent menjadi salah satu bagian organisasi keagamaan dengan perkembangan tercepat di dunia. Dalam satu tahun, kurang lebih satu juta orang dibaptis dan melakukan pengakuan iman untuk menjadi umat gereja Advent. Perkembangan gereja Advent cepat terjadi khususnya di negara-negara berkembang.
Gereja Advent sendiri mulai banyak berdiri di Indonesia. Salah satu contohnya adalah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang sudah tersebar di beberapa kota di Indonesia. Gereja Advent memiliki banyak ciri khas dan mungkin terlihat berbeda dari Kristen pada umumnya. Ciri khas yang paling terlihat dari gereja ini adalah gereja Advent masih memelihara kekudusan hari Sabtu sebagai hari Sabat. Mereka berdiam dalam persekutuan dan tidak melakukan aktivitas lain sepanjang hari Sabat. (Baca juga: Hukum Taurat)
Sejarah Gereja Advent
Gereja Advent dimulai pada pertengahan abad 19 oleh Gerakan Miller di Amerika Serikat. Pada awal abad ke-19, banyak orang Kristen dari berbagai golongan mencoba untuk mengeksposisi Daniel 8 yang berjudul “Domba Jantan dan Kambing Jantan” secara mendalam. Pasal ini bercerita tentang penglihatan yang Daniel dapatkan tentang domba jantan dan kambing jantan. Ayat yang paling menarik perhatian adalah ayat 14. Daniel 8:14 “Maka ia menjawab: ‘Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar.’” Daniel 8:17 “Lalu datanglah ia ke tempat aku berdiri, dan ketika ia datang, terkejutlah aku dan jatuh tertelungkup, lalu ia berkata kepadaku: ‘Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!’”
Banyak orang yang melakukan eksposisi ini mengharapkan akan adanya suatu kejadian yang sangat penting yang berkaitan dengan 2300 petang dan pagi yang telah disebutkan dalam ayat 14 tersebut. Lalu, pada ayat 17, dikatakan bahwa penglihatan yang Daniel dapatkan adalah mengenai akhir masa. Hal ini kemudian diartikan oleh sebuah kelompok yang dipimpin oleh William Miller sebagai nubuat tentang kedatangan Yesus untuk kedua kalinya. Inilah sosok yang menjadi Pendeta dalam Gereja pada awal perkiraan Yesus akan datang sebagai berikut:
- William Miller adalah seorang pendeta gereja Baptis dari Amerika. Miller mencoba untuk memperkirakan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya berdasarkan Daniel 8:14. Ia dan pengikutnya mengartikan kata “petang dan pagi” bukan sebagai satu hari dalam 24 jam, tetapi sebagai satu tahun kalender.
- Penulisan kitab Daniel diperkirakan pada tahun 457 SM, sehingga 2300 periode hari setelahnya adalah tahun 1843. Miller menyebutkan momen tersebut akan terjadi antara 21 Maret 1843 sampai 1844.
- Namun, ternyata Yesus tidak datang kembali di dalam periode tersebut. Selanjutnya, para pengikut gerakan Miller ini percaya bahwa kedatangan Yesus akan terjadi pada 18 April 1844 lalu 22 Oktober 1844. Namun, ternyata pada kedua tanggal ini pun, Yesus tidak datang kembali.
Kesalahan ini menyebabkan mereka mengalami kekecewaan. Namun, seiring dengan kembalinya mereka ke ajaran Alkitab, mereka sadar bahwa tanggal tersebut tidak bermaksud tentang kedatangan Yesus untuk kedua kalinya. Mereka percaya bahwa saat itu, Yesus sedang memulai sesuatu sebagai pelayanan di surga untuk umat manusia pada akhir zaman nanti setelah pelayanannya yang terwujud dalam penyaliban Yesus. Awalnya, pengikut gerakan Miller di Amerika Serikat tersebar tanpa adanya organisasi tetap yang mengumpulkan mereka. Pada tanggal 23 Mei 1863, secara resmi, organisasi gereja General Conference of Seventh-day Adventists dibentuk oleh sebagian pengikut gerakan Miller. Gereja ini dimulai di Battle Creek, Michigan dengan 3.500 orang anggota. (Baca juga: Tanda-Tanda Kiamat Menurut Kristen)
Gereja Advent ini mulai menyebar ke seluruh dunia berkat penginjilan yang dilakukan secara intensif. Penginjilan ke luar Amerika Serikat dimulai oleh J.N. Andrews yang diutus ke Swiss pada tahun 1874. Pada tahun 1879, Dr. H. P. Ribton mulai melakukan penginjilan ke Afrika khususnya Mesir. Sejak tahun 1989 hingga saat ini, kantor pusat Gereja Advent terletak di Silver Spring, Amerika Serikat. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah melakukan pekerjaannya sebagai gereja di 209 negara. Pada tahun 1872, percetakan Advent menerbitkan sinopsis kepercayaan Advent dalam 25 dalil. Dalam perkembangannya, ke-25 dalil ini diperbaiki hingga menjadi 28 bagian dan dimuat dalam Buku Tahunan Gereja 1889. Dasar-dasar kepercayaan Gereja Advent diperluas kembali dalam rapat umum Gereja Advent sedunia. Rapat ini dilaksanakan pada tahun 1980. Dasar-dasar kepercayaan tersebut telah dibuat ini disempurnakan kembali pada tahun 2005.
Sejarah Gereja Advent di Indonesia
Gereja Advent dimulai di Indonesia pada tahun 1900 tepatnya di Padang, Sumatera Barat. Gereja Advent masuk ke Padang berkat seorang pendeta Metodis Amerika, R. W. Munson. Kemudian, ajaran Advent yang awalnya menetap di Padang dibawa ke Tanah Batak oleh Immanuel Siregar. Pengajaran Advent di Sumatera Utara khususnya Medan kembali dilanjutkan oleh Munson pada 1904 setelah mendapatkan perlawanan sengit di Padang. (Baca juga: HAM Menurut Iman Kristen)
Gereja Advent masuk Pulau Jawa pertama kali di Surabaya tahun 1906. Ajaran Advent ini masuk Surabaya oleh “Sister” Petra Tunheim, misionaris dari Australia. Gereja Advent di Indonesia pertama kali dibentuk pada tahun 1912 di Sumberwekas, Jawa Timur dan juga Kramat Pulo, Jakarta Pusat. Gereja Advent pun akhirnya berkembang dengan pesat di Indonesia berkat para misionaris. Gereja Advent mengenal empat tingkat dasar konstituante yaitu gereja setempat, konferens, uni konferens (uni mission), dan general conference. Di Indonesia, terdapat dua kantor uni mission yaitu di kawasan barat dan kawasan timur. Kantor uni missioin kawasan barat berada di Gedung Pertemuan Advent, Jalan MT Haryono, Blok A, Kav 4-5, Jakarta Selatan. Sedangkan kantor uni mission kawasan timur berada di Jalan Sarapung No. 31, Manado, Sulawesi Utara.
Tidak hanya melayani dalam kegiatan ibadah, gereja Advent ikut berperan dalam sistem pendidikan khususnya dalam pendidikan tingkat perguruan tinggi. Ada tiga institut perguruan tinggi yang dikelola oleh gereja Advent yaitu:
- Universitas Advent Indonesia, Bandung
- Universitas Klabat, Manado
- Perguruan Tinggi Advent Surya Nusantara, Pematang Siantar
Meskipun memiliki pandangan berbeda dalam beberapa hal dengan Kristen Protestan pada umumnya, gereja Advent tetaplah pengikut Kristus. Mereka tetap mengajarkan bahwa Alkitab menjadi satu-satunya dasar pengajaran mereka. Hal ini berarti anggota gereja Advent tetaplah menjadi keluarga dalam tubuh Kristus dengan umat Kristen Protestan manapun. Hendaknya tidak ada pertentangan bahkan perselisihan hanya karena adanya perbedaan denominasi. Semoga artikel mengenai sejarah gereja advent ini dapat bermanfaat.