oleh

Sejarah Hari Sabat dari Penciptaan Sampai Saat Ini

Kita pastinya sudah sering mendengar tentang hari Sabat. Di artikel ini, saya akan mencoba menjelaskan sejarah hari Sabat, dan mengapa umat Kristiani banyak yang merayakan hari Sabat pada hari Minggu. Hari Sabat adalah hari ketujuh dalam 1 minggu, yaitu hari Sabtu. Hari Sabat adalah satu-satunya hari yang disebut dalam Alkitab sebagai hari untuk beribadah dan beristirahat. Kebanyakan gereja Kristen melakukan kegiatan beribadah pada hari Minggu, hari pertama dalam 1 minggu. Banyak yang menyebut hari Minggu”Hari Tuhan”; beberapa orang menyebut hari Minggu “Sabat-nya Kristen”.

Secara bertahap, hari pertama dalam 1 minggu (sekarang disebut hari Minggu) makin menonjol sebagai hari tambahan, tetapi akhirnya ditetapkan untuk mengganti hari Sabat oleh pejabat sipil dan agama yang berwenang. Kode hukum pertama yang melegalisir hal ini adalah Hukum Constantine (Konstantinus) tahun 321 Masehi. Selama beberapa abad berikutnya, tetap ada umat yang merayakan hari Sabat secara sembunyi-sembunyi.

Perkembangan Terbentuk Hari Sabat di Perjajian Lama

Hari ketujuh Sabat memiliki banyak sejarah dalam keseluruhan periode sejarah manusia yang dirangkum Alkitab. Dalam Kejadian 2:1-3 disebutkan bahwa Tuhan telah menyelesaikan pekerjaannya dalam membentuk bumi dan segala isinya pada hari ketujuh. Karena itu Dia beristirahat. Dan Tuhan memberkati hari ketujuh dan membuatnya kudus, karena pada hari itu Dia beristirahat dari seluruh pekerjaanNya membentuk dunia.

Perlu diketahui juga, sejak hari penciptaan, satu minggu yang berisi 7 hari tidak pernah berubah. Seiring berjalannya beradaban, pengukuran waktu menjadi lebih kompleks, mulai dari hari, minggu (7 hari), bulan, dan tahun. Pada Perjanjian Lama, hari Sabat juga disebutkan dalam Kel 20:11, Im 23:3, dan Ul 5:12-15 untuk memberitahu orang Israel untuk berhenti bekerja dan beribadah pada Hari Sabat.

Perkembangan Hari Sabat di Perjajian Baru

Dalam Perjanjian Baru, disebutkan bahwa Yesus biasa pergi ke sinagoga setiap hari Sabat (Luk 4:16). Disebutkan juga bahwa Yesus mengajar di sinagoga pada hari Sabat (Luk 13:10). Pada Mark 3:1-6, disebutkan bahwa Yesus menyembuhkan tangan seseorang pada hari Sabat di sinagoga. Hal-hal di atas hanyalah beberapa catatan tentang aktivitas Yesus di hari Sabat. KebiasaanNya pergi ke sinagoga setiap hari Sabat sangat signifikan. Pada jaman Perjanjian Baru, sinagoga merupakan tempat dimana orang-orang Yahudi dan non-Yahudi yang takut akan Allah berkumpul di hari Sabat untuk beribadah. Ibadat di sinagoga termasuk membaca pendalaman Alkitab Katolik, berdoa, dan mendengarkan khotbah.

Ketika Yesus pergi ke sinagoga pada hari Sabat sesuai kebiasaan masyarakat, Dia memenuhi perintah dalam Im 23:3, untuk membuat hari Sabat sebagai “perkumpulan kudus”. Contoh ibadah bersama di sinagoga ini diikuti oleh gereja-gereja Kristen dalam menjalankan kebaktian atau misa sampai sekarang. Setelah Yesus wafat dan makna kebangkitan Yesus naik ke surga, para rasul diutus untuk menyebarkan ajaran Kristus. Umat Kristiani pertama juga tetap menjalankan ibadah bersama setiap hari Sabat. Hari Sabat dikhususkan untuk mendengarkan Firman Tuhan (Kis 15:21, Kis 16:13-14).

Tujuan Adanya Hari Sabat

Ketika bangsa Israel dipimpin keluar dari perbudakan di Mesir, Tuhan menginstruksikan mereka kapan dan bagaimana cara menghitung hari Sabat. Instruksi ini diberikan dan berhubungan dengan janji Tuhan untuk memberikan mereka Manna untuk dimakan selama perjalanan di padang gurun menuju tanah yang dijanjikan. Inilah, beberapa tujuan di adakan hari Sabat dalam alkitab sebagai berikut:

1. Suatu Tanda Peringatan Selamanya untuk Penciptaan

Setiap minggu sejarah hari Sabat mengingatkan kita pada Penciptaan, mengingatkan kita akan asal mula dunia ini. Hari Sabat dimaksudkan untuk memberi jeda dalam kesibukan kita, sehingga kita memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi diri kita sebagai orang yang percaya akan Kristus dan mengakui Tuhan sebagai Pencipta kita.

2. Memberikan Instruksi Beristirahat Setelah Bekerja

Selain itu, Tuhan memberikan instruksi berikutnya kepada bangsa Israel tentang Sabat dalam 10 Perintah Allah. Perintah cara menguduskan hari Sabat dalam Kel 20:8-11 mengingatkan bangsa Israel bahwa Tuhan beristirahat setelah bekerja menciptakan dunia selama 6 hari. Menurut Ul 5:12-15, beristirahat pada hari Sabat juga dilakukan atas dasar kemanusiaan: “agar pelayanmu laki-laki dan perempuan dapat beristirahat, seperti kamu” (ayat 14).

Instruksi ini diberikan kepada Bangsa Israel dalam konteks membuat hari Sabat sebagai peringatan penderitaan mereka dalam perbudakan di Mesir, dan bagaimana Tuhan menghentikan perbudakan tersebut. Setiap kali bangsa Israel beristirahat pada hari Sabat dan memberikan waktu istirahat pada pelayan dan hewan pengangkut beban mereka, mereka dengan penuh syukur mengakui pembebasan mereka dari perbudakan. Karena itu, hari Sabat menjadi institusi yang penting dalam kehidupan sosial dan beragama bangsa Israel. Orang Israel (Yahudi) yang taat tetap merayakan hari Sabat sejak jaman Musa sampai sekarang.

Perubahan Hari Sabat ke Hari Minggu

Seperti yang kita ketahui, umat Kristiani pertama hidup di bawah jajahan Romawi Kuno. Konstantinus, Kaisar Romawi, memeluk agama Kristen. Untuk menyatukan orang-orang dan memperkuat kekuasaannya, dia berusaha membuat orang-orang Romawi memeluk agama baru tersebut. Dia mengubah perayaan-perayaan pagan (penyembah berhala) menjadi perayaan-perayaan Kristen dengan maksud untuk mengkristenisasi orang-orang Romawi. Pada kebiasaan orang Romawi, hari Minggu adalah saatnya melakukan ibadah di kuil dewa-dewi mereka. Kaisar Konstantinus mengubah hari Minggu menjadi hari ibadah di gereja, menggantikan sejarah hari Sabat. 66 tahun kemudian, tepatnya tahun 387 Masehi, hari Minggu disebut sebagai “Hari Tuhan” di undang-undang Romawi.

Saat ini, sebagian besar gereja merayakan ibadah hari Minggu. Hari “Minggu” sendiri diadaptasi dari bahasa Spanyol dan Portugis untuk hari minggu tersebut, yaitu “Domingo”, yang berarti “Hari Tuhan”.  Tetapi, ada juga saudara kita, yaitu Umat Adven, yang tetap merayakan hari Sabat pada hari Sabtu. Umat Advent tidak merayakan Natal. Kalau menurut saya pribadi, merayakan ibadah di gereja pada hari Sabtu atau Minggu itu sama saja, yang paling penting adalah niat dan tujuan kita ke gereja.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed