oleh

Siapakah Kristus? dan Apa Yang Telah Kristus Lakukan Untuk Kita?

Ada banyak ajaran Kristen yang mengajarkan bahwa korban tebusan adalah untuk mengembalikan hubungan yang rusak dengan Tuhan, dimana semua ajaran tersebut sependapat bahwa korban tebusan adalah cara Allah untuk memberikan kesempatan bagi kita guna mengembalikan hubungan kita dengan Dia melalui Kristus.

Hal Kekristenan tentu saja berhubungan dengan sejarah Kristus. Rencana Allah dinyatakan dalam hal yang Kristus telah perbuat bagi kita. Hal ini dikenal sebagai penebusan dosa, apa yang telah diperbuat Yesus bagi kita merupakan satu-satunya solusi untuk memperbaiki hubungan dengan Allah.

Akan tetapi, sebelum kita lanjut kepada topik utama, mari kita simak sejenak siapakah Kristus itu sebenarnya, apa pernyataan-pernyataan-Nya, dan kebenaran Perjanjian Baru.

Siapakah Kristus?

Kristus bukanlah sebuah nama, tetapi Kristus adalah sebuah gelar. Perjanjian Lama telah menubuatkan dan memberi tanda-tanda kedatangan Mesias (dalam bahasa Yunani, Kristus adalah Messiah yang artinya “yang diurapi”. Kitab Ibrani menuliskan kedatangan Mesias. Yesus Kristus adalah sebuah nama yang dikombinasikan dengan gelar. Dia adalah Yesus sang Mesias — penggenapan dari Perjanjian Lama dan sebagai kunci rencana Allah untuk mengembalikan hubungan kita dengan Dia yang telah rusak.

Pernyataan-Pernyataan Kristus

Pertanyaan “Siapakah Kristus?” adalah penting. Bahkan Kristus menanyakan para pengikutnya “Menurutmu, siapakah Aku? (Matius 15:5, Markus 8:29, Lukas 9:20).

Yesus membuat pernyataan-pernyataan yang luar biasa, menyatakan kepada murid-muridnya mengenai sifat-Nya. Misalnya, Dia menyamakan Diri-Nya dengan Allah — suatu hal yang susah diterima bagi sebagian orang. Dalam Yohanes 10:32-33, kita membaca bahwa Yesus mengatakan kepada para pendengar-Nya, “Saya telah menunjukkan kepadamu banyak mujizat-mujizat besar dari Bapa. Pekerjaan manakah diantaranya yang membuatmu hendak melempar aku dengan batu?”, jawab orang Yahudi tersebut, “…dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”

Sebelumnya, dalam kitab Yohanes 8:58, Yesus menyamakan Dirinya dengan Allah, kata “Aku” pada Perjanjian Lama (Keluaran 3:14) ketika Dia berkata, “… sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Pada ayat berikutnya kita melihat, orang-orang tidak percaya, dan mengambil batu untuk melempari Dia.

Yesus juga memiliki kuasa untuk mengampuni dosa. Dalam Markus 2:5, Yesus menyatakan bahwa Diri-Nya berkuasa atas dosa-dosa. Yesus berkata, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!”. Dalam Markus 2:7 para pengkritik berkata, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah, siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?”

Yesus juga disembah — suatu hal yang dilakukan hanya untuk Allah sendiri, terutama mengingat latar belakang adat istiadat Yahudi-Nya. Contoh bahwa Yesus menerima sembah dapat dilihat pada Matius 28:9, Yohanes 9:38, dan masih banyak lagi.

Apakah Yesus hanya seorang manusia? Apakah Dia gila? C.S. Lewis, seorang rohaniawan dan penulis buku terkenal menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik ketika dia menulis., “Saya mencoba disini untuk menghindari siapapun untuk berkata hal yang sangat bodoh bahwa orang-orang mengatakan tentang Dia: ‘Saya bersedia menerima Yesus sebagai guru moral besar saya, tetapi saya tidak menerima pernyataan Dia sebagai Allah.’ Itu adalah suatu hal yang seharusnya tidak kita katakan…..dst”.

Perjanjian Baru

Perjanjian Baru mencatat bahwa yesus menyamakan Dirinya dengan Allah membuat banyak orang-orang pada zaman-Nya mengkritik Dia, karena Dia berhak mengampuni dosa-dosa, dan karena dia menerima sembah. Dia juga berkata, “Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak seorangpun datang kepada Bapa kalau tidak melalui aku” (Yohanes 14:6).

Hal-hal tersebut merupakan pernyataan-pernyataan yang luar biasa. Tetapi bagaimana kita tahu kalau catatan Yesus pada Perjanjian Baru akurat?

Seperti yang telah sering dikatakan, dokumen-dokumen Perjanjian Baru memiliki bukti-bukti sejarah yang terbaik. Dokumen-dokumen tersebut mencakup 4 kitab Injil — Matius, Markus, Lukas dan Yohanes — yang menyediakan banyak informasi tentang Kristus, Kehidupan-Nya, pelayanan-Nya dan lain-lain. Ada lebih dari 5000 kopi Perjanjian Baru dan ribuan bagian dari Perjanjian Baru.

Pernyataan-pernyatan bahwa dokumen-dokumen Perjanjian Baru telah berubah seiring berjalannya waktu dan dengan terjemahan yang tidak sempurna, terutama ketika dibandingkan dengan dokumen-dokumen yang ada selama sejarah (suatu bidang studi yang dikenal sebagai textual criticism — kritik tekstual). Sementara ada sedikit variasi dalam kata-kata dan sedikit kesalahan dari para penyalin yang dikenal sebagai varian, namun tidak satupun diantara varian tersebut berdampak terhadap bidang-bidang dasar kepercayaan Kristen dan kenyataannya, varian tersebut tidak terdapat pada Kristus dan pernyataan-pernyataan-Nya.

Singkatnya, dokumen-dokumen Perjanjian Baru adalah akurat. Selain itu, periode waktu antara zaman Kristus dan penulisan beberapa dokumen-dokumen Perjanjian Baru adalah singkat menurut standard sejarah. Misalnya, 1 Korintus ditulis oleh Rasul Paulus pada tahun 55 setelah Masehi, atau setelah 22 tahun kejadian-kejadian dicatat pada kitab Injil. Ini berarti bahwa kisah Kristus bukanlah dongeng. Hal tersebut juga mengartikan bahwa banyak orang-orang dahulu yang masih hidup pada waktu Kristus masih hidup ketika kereka menuliskan sebagian besar dokumen-dokumen Perjanjian Baru.

Selain itu, 1 Korintus juga mengandung bagian-bagian yang menyatakan prinsip-prinsip dasar Injil, seperti 1 Korintus 15:1-8. Paulus juga menuliskan tentang landasan Kekristenan — kepercayaan kebangkitan Kristus (1 Korintus 15:12-20).

Penebusan Dosa

Penebusan dosa adalah pekerjaan utama yang telah dilakukan Kristus untuk kita melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Sementara, ada banyak ajaran Kristen yang mengajarkan bahwa Korban Tebusan adalah untuk mengembalikan hubungan kita dengan Tuhan yang telah rusak, dimana semua ajaran tersebut sependapat bahwa Korban Tebusan adalah cara Allah untuk memberikan kesempatan bagi kita guna mengembalikan hubungan kita dengan Dia melalui Kristus sebagai buah dari pada kematian dan kebangkitan Yesus.

Yohanes 3:16 sering dikutip, tetapi hal ini tidak mengurangi kenyataan bahwa hal tersebut memiliki unsur penting dari rencana Allah dan penebusan dosa:

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Allah telah mengulurkan tangan-Nya kepada kita. Kristus telah mati untuk kita. Kristus telah bangkit kembali untuk kita. Kita hanya perlu menerima kasih karunia Allah melalui Kristus, berpaling dari kesalahan yang telah kita lakukan, dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Kemudian kita siap untuk langkah  pertama dalam kehidupan Kristen.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed