Site icon Persembahan

Tata Ibadah Gereja Toraja Indonesia Hari Minggu

Gereja Toraja merupakan salah satu kelompok gereja protestan di Indonesia (baca: persamaan protestan dan katolik). Gereja yang pada awalnya bernama Gereja Kristen Toraja Makale dan Rantepao ini bermula di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Hingga saat ini, gereja Toraja tersebar hingga ke luar Toraja, seperti di Makasssar, Surabaya, Jakarta dan beberapa kota lain.

Jemaatnya pun tidak hanya berasal dari suku Toraja saja, namun juga terbuka untuk suku-suku lainnya. Gereja Toraja berbentuk Presbiteral Sinodal, dimana perngaturan tata hidup dan pelayanan gereja dilaksanakan oleh para presbiter (penatua, pendeta, dan diaken) dalam suatu jemaat, dengan keterikatan dan ketaatan pada lingkup yang lebih luas (klasis, sinode wilayah, dan sinode).

Struktur Gereja

Struktur gereja Toraja terdiri dari 4 lingkup kepemimpinan gerejawi (baca: perbedaan gereja dan institusi sosial) yaitu Jemaat, Klasis, Sinode Wilayah, dan Sinode.

Tata Ibadah

Tata Liturgi Gereja Toraja mengacu pada tata liturgi dalam Dokumen Lima, yang ditetapkan oleh dewan gereja-gereja sedunia (WCC). Tata Liturgi yang berlaku sejak 27 November 2016 hingga saat ini adalah liturgi hasil sidang sinode Am XXIV (baca: sejarah alkitab indonesia). Liturgi Ibadah Gereja Toraja mengalami perubahan setelah Sidang Sinode Am XXIV, yang pada awalnya memiliki 4 jenis liturgi dipangkas menjadi 2 jenis liturgi saja.

Masa sebelum Paskah juga yang pada awalnya terdiri dari 7 minggu, setelah Sidang Sinode Am XXIV dipangkas menjadi 6 minggu, seperti kalender liturgi gereja pada umumnya. Sedangkan pembacaan firman Tuhan untuk Kebaktian hari minggu dan hari raya (baca: perbedaan ibadah dan kebaktian), diambil dari The Revised Common Lectionary (RCL). Terdapat dua sakramen yang diakui dan dilaksanakan dalam liturgi gereja Toraja, yaitu sakramen Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.

Secara umum tata liturgi ibadah gereja toraja terdiri dari 4 bagian besar, yaitu: persiapan majelis di konsistori; persiapan jemaat, pelaksanaan ibadah, serta ucapan syukur dan penutup (baca: cara gereja memperjuangkan keadilan dalam masyarakat). Berikut ini kami berikan contoh ibadah hari minggu gereja Toraja:

Liturgi Ibadah Hari Minggu Gereja Toraja

  1. Votum dan Salam: Votum dan salam diucapkan oleh pemimpin ibadah gereja Toraja.
  2. Menyanyi
  3. Dasa Titah atau Apostolicum / Niceanum
  4. Menyanyi
  5. Pengakuan Dosa
  6. Pemberitaan Anugerah
  7. Doa Pembacaan Alkitab (Doa Epiklese)
  8. Pembacaan Alkitab
  9. Menyanyi
  10. Khotbah
  11. Menyanyi
  12. Pengucapan Syukur dengan pengumpulan persembahan diiringi dengan menyanyi.
  13. Doa Persembahan
  14. Menyanyi
  15. Doa Syafaat diakhiri dengan Doa Bapa Kami
  16. Pemimpin mengucapkan doa syafaat, mengenai pokok – pokok yang aktual (baca: manfaat berdoa bagi orang kristen). Kemudian pemimpin dan jemaat melakukan Doa Bapa Kami bersama sama.
  17. Nyanyian Berkat
  18. Berkat :Pemimpin mengucapkan berkat bagi jemaat.
  19. Jemaat menyanyikan lagu pengutusan, sementara pemimpin ibadah turun dari mimbar dan diantar oleh seorang majelis Jemaat untuk kembali ke konsistori.
  1. Setelah pemimpin ibadah kembali ke konsistori, anggota jemaat berdoa dan mengucap syukur dalam hati
  2. Penyampaian Berita Jemaat
  3. Doa penutup, dipimpin oleh Majelis Gereja di Konsistori

Demikian artikel mengenai tata ibadah gereja Toraja ini. Ada empat bagian utama liturgi ibadah gereja Toraja, yaitu: persiapan majelis di konsistori; persiapan jemaat, pelaksanaan ibadah, serta ucapan syukur dan penutup. Sebagai tambahan referensi mengenai tata ibadah, anda bisa membaca artikel pengertian liturgi dalam gereja dan unsur-unsur liturgi. Semoga bermanfaat!

Exit mobile version