Renungan rohani kristen tentang ibu hamil. Mengandung buah hati menjadi salah satu momen yang paling membahagiakan bagi seorang ibu hamil. Mengapa? Sebab di situ ada perasaan menjaga dan tak sabar menunggu kelahiran sang bayi.
Tak heran bila banyak wanita atau perempuan yang mendambakan segera memiliki anak, bahkan meskipun mereka baru menikah sekalipun. Selain itu, bagi yang tak kunjung dikaruniai anak juga bisa membaca doa kristen agar cepat hamil dan punya anak agar Tuhan memberkati dengan menganugerahkan janin di dalam kandungan.
Tak cukup berhenti sampai di situ saja. Ketika Tuhan telah menganugerahinya dan menjadikan seorang wanita sebagai ibu hamil, langkah selanjutnya adalah menjaga kesehatan dan kelancaran kehamilan tersebut hingga tiba masanya persalinan.
Selain menjaga kesehatan dan kelancaran kehamilan, satu hal yang pasti yang perlu dilakukan orang percaya saat dirinya tengah hamil adalah semakin mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus. Mengapa hal tersebut perlu dilakukan? Ingatlah bahwa kehamilan yang kita miliki kali ini merupakan anugerah dari Tuhan Yesus.
Maka dari itu pada kesempatan ini kami ingin membagikan sejumlah kumpulan renungan rohani Kristen tentang ibu hamil. Agar pada ibu hamil kembali menyadari makna kehamilan yang dimilikinya saat ini merupakan berkah dan anugerah dari Tuhan Yesus.
Jangan Gagalkan Rencana Tuhan
“…mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Mazmur 139:16.
Pemazmur menyatakan bahwa mata Tuhan melihat manusia selagi masih bakal anak dan di dalam kitab-Nya, telah tertulis hari-hari di mana dia akan dibentuk. Hal itu berarti sebelum mausia berbentu janin, dia sudah ditentukan oleh Tuhan. Janin (bakal bayi) yang dikandung oleh seorang ibu sesungguhnya bukan milik dirinya sendiri, melainkan titipan dari Tuhan untuk dibesarkan. Pun begitu dengan nyawa si janin adalah pemberian Tuhan.
“…apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.” (Mazmur 104:29-30).
“…TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” (Kejadian 2:7).
Tak seorangpun memiliki hal untuk melenyapkan nyawa janin dengan cara apapun. Biasanya, orang melakukan aborsi dengan tujuan menyelamatkan jiwa ibu hamil, atau untuk menutupi malu. Bagaimana pun, menghilangkan nyawa janin bukanlah jalan keluar yang benar. Sebab, hanya Tuhanlah yang memiliki hak untuk mengambil kehidupan.
“Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan,” (Ulangan 32:39). Jika Tuhan menghendaki roh manusia itu kembali, maka kembalilah roh itu kepada-Nya, “…dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.” (Pengkhotbah 12:7b).
“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” (Yeremia 1:5).
Orang yang Bahagia
Ibu hammil merupakan perempuan yang bahagia. Ia harus menanti selama 9 bulan untuk melahirkan buah hatinya. Sebelum melihat anaknya, ia sudah bisa menjaga anaknya di dalam kandungan dengan penuh harap. Ia pun beruasha memberikan nutrisi yang terbaik.
Meskipun harus menjaga diri, ibu hamil tidak bersusah hati. Bahkan ketika dia harus memperhatika nutrisi dan memilih aktivitas untuk bayi. Ibu hamil terus berharap agar kelakanaknya bisa lahir dengan sehat ke dunia. Agar jerih payah yang selama ini dilakukan, selama mengandung dengan kesakitan akan terbayarkan dengan kelahiran.
Selama di dunia ini masih ada yang dana, penderitaan akan terus ada. Namun anak-anak Allah yang menderita di dunia ini akan dihadapkan dengan sesuatu yang belum dia lihat. Oleh karena itu, anak-anak Allah menanti dengan tekun kemuliaan yang kelak akan dinyatakan oleh Allah.
Pengharapan tersebut tidak akan mengecewakan karena Allah selalu menepati jani-Nya. Maka dari itu, anak-anak Allah harus sabar dan tekun dalam menantikan penggenapan harapan. Bukan hanya dengan berkeluh kesah, melainkan dengan penuh sukacita. Karena kita mengetahui bahwa Allah bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.
Pengharapan anak-anak Allah tak akan mengecewakan. Kita yang berharap akan kemuliaan dari Allah kelak akan menerimanya. Oleh karena itu, belajarlah dari ibu hamil sekalipun mengalami kesulitan, sebab dia menjadi orang bahagia karena dia memiliki pengharapan yang kuat.
Begitu juga dengan kita, jadilah orang yang bahagia dan penuh sukacita di tengah segala penderitaan, sebab Tuhan akan menggenapi pengharapan kita. Teruslah memiliki pengharapan dalam Tuhan dan nantikan penggenapan-Nya dengan penuh gembira.
Komentar