Munafik adalah kata serapan dari bahasa Arab. Munafik sama artinya dengan hipokrit, istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hypokrites. Kata ini merujuk pada aktor yang biasanya memakai topeng. Namun seiring perkembangan jaman, kata munafik mengalami perluasan arti, yang saat ini sering ditujukan bagi mereka yang suka berpura-pura dan menipu orang lain untuk kepentingan pribadinya. Kita bisa melihat sekarang bahwa kemunafikan terjadi di mana-mana dalam berbagai aspek kehidupan, entah dalam kehidupan personal, sekolah, politik, perdagangan, bahkan agama.
Menurut Alkitab, sifat munafik dimulai oleh roh yang tak kelihatan. Apabila kita menilik kembali asal-mula dosa menurut Alkitab, kita tahu bahwa iblis adalah penyebab manusia jatuh ke dalam dosa. Iblis memakai rupa ular sebagai topeng. Kemudian ia membujuk Hawa untuk makan buah pengetahuan dan menipunya dengan mengatakan bahwa dia akan menjadi sama seperti Allah. Dari cerita ini kita bisa menyimpulkan bahwa asal-mula mengapa manusia memiliki sifat berpura-pura untuk kepentingannya sendiri adalah dikarenakan oleh iblis.
Sekarang, kita akan mengetahui apa yang dikatakan Alkitab tentang orang munafik. Berikut ayat Alkitab tentang orang munafik :
- Matius 6:5
“Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.”
Di ayat mengajarkan kita supaya tidak bersikap seperti orang munafik yang suka berdoa di depan banyak orang supaya terlihat alim. Apabila kita mau datang kepada Bapa, masuklah kamar dan tutuplah pintu. Maka Bapa yang ada di Sorga akan membalas perbuatan kita. Dan janganlah kita bertele-tele saat berdoa, tetapi ucapkan apa yang ingin kita ungkapkan. Jangan mengira bahwa dengan doa yang panjang akan membuat doa dikabulkan. Bapa lebih mengenal isi hati kita, apakah kita tulus berdoa atau tidak. Bahkan, Dia sebenarnya sudah mengetahui apa yang kita perlukan sebelum kita memintanya.
- Matius 6:16
“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa”
Jangan kita berpura-pura melakukan sesuatu supaya terlihat seperti orang baik. Apabila konteksnya dalam hal berpuasa, janganlah kita sengaja memasang mimik muram supaya orang lain tahu bahwa kita sedang berpuasa. Melainkan, basuhlah wajah dengan air supaya orang lain tidak tahu bahwa kita berpuasa. Bapa di surga akan membalas niat yang tulus yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Apabila dalam konteks lain, misalkan bersedekah, kalau kita tulus menolong, maka kita akan memberi secara diam-diam. Cerminkan karakter Kristus dalam kehidupan sehari-hari kita.
- Lukas 6:42
“Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Di sini Tuhan Yesus mengajarkan supaya kita jangan menghakimi orang lain karena kesalahan mereka. Tidak ada satu orang pun yang sempurna dan setiap manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa manusia cenderung peka terhadap kelemahan orang lain sedangkan mereka tidak menyadari kekurangan diri sendiri. Dan dalam Roma 2:1 juga dikatakan supaya jangan siapa pun menghakimi orang lain karena diri sendiri juga tidak bebas dari salah. Dengan menghakimi orang lain, maka kita akan ganti dihakimi.
- Matius 7:3-5
“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Ayat Alkitab tentang orang munafik ini memiliki pesan yang sama seperti ayat sebelumnya. Seseorang juga bisa dikatakan munafik apabila dia suka mengkritik kesalahan orang lain, padahal kesalahannya sendiri bisa jadi lebih besar. Pada Matius 7:1-2 dikatakan supaya kita jangan menghakimi supaya kita tidak dihakimi. Karena ukuran yang kita gunakan untuk menghakimi orang lain akan dipakai juga untuk menghakimi diri kita sendiri.
- Matius 23:2-3
“Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.”
Yesus mengatakan hal ini di depan orang banyak dan murid-murid-Nya, Dia mengajarkan kepada mereka supaya tidak mencontoh perbuatan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Pada jaman Yesus, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dikenal akan kemunafikannya. Mereka memiliki banyak pengetahuan mengenai hukum Taurat, namun mereka tidak melakukannya dalam kehidupan nyata.
Mereka egois, gila hormat, menginginkan kedudukan yang tinggi, suka dipuji orang lain, dan sifat-sifat munafik lainnya yang bisa Anda baca pada Matius 23. Dan Yesus mengatakan, bahwa siapa yang meninggikan dirinya maka ia akan direndahkan dan siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan.
Sekian artikel mengenai ayat Alkitab tentang orang munafik. Semoga artikel ini dapat menjadi refleksi bagi kita semua supaya tidak terperangkap dalam kebiasaan munafik dan selalu mencontoh keteladanan Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Komentar