Perjamuan Kudus, Perjamuan Suci, Perjamuan Paskah, atau Ekaristi (Yunani: εὐχαριστία eucharistía “ucapan syukur”) adalah suatu ritus yang dipandang oleh kebanyakan Gereja dalam Kekristenan sebagai suatu sakramen. Menurut beberapa kitab Perjanjian Baru, Ekaristi dilembagakan oleh Yesus Kristus saat Perjamuan Malam Terakhir.
“Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata : “Ambillah, inilah tubuhKu.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah”.
Matius 14 : 22 – 25
Kenapa harus roti dan anggur?
Perjamuan Kudus adalah sesuatu yang sakral, perlu dijaga nilai-nilai kesakralannya. Lalu pemahaman sebahagian orang Kristen sendiri tentang Perjamuan Kudus itu sendiri? Ketika kita meyakinkan diri untuk menerima Perjamuan Kudus, maka kita akan merasa bahwa roti dan anggur adalah tubuh dan darah Kristus yang telah rela mati demi kita orang berdosa.
Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?
Roti dalam Perjamuan Kudus adalah mengenai tubuh-Nya yang dipecah-pecahkan, dalam arti tidak ada satupun tulang-Nya yang patah, namun tubuhnya disiksa sedemikian rupa sehingga sulit untuk dikenali. Anggur menyatakan darah-Nya, menunjukkan kematian yang mengerikan yang dialami-Nya. Dia, sang Anak Allah yang sempurna, menjadi penggenapan dari begitu banyaknya nubuatan dalam Perjanjian Lama mengenai sang Penebus.
Perjamuan Kudus juga dimaknai sebagai peringatan akan kematian dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia. Melalui Perjamuan Kudus kita diingatkan bahwa suatu peristiwa agung telah terjadi melalui kematian Yesus di kayu salib, menumpahkan darah-Nya untuk menebus kita. Roti dan anggur adalah tanda, sebagai sarana untuk lebih menguatkan iman percaya kita kepada Dia (Yesus) yang telah berkorban untuk kita.
Bagaimana persyaratan anggur yang digunakan untuk misa gereja?
Misa gereja atau perjamuan kudus punya standar khusus untuk anggur yang digunakan dalam prosesi, karenanya kita tidak bisa asal menggunakan anggur yang dibeli di warung (anggur cap orang tua misalnya). Dalam iman Gereja Katolik, hosti dan anggur/wine mengalami transubstansiasi dalam doa Syukur Agung menjadi benar-benar tubuh dan darah Kristus.
Gereja Katolik memiliki standar yang cukup ketat untuk produksi anggur perjamuan. Beberapa standarnya; berkadar alkohol rendah, berbahan mentah terbaik, murni atau tidak bercampur zat lain, tidak basi, dan beberapa ketentuan khusus lain.
Proses pembuatan anggur yang layak untuk misa
Pembuatan anggur yang sesuai hukum kanonik secara teknis tidaklah sulit. Proses pembuatan sacramental wine atau anggur misa sendiri amat mudah. Pertama buah anggur harus dipress agar keluar jusnya. Kemudian difermentasi, agar kandungan gula yang ada dalam anggur yang sudah dipress menjadi alkohol dengan bantuan ragi.
Kemudian saat proses fermentasinya sedang berjalan dan belum sepenuhnya selesai, ragi yang ada dalam jus buah anggur tersebut dimatikan dengan penambahan spirit, alkohol berkonsentrat tinggi yang juga khusus terbuat dari anggur.
Ragi yang mati di tengah jalan ini membuat anggur masih terasa manis karena gula di anggur masih belum terkonversi menjadi alkohol. Namun, khusus untuk Indonesia ada satu kebutuhan unik. Mengingat jarak distribusi di Indonesia yang jauh dan memerlukan waktu lama, guna menjaga kesegaran kadar alkohol di anggur misa Sababay harus dinaikkan. Tak heran anggur misa memiliki kandungan alkohol mencapai 19 persen, lebih tinggi dari anggur misa yang digunakan di Eropa.
Menggapa anggur misa dicampur dengan air?
Dalam Perayaan Ekaristi Gereja Katolik, pada bagian doa Syukur Agung merupakan bagian puncak dari Ekaristi itu. Dimana Pastur dalam konsekrasi doa Syukur Agung mengubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus. Jika kita melihat dengan seksama anggur yang di gunakan dalam Ekaristi, sebelum di konsekrasi terlebih dahulu di campur dengan air.
Mengapa Imam mencapur anggur dan air dalam Ekaristi? Dahulu, anggur merupakan minuman yang bisanya dihidangkan waktu bersantap. Air terkadang kurang higenis, maka digunakan anggur yang mengandung alkohol sebagai pembasmi kuman. Lalu orang menambahkan air ke dalam anggur untuk menipiskan atau mengurangi kadar alkoholnya. Selain itu juga untuk kegiatan pesta-pesta supaya cukup untuk para tamu undangan yang datang, maka air dicampurkan ke dalam anggur. Sama halnya seperti orang memecah-mecahkan roti, agar lebih banyak orang mendapat manakan tersebut.
Seperti poin sebelumnya, penambahan air ini juga berfungsi untuk menurunkan kadar alkohol karena memang kandungan alkohol di Indonesia sejak awal sudah lebih tinggi dibanding dengan anggur yang digunakan untuk misa di Eropa.
Makna perjamuan kudus
Perjamuan kudus menjadi sakramen yang menandakan keselamatan dari Kristus kepada seluruh umat-Nya. Perjamuan kudus juga menjadi bukti kasih dan rahmat Allah. Perjamuan kudus membuat semua umat Kristen menjadi satu dalam Kristus. Sebagaimana dikatakan dalam Alkitab, injil 1 Korintus 10:16-17 yang berbunyi:
“Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.”
Perjamuan kudus menjadi bentuk peringatan akan kematian Yesus Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya. Karena itulah, umat Nasrani akan memakan roti serta anggur yang menjadi lambang tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus.
Komentar