oleh

Apa Itu Jumat Agung dan Maknanya Bagi Umat Kristen

Apa itu Jumat Agung? Jumat Agung adalah hari (Jumat sebelum Paskah) peringatan penyaliban Yesus Kristus sekaligus hari kematiannya di Golgota. Wafatnya Yesus Kristus dipercara sebagai bentuk penebusan dosa manusia supaya memperoleh kehidupan yang kekal.

Sayangnya, hari kematian Yesus tersebut tidak dicatat dengan jelas di Alkitab. Ada yang bilang hari Rabu, tapi lebih banyak yang bilang momen itu terjadi di hari Jumat. Hal ini didasari pada rincian kitab suci mengenai pengadilan Sanhedrin atas Yesus, ditambah penelitian ilmiah, keduanya mengarah pada putusan hari Jumat. Namun, tanggal terjadinya masih tidak diketahui.

Jumat Agung merupakan salah satu waktu yang sakral bagi umat Kristiani. Tak jarang, peristiwa ini dijadikan renungan kembali tentang kasih Yesus yang luar biasa kepada umatnya.

Sejarah Jumat Agung

Usai mengadakan perjamuan malam, Yesus bersama murid-muridnya pergi ke taman Getsemani. Di taman itu, Yesus berdoa. Setelahnya, datanglah Yudas bersama rombongan besar yang membawa pedang dan pentung. Kemudian, Yesus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama Yahudi, di depan Imam Besar Kayafas.

Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta.

Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang mengatakan: “Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari.

Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: “Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?” Tetapi Yesus tetap diam.

Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias,  Anak Allah, atau tidak.

Jawab Yesus: “Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.”

Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: “Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?

Mereka menjawab dan berkata: “Ia harus dihukum mati!

Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: “Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?

Matius 26:59-68

Di sisi lain, Petrus yang mengikutinya sampai ke halaman Mahkamah Agung, dia dikenali sebagai salah satu dari pengikut Yesus, tetapi Petrus menyangkalnya sebanyak tiga kali.

Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali. ” Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. Matius 26:75

Kala itu, pihak yang berhak mengeksekusi Yesus adalah pemerintah Romawi, karenanya Yesus dibawa ke hadapan Pontius Pilatus.

Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: “Engkaukah raja orang Yahudi?

Jawab Yesus: “Engkau sendiri mengatakannya.” Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun.

Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?” Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran. Matius 27:11-14

Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: “Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?

Kata mereka: “Barabas.”

Kata Pilatus kepada mereka: “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?

Mereka semua berseru: “Ia harus disalibkan!

Katanya: “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?”

Namun mereka makin keras berteriak: “Ia harus disalibkan!”

Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri! ”

Dan seluruh rakyat itu menjawab: “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami! “Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Matius 27:21-26

Tempat penyaliban Yesus berada sedikit di luar tembok kota Yerusalem, di bukit yang disebut Tempat Tengkorak atau Golgota. Jalan yang dilalui-Nya menuju ke tempat penyaliban-dikenal sebagai Via Dolorosa (=Jalan Kesengsaraan), atau “Jalan Salib”.

Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: “Inilah Yesus Raja orang Yahudi.” Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.

Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!”

Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah.”

Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga. Matius 27:35-44

Yesus pun wafat di atas kayu salib, bukan karena Ia mati lemas atau kehabisan darah, tetapi Ia sendiri yang menyerahkan nyawa-Nya ke tangan Bapa-Nya.Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya:”Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.”

Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.” Matius 27:50-54

Begitulah sejarah dari Jumat Agung.

Jumat Agung dimaknai sebagai pengorbanan, penderitaan dan kemenangan. Yesus rela mengorbankan dirinya sebagai bentuk kasih kepada umat manusia. Jumat Agung juga dikenal sebagai ‘Good Friday’ karena dianggap baik, sebab Yesus datang memenuhi misi-Nya dan menyelesaikan-Nya dengan tuntas. Dalam beberapa sumber melihat asal-usulnya dalam istilah “God’s Friday” atau Gottes Freitag.

Jumat Agung merupakan salah satu rangkaian perayaan Paskah (perayaan terpenting dalam tahun liturgi gerejawi Kristen) umat Kristiani setelah Kamis Putih (perayaan perjamuan terakhir).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed