oleh

Ayat Alkitab yang Memotivasi

Banyak sekali Ayat Alkitab yang memotivasi kita untuk hidup sebaik-baiknya sebagai manusia. Salah satu ayat yang bukan hanya inspirasional tetapi juga aktual sepanjang masa adalah Ayat 1 Yohanes 4:18 yang bunyinya:

Di dalam kasih tidak ada ketakutan; kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Ayat ini bukan hanya jadi pedoman Umat Kristen tetapi juga relevan untuk umat agama lain. Mengapa demikian? 1 Yohanes 4:18 dikatakan inspirasional karena bisa memperkuat komitmen siapapun dalam mencintai sesuatu. Faktanya, adanya cinta di dunia ini yang membuat hidup menjadi lebih dinamis, dramatis, berwarna dan penuh kejutan.

Cinta yang membuat seorang ayah dan ibu menahan lapar demi anaknya bisa makan terlebih dulu. Cinta menjadi dasar bagi orang tua yang merawat anakinya dan memberikan yang terbaik meski hidup penuh kekurangan. Tidak aneh jika cinta membuat seseorang mampu melakukan tindakan yang membahayakan dirinya sendiri demi orang yang ia sayangi.

Oleh sebab itu “di dalam kasih tidak ada ketakutan” sebagaimana yang dikatakan Ayat Alkitab 1 Yohanes 4:18 adalah sesuatu yang benar dan indah maknanya. Cinta bisa menumbuhkan keberanian yang luar biasa. Mahatma Gandhi, tokoh spriritualist kenamaan India juga membenarkan hal itu.

A coward is incapable of exhibiting love; it is the prerogative of the brave.”

Orang pengecut tidak bisa menunjukkan cintanya, cinta itu adalah ranahnya (prerogative) para pemberani.

Cinta membuat orang menjadi berani, dan cinta yang ditunjukan oleh orang yang berani (nekat) kadang sulit diterima oleh nalar. Bisa jadi, fenomena ‘nekad’ karena cinta itulah yang melahirkan ungkapan ‘cinta itu buta’.

Ada satu kisah menarik untuk mengambarkan Ayat Alkitab 1 Yohanes 4:18

Sebuah suku di Bangsa Indian mempunyai cara unik untuk mengukur kedewasaan anak laki-laki dalam suku mereka. Jika anak itu dirasa cukup umur dan pantas untuk dianggap dewasa maka ia akan melalui sebuah ujian. Anak ini akan diuji, dirinya dibawa pergi oleh pria dewasa yang bukan dari keluarganya untuk pergi menuju hutan terdalam sambil mengenakan penutup mata. Begitu hari sudah gelap, penutup mata itu akan dibuka dan ia ditinggal sendirian oleh pria yang mengantarkannya.

Malam begitu gelap, sampai anak ini tidak bisa melihat telapak tengannya sendiri. Suara auman serigala, dahan pohon bergemerisik, dingin dan sepi menyelimuti anak tersebut hingga membuatnya ketakutan. Ini adalah sebuah test, anak itu dinyatakan lulus bila dirinya tidak berteriak dan menangis sampai malam berlalu. Waktu seakan berjalan begitu lama, apapun yang terjadi ia harus berusaha agar lulus ujian tersebut.

Di tengah dinginnya malam, anak ini malah berkeringat, ia ketakutan, berharap malam cepat berlalu. Hingga cahaya pagi mulai menerangi, anak ini senang bukan main. Dia melihat sekeliling dan kemudian ia menjadi begitu kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh di belakang dirinya, dengan posisi siap menembakan anak panah, dengan golok terselip dipinggang, menjagai anaknya sepanjang malam, jikalau ada ular atau binatang buas lainnya, maka ia dengan segera akan melepaskan anak panahnya, sebelum binatang buas itu mendekati anaknya, sambil beharap agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Sungguh luar biasa cerita diatas. Ketika anak itu ada dalam hutan, sang ayah dengan setia menjagainya. Bapa kita di surga juga sama, tanpa kita minta pun Allah terus menjaga kita dengan kasihnya. Dimanapun, kapanpun dan apapun yang sedang kita alami, Tuhan pasti setia dan siap menolong kita.

Dalam menjalani kehidupan ini, sepertinya Tuhan begitu ‘kejam’ karena membiarkan kita hidup di dunia yang berat dan kejam. Menjalani hidup penuh kegalauan, resah, takut akan hilangnya harapan, hilangnya impian, takut soal kepastian hari esok. Percayalah bila Tuhan selalu menyertai kita, menjaga kita, bila kita percaya maka hati menjadi tentram dan damai. Mari bertumbuh dalam kasih Allah, untuk melenyamkan ketakutan dalam mencintai. Bapa kami berkomitmen untuk terus bertumbuh dalam kasih anugerhMu agar ketakutan kami hilang. Amin.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed