oleh

Latar Belakang Reformasi Gereja Pada Abad 16

Denominasi merupakan suatu kelompok keagamaan yang dapat diidentifikasikan di bawah satu nama, struktur, dan/atau doktrin. Ada banyak denominasi gereja di dunia ini. Pernahkah kita berpikir kenapa harus sebanyak ini? Atau kenapa tidak hanya ada satu gereja saja, tak perlu ada denominasi? Kita pun tidak ribet dibuatnya dalam memilih gereja dan bahkan juga bisa mengurangi yang namanya perpecahan karena sering sekali denominasi gereja yang berbeda-beda membuat tidak adanya kesatuan padahal salah satu tugas gereja adalah persekutuan/diakonia, yang artinya bersatu sebagai tubuh Kristus.

Pada hakekatnya memang benar hanya ada satu gereja yaitu yang dimulai 40 hari setelah kebangkitan Yesus (kalau masih mengingat, tentang jemaat mula-mula yang merupakan hasil dari pelayanan Petrus melalui khotbahnya). Jadi Yesus memang pada awalnya menginginkan hanya ada satu  gereja sehingga tidak perlu yang namanya denominasi. Lalu, kenapa pada akhirnya ada denominasi yang bisa kita lihat di zaman sekarang ini? Kenapa ada kaum reformator yang melakukan reformasi gereja sehingga menghasilkan denominasi gereja? Mari kita telusuri lebih dalam apa yang menjadi latar belakang reformasi gereja melalui artikel ini. (Baca juga: Karakter Kristus)

Asal Mula dan Penyebab Awal Reformasi Gereja Terbentuk (Pada Abad 16)

Setelah gereja mula-mula terbentuk, terjadilah skisma-akbar pada abad ke-16. Skisma akbar/skisma besar ini mencabik kekristenan Khalsedonia menjadi bagian barat dan bagian timur yaitu katolisisme barat dan orthodoksi timur. Katolisisme barat ini disebut juga ritus barat. Seiring berjalannya waktu, rituks timur yang sebelumnya merupakan bagian dari orthodoksi timur mengalami penyatuan dengan ritus barat, sehingga baik ritus barat dan ritus timur bergabung dan disebut dengan katolik. Inilah beberapa penyebab dari masalah utama dari reformasi Gereja sebagai berikut:

  • Penyebab terjadinya adalah karena keterasingan dunia Kristen latin dan Yunani yang berlangsung lama yang diperkirakan terjadi tahun 1054, permasalahan otoritas Paus (Paus Leo IX) yang mengklaim bahwa dia memegang otoritas atas empat patriark timur, serta permasalahan Klausa Filioque yang disisipkan ke dalam Kredo Nicea oleh gereja barat. (baca juga: Manfaat berdoa bagi orang Kristen)
  • Umat ortodoks timur mengklaim bahwa primasi Patriark Roma bersifat kehormatan belaka dan bahwa dia memiliki otoritas hanya atas keuskupannya serta tidak memiliki otoritas untuk mengubah keputusan konsili ekumenis.
  • Perbedaan dalam praktik liturgis dan klaim-klaim yuridiksi yang tumpeng tindih juga merupakan penyebab lainnya. Ritus barat merupakan gereja otonom, misalnya gereja maronit, gereja katolik-Yunani Ukraina, dan gereja katolik Siro Malabar.
  • Masing-masing gereja ini memiliki perbedaan dalam hal liturgi, tradisi, teologi, hukum kanon dan imam. Sementara ritus timur melestarikan tradisi liturgi, teologi, devosi dari berbagai gereja kristiani timur yang memiliki keterkaitan dengan mereka. (Juga baca : Etika Kristen)

Tahun 431 terjadi konsili efesus yang menghasilkan asiria dari timur. Konsili ini di selenggarakan di efesus, asia kecil oleh kaisar Theodosius II, cucu dari Theodosiun I. Penyebab dari konsili ini adalah oleh karena menolak dan menyatakan sesat ajaran Patriarki Nestorius yang menitikberatkan hakikat manusiawi Yesus dengan memperkecil hakikat keilahianNya. Nestorius mengajarkan bahwa Maria, yaitu bunda Yesus, melahirkan seorang manusia, yang disebut Yesus, bukan Allah. Konsili ini menyatakan Yesus adalah satu pribadi, bukan dua “orang” yang terpisah: sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia, memiliki tubuh dan jiwa yang rasional. (baca juga: Poligami menurut Alkitab)

Konsili ini juga menyatakan pengakuan iman Nicea tahun 381 sudah lengkap dan melarang segala bentuk perubahan (penambahan maupun penghapusan) atasnya. Lalu pada tahun 451 terjadi konsili Kalsedon yang melahirkan ortodoks oriental yaitu gereja Kristen timur yang hanya mengakui tiga konsili ekumenis yakni konsili nicea pertama, konsili konstatinopel pertama, dan konsili efesus pertama. Konsili kalsedon ini berlangsung tanggal 8 Oktober sampai dengan 1 November di sebuah kota di Bithinia Asia Kecil yang merupakan bagian kota Istanbul di sisi asia dari selat Bosforus dan dikenal sebagai distrik Kadikoy. Konsili ini menolak doktrin monofisitisme dari kaum pengikut Eutikus, dan menetapkan pengakuan imam khalsedon, yang menggambarkan kemanusiaan penuh dan keilahian penuh dari Yesus, pribadi kedua dari Tritunggal Kudus. (Juga baca : Penyaliban Yesus)

Artikel Terkait:

  • Pengertian Diakonia
  • Pengertian Reformasi Gereja
  • Karunia Roh Kudus
  • Pengertian Paroki
  • Pengertian Liturgi dalam Gereja
  • Sejarah Reformasi Gereja
  • Gereja Terbesar di Indonesia
  • Sejarah gereja

Permasalahan Penyebab Pergerakan Reformasi Gereja

Pada abad ke-16, terjadilah pergerakan reformasi dalam makna kebangkitan Yesus yang menentang ajaran katolik (Ritus barat dan ritus timur). Gerakan reformasi ini menghasilkan restorasionisme, anabaptisme, Calvinisme, Anglikanisme, dan Lutheranisme yang digolongkan dengan Protetanisme. Protetanisme ini merupakan mazhab yang muncul setelah protes Marthin Luther tahun 1517 dengan 95 dalilnya. Penyebabnya adalah Luther tidak menyetujui adanya praktik penyalahgunaan oleh para pengkhotbah yang menjual indulgensi penuh, yang merupakan sertifikat yang dipercaya mengurangi hukuman atau siksa dosa temporal atas dosa-dosa yang dilakukan oleh para pembelinya atau orang yang mereka kasihi yang berada dalam api penyucian. (Baca juga: HAM menurut iman Kristen)

Luther menegaskan bahwa pertobatan yang diberikan oleh Yesus atas pengampunan dosa-dosa bukan hanya merupakan pengakuan sakramentar dari luar tetapi juga melibatkan pertobatan rohani dari dalam batin. Luther beropini bahwa indulgensi hanya membuat umat Kristen menjauh dari pertobatan sejati dan dukacita karena dosa. Hal ini kemungkinan membuat mereka dapat mengabaikannya dengan membeli indulgensi. Menurut Luther, hilangnya semangat untuk memberi kepada kaum miskin juga merupakan akibat negative dari adanya indulgensi. Dalam latar belakang Reformasi Gereja, orang Kristen kemungkinan besar akan kesulitan dalam memberi yang didorong oleh belas kasihan karenan menganggapnya pentingnya indulgensi ini secara rohani. 95 tesis yang ditulis oleh Luther ini ditempelkannya di pintu-pintu rumah ibadah. Luther juga mengirimkan 95 dalil ini beserta surat kepada Albertus pada tanggal 31 Oktober 1517. Tanggal inilah yang sekarang dianggap sebagai mula reformasi protestan sehingga setiap tahun dirayakan sebagai hari raya reformasi. Inilah beberapa perbedaan-perbedaan pemikiran yang menyebabkan masalah konflik sebagai berikut:

  • Selain Luther, John Calvin juga merupakan reformator gereja protestan. Hanya saja, pemikirannya lebih radikal dibandingkan Luther. Perbedaan pemikirannya dengan Luther adalah mengenai predestinasi. (baca juga: Perbedaan perjanjian lama dan perjanjian baru)
  • Predestinasi adalah doktrin bahwa ada orang-orang yang sudah Tuhan tetapkan dari awal untuk memperoleh anugerah kekal dari-Nya, dengan kata lain takdir sudah ditetapkan dari awal oleh Tuhan. (baca juga: Arti persepuluhan)
  • Hal ini pun juga agak bertentangan dengan konsep anugerah. Segala sesuatunya adalah anugerah Allah, sehingga jika semuanya adalah anugerah, kenapa ada orang-orang yang sudah Tuhan tetapkan dari awal? Karena kalau seperti ini akan menjadi tidak adil bagi orang yang tidak termasuk dalam tetapan Tuhan dari awal. (baca juga: Makna pentakosta bagi orang Kristen)
  • Dan kalau semuanya sudah ditetapkan dari awal, maka kita tak perlu lagi membagikan keselamatan melalui Kristus karena semuanya sudah ditetapkan dari awal (melalui doktrin predestinasi). Namun ketika diselidiki lagi, predestinasi bukanlah diartikan seperti ini.

Memang ada orang-orang yang sudah ditetapkan Allah dari awal tetapi penetapan ini bersifat dinamis. Artinya, orang-orang yang sudah ditetapkan dari awal ini pun tetap membagikannya kepada yang lain, yang belum mendengar atau yang belum percaya Kristus sehingga bumi penuh kemuliaan Tuhan pun benar-benar tergenapi. Adanya dosa warisan yaitu bahwa semua manusia telah jatuh ke dalam dosa oleh karena dosa turunan dari adam dan hawa, juga merupakan pengajaran yang diyakini Calvinisme dan Lutherant. Menurut mereka, semua orang telah berbuat dosa semenjak dilahirkan dan hanya dapat dipulihkan kembali jika datang kepada Allah dengan mempercayai-Nya sungguh-sungguh. Perbedaan pendapat terkait dengan doktrin di kalangan reformatorlah yang menjadi penyebabnya lahirnya reformasi gereja, terkhususnya di dalam doktrin keselamatan dan doktrin Allah, meliputi tentang : kerusakan manusia ke dalam dosa, penebusan Kristus hanya terbatas bagi umat pilihan (Konsep predestinasi yang sudah dijelaskan sebelumnya), pemilihan Allah yang tanpa syarat kepada manusia (Konsep anugerah), anugerah yang diberikan oleh yang Roh Kudus yang tidak dapat ditolak, dan ketekunan/ketaatan orang kudus hingga sampai kepada akhirnya. (Baca juga: Cara bertobat orang Kristen)

Artikel lainnya:

  • Simbol Kristen
  • Hukum taurat
  • Sola Gratia
  • Makna paskah
  • Paskah
  • Janji Tuhan bagi orang percaya

Pelaksanaan-Pelaksanaan Doktrin Dalam Reformasi Gereja

Adalah sangat baik memang ketika terus menerus mengevaluasi diri terhadap doktrin. Doktrin adalah suatu kebenaran mutlak yang tidak dapat diganggu gugat (karena bersumber dari Alkitab). Namun sering sekali doktrin demi doktrin yang ada, ketika dibaca / dihayati / diselidiki, ternyata tidak sedikit pemikiran kreatif pun muncul dari kaum reformator sehingga menghasilkan pendapat-pendapat yang berbeda. Respon yang berbeda terkait dengan doktrin inilah yang kebanyakan latar belakang reformasi Gereja menjadi penyebab utama terjadinya reformasi gereja. Sekalipun ada juga yang disebabkan oleh karena penyalahgunaan teologi, politik, hak asasi manusia seperti yang dilakukan oleh gereja Roma.

Luther, Calvin, Zwingli yang termasuk dalam menjadi murid Kristus bagi para reformator memang memiliki banyak perbedaan di dalam teologinya. Tetapi mereka tetap konsisten dalam penekanan – penekanan tertentu seperti : Alkitab yang memegang otoritas tertinggi yang melampaui seluruh tradisi gereja, pengajaran tentang orang-orang berdoa yang diselamatkan oleh karena anugerah semata melalui iman kepada Yesus, bukan oleh karena perbuatan baik, pengajaran tentang semua manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, dan pengajaran tentang bahwa hanya Yesuslah satu-satunya jalan keselamatan dan hidup dan tidak ada yang lain karena hanya Ia yang telah menunjukkan akan keAllahanNya dan kemanusiaanNya dengan porsei 100 persen dan telah membuktikannya di kalvari, melalui kematian dan kebangkitanNya.

Itulah beberapa artikel tentang latar belakang tentang reformasi dalam Gereja yang sudah dijelaskan dalam asal usul dan dalam permasalahannya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed