oleh

Pengertian Hukum Tabur Tuai Bagi Kehidupan Orang Kristiani

Dalam kehidupan sehari-hari, kita jelas melakukan banyak tindakan. Untuk beberapa orang, sebelum bertindak mereka pastinya akan memikirkan dampaknya terlebih dahulu. Akan tetapi, ada juga kumpulan orang yang tidak berpikiran panjang mengenai hal tersebut. Apalagi jika dampak yang dapat terjadi sama sekali tidak merugikannya, bahkan menguntungkannya. Keuntungan memanglah hal yang lazim disukai banyak orang. Akan tetapi, sadarkah Anda bahwa segala sesuatu yang Anda lakukan, sangat berdampak akan kejadian di masa mendatang? Bahkan aktivitas sekecil apapun itu, akan memiliki dampak juga bahkan dampak buruk yang sangat kecil. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam bertingkah laku. Pastikan bahwa Anda sudah memikirkannya dengan matang sebelumnya.

Begitu juga saat Anda berhubungan dengan orang lain. Memang, tidak bia dipungkiri bahwa manusia memiliki sifat egoisnya sendiri. Sifat yang tidak mau kalah masih lekat di diri setiap insan manusia. Hal inialah yang membuat seseorang mengingkari kejujuran hati. Banyak yang rela membohongi orang lain, bahkan membohongi dirinya sendiri hanya untuk menutupi kelemahannya. Memang, tidak ada yang tidak menginginkan pujian. Akan tetapi, berbuat curang bukanlah satu-satunya cara yang dapat Anda lakukan untuk memperoleh pujian tersebut. Harus diakui, kebohongan memang akan menyelamatkanmu. Tapi, itu bersifat sementara. Akan banyak hal yang menunggumu merasakan akibat yang akan kamu terima akibat tingkah lakumu itu. Hal ini kerap dikenal dengan hukum tabur tuai. Apa yang kamu tabur, itulah yang akan kamu tuai juga.

Pengertian Hukum Tabur Tuai

Sebenarnya hukum tabur tuai memang sudah layak untuk dirasakan keberadaannya. Bahkan di dalam agama pun, sering diperbincangkan mengenai hal ini. Sebagai contohnya agama Hindu dan Buddha. Di dalam kedua agama ini, para umuat mempercayai bahwa ada kehidupan setelah kematian. Di kehidupan selanjutnya inilah yang sangat dipengaruhi oleh kegiatan yang dilakukan mereka saat ini. Itulah yang menyebabkan mereka berlomba-lomba untuk melakukan sebuah kebaikan. Akan tetapi, hal ini cukup berbeda dengan kepercayaan yang dianggap oleh umat Kristiani. Di dalam kristen, tidak mengenal adanya kehidupan baru atau inkarnasi setelah kematian. Namun, bukan berarti umat kristen mempercayai bahwa tidak ada hukum tabur tuai yang berlaku bagi mereka. Ada.

Hukum tabur tuai juga biasa dikenal di kalangan masyarakat sebagai karma. Karma yang bisa datang kapan saja dia mau. Biasanya karma membuat seseorang belajar untuk lebih berhati-hati dalam bertindak. Apalagi, jika karma telah mengajari seseorang lewat kematian seseorang yang dia sayangi. Selain belajar dari kesalahan yang kita lakukan, kita juga bisa belajar mengenai hukum tabur tuai lewat alam. Alam memang akan selalu berkata jujur tentang apapun itu, termasuk tentang tingkah laku Anda. Pernahkah Anda menanam biji mangga tetapi yang tumbuh malah biji semangka? Itulah salah satu pelajaran yang dapat dipetik dari alam. Apa yang kamu lakukan, itu jugalah yang akan kamu terima. (baca juga: Ekklesia)

Arti Hukum Tabur Tuai Menurut Alkitab

Di kehidupan yang fana ini, kita dapat menggunakan Alkitab sebagai mata angin kita. Banyak orang yang belum mengerti tentang bagaimana seharusnya seorang kristen hidup dan menjalankan hidupnya. Bahkan setelah Tuhan Yesus wafat pun, mereka masih saja tidak bertobat akan perilakunya. Meskipun sudah ada Hukum Taurat yang mengingatkan mereka, masih saja melakukan kesalahan.

Di dalam Alkitab, terdapat berbagai macam kejadian yang dialami oleh Tuhan Yesus sewaktu di dunia, yang dialami para nabi maupun yang dialami oleh orang biasa. Banyak pesan yang terdapat di sana. Salah satunya adalah mengenai hukum tabur tuai. Salah satu contohnya adalah perkataan rasul Paulus di 2 Korintus 9 : 6. Di ayat tersebut dijelaskan bahwa sedikit banyaknya tuaian yang dituai seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak tidaknya yang ditabur oleh seseorang tersebut, sebagai berikut:

  • Pada saat itu, rasul Paulus mencontohkan bagaimana masyarakat Makedomia yang hidup dalam kebaikan. Mereka senantiasa bermurah hati untuk tetap berbagi kepada sesama meskipun kenyataannya mereka sedang hidup dalam kemiskinan dan kekurangan. Rasul Paulus mengingkan hal yang sama untuk dilakukan oleh Jemaat Korintus. (baca juga: Tri Hari Suci )
  • Pekerjaan dalam melayani Tuhan hendaknya tidak dilakukan dengan setengah hati. Ini jugalah yang dapat kita renungkan di dalam kehidupan sehari-hari. (baca juga: Kematian Menurut Kristen)
  • Banyak di antara kita yang masih berpikir panjang untuk memberikan lebih kepada sesama. Sadarkah Anda bahwa apa yang Anda lakukan untuk manusia lainnya sama halnya dengan Anda memberikan ucapan syukur kepada Allah? Memang, untuk hidup di dunia ini, kita membutuhkan dorongan materi. Akan tetapi, bukankah lebih baik untuk memberikan kecukupan juga kepada orang lain?

Rasul Paulus juga mengajarkan mengenai hukum tabur tuai di kitab Galatia yakni Galatia 6 : 7. Pada ayat tersebut Rasul Paulus menyatakan agar kita tidak tersesat. Dia mengungkapkan bahwa Allah tidak bisa dipermainkan. Apa yang kamu lakukan itu jugalah yang akan kamu terima. Hal ini dapat kita saksikan refleksinya sebagai sebuah usaha. Misalkan Anda ingin masuk di Perguruan Tinggi ternama. Akan tetapi, Anda malas-malasan belajar. Bukankah saat itu juga Anda sedang mempermainkan Tuhan? Memang, Anda berdoa setiap hari, bergereja setiap minggu dan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di gereja. Akan tetapi, mengertikah Anda bahwa Tuhan juga mengharapkan usaha dari Anda? Bagaimana mungkin Anda iri terhadap orang lain yang lulus di Perguruan Tinggi ternama tersebut semantara dia memang mati-matian berusaha?  Bukankah tingkah laku juga merupakan wujud dari doa?

Contoh Hukum Tabur Tuai di Kehidupan

Pada ayat tersebut juga diingatkan supaya umat Kristen tidak hidup dengan mengikuti perkataan daging. Manusia akan erat kaitannya dengan keinginan daging. Bukan hanya itu, sadarkah Anda bahwa memanjakan daging juga dapat mengakibatkan dosa? Biasanya banyak orang yang berbuat jahat karena tuntutan daging, hal manusiawi. Contohnya adalah keinginan tidur sepanjang hari. Siapa yang tidak ingin hidup bersantai-santai? Tidur sepanjang hari tanpa dibebani tugas apapun. Akan tetapi, kegiatan demikian tidak layak dilakukan oleh seorang Kristen. Bagaimana mungkin Anda mengorbankan darah dan tubuh Kristus hanyaa untuk bermalas-malasan? Tuhan juga sudah menyiapkan berkat untuk Anda jadi mengapa Anda hanya berdiam diri di kamar saja? Inilah beberapa contoh kehidupan dalam terkena hukum tabur yang harus dituai:

  • Setiap orang juga menginginkan untuk hidup bergelimang harta. Akan tetapi, ada pola pikir yang salah pada beberapa orang mengenai bagaimana caranya supaya memiliki banyak harta. (baca juga: Sejarah Alkitab Indonesia)
  • Sebagian dari mereka menghalalkan segala sesuatu, termasuk korupsi. Korupsi merupakan salah satu hal buruk yang diakibatkan oleh keinginan daging. Uang yang seharusnya menghidupi banyak orang tersebut malah Anda gunakan untuk bersenang-senang, sementara orang lain sedang berada di penghujung hidupnya. Banyak anak yang terancam tidak bersekolah, jalanan rusak dan lain sebagainya.
    Bahkan yang lebih parahnya lagi jika seseorang melakukan tindakan yang menduakan Tuhan, seperti pergi ke dukun. Mendapatkan hasil yang maksimal namun dengan usaha yang minimum adalah keinginan setiap orang. (baca juga: Makna Paskah)
    Di dalam Alkitab juga dengan jelas dikatakan bahwa Tuhan membenci hal tersebut, Anda menduakanNya. Dia mengungkapkan bahwa Dia adalah Allah yang pencemburu.
    Dengan menyembah Allah lain itu berarti Anda meragukan kuasa dan kemampuanNya dalam mencukupi hidup Anda, dalam mengenyangkan roh Anda. (baca juga: Bahasa Roh)

Tuhan memang sangat bermurah hati dalam mengampuni setiap dosa dan kesalahan manusia. Bahkan Ia rela mengorbankan satu-satunya AnakNya ke dunia. Itupun tidak hidup dalam kemewahan melainkan dalam kesederhanaan bahkan penderitaan. Banyak orang yang menyalahartikan anugerah dari Tuhan tersebut. Sesungguhnya tidak ada manusia yang layak di hadapan Allah, semua hanyalah yang dilayakkanNya. Namun, meskipun sudah diampuni, masih saja melakukan kesalahan bahkan kesalahan yang sama. “Tuhan pasti mengerti dan mengampuniku” itulah yang mungkin berada di benak manusia saat mereka mengingat Tuhan ketika melakukan dosa.

Tanggung Jawab Manusia dalam Hukum Tabur Tuai

Karena banyak orang yang berpikir bahwa apa yang dilakukan itu juga yang dihasilkan, banyak orang yang mendadak berlaku kebaikan. Hal tersebut terjadi karena mereka menginginkan berkat dari Allah. Padahal sesungguhnya hal tersebut dilakukan seharusnya atas dasar ucapan terima kasih kepada Allah yang telah memberi. Memang, mungkin saja Anda telah banyak melakukan kebaikan, melakukan pertolongan bagi orang lain. Akan tetapi apakah guna dari semua itu jika Anda mengingkinkan sebuah balasan? Termasuk balasan dari Allah. Perbuatan baikpun tidak bisa langsung dikategorikan sebagai perbuatan benar. Banyak kebaikan dilakukan dengan hal yang salah. Akan tetapi, meskipun banyak sekali kekurangan manusia, dosa, dan kenajisan lainnya, Tuhan masih tetap melayakkan Anda, masih menyayangi Anda dan menginginkan Anda untuk mengikuti roh bukan daging.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed