Dalam kehidupan keluarga yang beragam, tidak sedikit orang tua yang dipanggil untuk mengasuh anak tiri. Situasi ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengasihi tanpa syarat, termasuk kepada anak-anak yang bukan dari darah daging kita sendiri. Renungan Kristen ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya bersikap adil terhadap anak tiri, sebagai wujud nyata dari kasih Kristus dalam keluarga.
Kasih Tanpa Perbedaan
Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri, tanpa membedakan latar belakang, hubungan darah, atau status sosial. Hal ini juga berlaku dalam lingkup keluarga. Seorang anak tiri tetaplah anak yang dipercayakan Tuhan untuk kita pelihara dan bimbing.
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” (Lukas 6:31)
Ketika kita mampu memperlakukan anak tiri dengan keadilan, kita sedang menunjukkan karakter Kristus yang penuh kasih dan belas kasihan.
Keadilan dalam Cinta
Sikap adil bukan berarti memperlakukan semua anak persis sama, tetapi memberikan mereka kasih, perhatian, dan kesempatan yang setara, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Anak tiri seringkali mengalami ketakutan akan penolakan, rasa cemburu, atau merasa kurang berharga. Di sinilah peran orang tua sangat penting untuk:
-
Tidak membeda-bedakan kasih sayang, baik kepada anak kandung maupun anak tiri.
-
Mendengarkan dan memahami perasaan mereka secara pribadi.
-
Memberikan waktu berkualitas untuk membangun hubungan yang sehat.
-
Menguatkan identitas mereka sebagai bagian dari keluarga yang utuh dan diberkati.
Meneladani Hati Bapa Surgawi
Tuhan adalah Bapa yang menerima setiap anak-Nya dengan penuh kasih, tanpa syarat dan tanpa membandingkan satu sama lain. Sebagai orang tua rohani di rumah, kita dipanggil untuk meneladani kasih Bapa yang adil dan penuh belas kasihan.
Bayangkan jika Tuhan memperlakukan kita berdasarkan latar belakang atau sejarah masa lalu kita—tentu kita tidak akan layak. Namun kasih Tuhan melampaui itu semua. Maka, kita pun diminta untuk memperlakukan anak tiri dengan pengampunan, kesabaran, dan cinta sejati, sebagaimana Tuhan telah lebih dulu memperlakukan kita.
Refleksi Pribadi
Renungkan beberapa pertanyaan berikut:
-
Sudahkah saya memperlakukan semua anak saya dengan keadilan yang dipimpin oleh kasih?
-
Apakah saya masih menyimpan luka atau penilaian yang memengaruhi hubungan saya dengan anak tiri?
-
Bagaimana saya dapat membangun kembali relasi yang lebih sehat dan penuh cinta Kristus di dalam keluarga saya?
Melalui doa dan penyerahan, Tuhan akan memberi hikmat untuk menghadapi setiap dinamika keluarga, termasuk dalam membesarkan anak tiri dengan hati yang adil dan penuh belas kasih.
Penutup
Bersikap adil terhadap anak tiri bukan sekadar pilihan, tapi panggilan kasih dari Tuhan. Melalui keadilan yang dibungkus cinta, kita sedang membangun keluarga yang mencerminkan kasih Kristus—keluarga yang saling menerima, menguatkan, dan bertumbuh dalam iman.
Kiranya setiap orang tua diberi kekuatan dan hikmat untuk menjalani peran mulia ini. Karena dalam setiap tindakan kecil penuh kasih, kita sedang menabur benih Kerajaan Allah di dalam rumah tangga kita.










Komentar